Dhelina Puteri N SMA Negeri 9 Yogyakarta
Dhelina Puteri N SMA Negeri 9 Yogyakarta
Raut wajahnya yang selalu terlihat ceria membuat setiap pasang mata menyambutnya dengan senyuman. Deru langkah kakinya menuju ruang kelas semakin menampakkan kewibawaannya. “Pagi anak-anak,” seruan khas terucap dari guru yang satu ini, dengan ekspresi wajah yang tak pernah terlihat gusar. Seketika memecahkan lamunan serta suara riuh kebisingan kelas. “Pagi bu..,” sambut kami dengan gembira. Yah,
memang selalu begini keadaan kelas apabila Bu Atun memasuki kelas dan memulai pelajaran. Murid-murid di kelas senantiasa menyimak dan menperhatikannya. Setiap tutur kata yang beliau ucapkan selalu kami simak dengan seksama.
Pelajaran bahasa Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu mata pelajaran yang cocok digunakan seorang siswa untuk tidur. Tapi, berbeda dengan yang satu ini. Entah karena bawaan dari guru yang mengajar, pelajaran bahasa Indonesia di kelas kami serasa berbeda. Setiap menjelang pelajaran Bu Atun, kami selalu bersemangat. Bahkan siswa yang sering tidur di kelas pun menjadi segar kembali menyambut pelajaran dari Bu Atun.
Antologi Puisi dan Feature
Guru yang akrab dipanggil dengan nama Bu Atun ini me- mang berbeda dengan guru yang lain. Cara mengajar beliau yang santai tetapi serius, membuat setiap siswa enjoy dalam mengikuti- nya. Perempuan yang lahir di Bantul pada tanggal 6 Januari 1965 lalu, sebelumnya tidak pernah bermimpi untuk menjadi guru se- perti saat ini. Keinginannya menjadi guru terlintas ketika beliau masih duduk di bangku SMP, tepatnya pada saat beliau masih mengenyam pendidikan di SMP Tamansiswa. Yap sosok yang menjadi inspirasi beliau adalah salah seorang guru bahasa Indo- nesia, yang kini masih terukir indah di benak bu Atun. Guru ter- sebut sangat cerdas, disiplin, dan juga menyenangkan, sehingga selalu menyita perhatian Bu Atun pada saat itu. Muncullah se- cercah harapan untuk menjadi guru, seperti guru bahasa Indo- nesia beliau. Keinginan tersebut semakin diperkuat saat beliau duduk di bangku SMA Tamansiswa.
Setelah menyelesaikan studinya di salah satu perguruan ting- gi swasta di Yogyakarta, beliau semakin mantap untuk menjadi seorang pejuang tanpa tanda jasa. Akhirnya pada tahun 1989- 2003 beliau menjalani KKN di SMA Tamansiswa. Setelah menye- lesaikan program KKNnya, beliau melanjutkan mengajar di STM Pangudiluhur. Kebetulan kepala STM tersebut adalah ayah dari Bu Atun. Setelah beberapa tahun mengajar di STM Pagudiluhur, timbul di benak Bu Atun untuk menjadi PNS di sekolah negeri. Akhirnya beliau memutuskan mengikuti tes CPNS. Dengan ber- bekal usaha dan doa, cita-cita Bu Atun menjadi guru serta PNS pun terwujud jua. SK pertama beliau mengajar jatuh pada SMAN
1 Yogyakarta. Pada akhir tahun 2009, Bu Atun dipindahtugaskan ke SMA N 9 Yogyakarta sampai saat ini. Perjuangan ibu dari 2 orang anak ini tidaklah semulus yang kita bayangkan. Banyak sekali rintangan yang harus beliau lalui. Salah satunya yang masih terngiang di benak beliau hingga saat ini adalah remehan yang diberikan oleh salah seorang saudara- nya. Tetapi, itu semua tak kunjung membuat Bu Atun putus asa. Itu semua dijadikannya sebagai kobaran semangat untuk terus
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
menggapai impiannya menjadi guru, membuktikan kepada sau- daranya bahwa beliau dapat menjadi guru favorit bagi murid- muridnya kelak.
Sejak saat itulah Bu Atun mempunyai tekad menjadi guru favorit dan memberikan contoh teladan yang baik bagi siswanya. Mulai dari cara berpakaian, tutur kata, sampai dengan cara me- ngajar yang diterapkan oleh beliau. Pengajaran yang santai tetapi tetap serius merupakan hal yang sangat disenangi oleh murid- murid Bu Atun. Penyampaian materi yang begitu jelas dan mudah dimengerti serta sesekali diselingi dengan canda tawa beliau, membuat suasana kelas menjadi hidup. Walaupun begitu, apabila ada siswanya yang kurang memperhatikan atau bahkan mere- mehkan beliau, Bu Atun akan menjadi sosok yang sangat tegas dan menegur siswa tersebut. Hal itulah yang membuat Bu Atun disegani oleh setiap siswa. Soal nilai beliau tidaklah pelit, Bu Atun selalu terbuka soal yang satu ini. Beliau bahkan memberikan ke- sempatan bagi siswanya yang memiliki nilai kurang dari KKM untuk memperbaikinya.
Kini Bu Atun menjadi salah satu guru favorit di sekolah ka- mi. Cita-cita beliau pun perlahan-lahan terwujud. Menjadi se- orang guru yang disenangi murid-muridnya serta menyalurkan ilmu beliau dengan sangat baik. Bu Atun menjadi maestro di SMAN 9 Yogyakarta.
Antologi Puisi dan Feature