Nafi’ Azmina Putri SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Nafi’ Azmina Putri SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Sosok muda bernama Justin Drew Bieber yang lahir pada tanggal 1 Maret 1994 tinggal di kota kecil Kanada yaitu Toronto. Ia tinggal bersama ibunya bernama Pattie Malette. Ayahnya telah meninggalkan mereka berdua karena masalah keluarga. Dan akhirnya ibu Justin memutuskan untuk bercerai. Padahal saat itu umur Justin masih balita. Justin tentu belum mengerti apa yang terjadi saat itu. Status ekonomi keluarga Justin menurun sejak perceraian. Rumah yang biasa, uang yang tipis dan kese- derhanaan kehidupan. Tahun demi tahun diajalani oleh keluarga kecil ini.
Ibunya sering melihat anak lelakinya, memainkan alat-alat rumah tangga untuk bermain musik. Tidak hanya itu. Bahkan Justin hanya asal memukul-mukul kursi kayu. Tetapi menghasil- kan irama musik. Bak seperti pemain perkusi kecil. Saat sedang menonton TV. Ada penyanyi terkenal bernama Chris Brown me- nyanyi di salah satu acara show. Mulut Justin secara tidak sengaja mengocehkan syair lagu yang dinyanyikan penyanyi terkenal itu. Ibunda Pattine terkejut sekaligus senang karena anaknya senang dengan musik.
Justin Bieber mulai beranjak remaja. Ia berumur 10 tahun. Ia mulai mengerti apa yang terjadi dengan keluarganya. Hidup mis- kin di kota kecil Kanada memanglah sulit. Apalagi ibunya sudah tidak bekerja lagi. Ayah yang seharusnya menjadi tulang pung- gung keluarga telah meninggalkan mereka berdua di rumah yang sangat sederhana.
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
Saat bermain bersama teman sebayanya. Teman Justin sangat bersimpati dengan keadaan ekonomi yang dialami Justin. Mereka ingin membantu. Lalu muncul ide dari salah satu temannya. Chaz Somers : “Bagaimana jika kau Justin kalau mengamen di
pinggir jalan bernyanyi dengan memainkan gitar? Justin
: (dengan wajah bingung) “Bagaimana ya? Bisa saja sih. Tetapi aku sedikit ragu.” Chaz Somers : “Ayolah. Demi membantu ibumu” Justin
: “Baiklah. Besok aku akan mencobanya di depan toko kecil itu.”
Esok harinya, Justin sambil membawa gitar besarnya berjalan menuju lokasi untuk mengamen demi membantu sedikit kesu- sahan ibunya. Dia duduk di tangga kecil depan toko. Kemudian mengeluarkan gitar kesayangannya dari wadah yang berwarna hitam. Mulailah Justin menyanyi. Suara merdu yang keluar dari mulut kecilnya mengalun. Merdu. Vibrasi suaranya seperti me- miliki bakat, padahal Justin hanya berlatih otodidak. Tanpa meng- ikuti les. Ternyata respon dari masyarakat sangatlah mengejutkan. Mereka melihat Justin dengan wajah terkesan. Mungkin karena Justin membawakan lagu dengan wajah senang tanpa beban. Uang receh dan kertas dollar dijatuhkan orang-orang kedalam wadah gitar warna hitam yang berada didepan Justin. Banyak orang-orang yang mengelilingi Justin, hanya untuk melihatnya. Bahkan ada orang yang mengambil foto! Sukses. Justin tidak me- ngira akan terjadi seperti ini.
Hari demi hari Justin melakukan hal yang sama. Mengamen didepan toko kecil. Tetap bersama gitar kesayangan. Tidak di- sangka! Ada orang yang mengambil video untuk diabadikan saat Justin menyanyikan salah satu lagu terkenal.
Setelah beberapa tahun. Ibunya mulai menyadari jika anak tunggalnya itu memiliki bakat bermusik. Terutama menyanyi. Pattine menyuruh Justin mengikuti lomba menyanyi di sekolah- nya. Lawannya juga tidak mudah dikalahkan. Perempuan yang berumur di atas Justin adalah lawan di babak terakhir. Suaranya
Antologi Puisi dan Feature
memanglah sangat indah. Namun Justin juga tidak mau kalah. Akhirnya yang menjadi juara pertama adalah perempuan terse- but. Justin tetap mendapatkan ranking kedua. Ibunya sengaja mengambil video saat Justin menyanyi. Karena ada sanak sauda- ranya yang ingin menyaksikan Justin menyanyi tetapi tidak sem- pat datang. Dengan video yang dikirim lewat youtube.
Suatu hari ada seorang produser bernama Scooter Braun me- lihat video Justin menyanyi di perlombaan itu. Scooter Braun ter- tarik dengan anak berusia muda itu. Ia juga melihat video lain Justin yang sedang mengamen. Menurutnya ada bakat mendalam didiri anak itu. Kemudia ia mengomentari video tersebut. Dan akhirnya ia mendapatkan nomor telefon ibu Justin dengan cara bercakap-cakap lewat e-mail.
“Plop” suara telfon ditutup oleh Ibu Pattine. Ia terkejut. Se- orang produser telah menyuruh anaknya datang ke New York untuk bertemu dengan Scooter Braun. Ia mengatidakan jika akan memproduseri anak tunggalnya untuk membuat single lagu. Awalnya ibu Justin ragu. Kemudian akhirnya ibu Justin setuju.
Mulailah karir Justin Bieber dari sebuah video yang diung- gah di youtube. Kemudian memiliki single yang bejudul One Time. Dan memiliki jutaan fans, rata-rata remaja perempuan. Justin seka- rang berumur 17 tahun. Ia merasa bangga pada dirinya. Dan sangat berterimakasih kepada ibunya yang telah mengunggah video ke youtube. Ini semua sangat tidak terduga. Keadaan ekonominya sekarang jauh dari masa kecilnya. Justin sudah menjadi remaja yang kaya raya. Sekali manggung saja sudah berjuta-juta dollar. Justin juga sangat bersyukur kepada Tuhan. Ia sangat menghormati dan menyayangi fansnya. Karena tanpa fans mungkin tidak mung- kin Justin akan terkenal seperti sekarang.
Ada peribahasa yang sering diucapkan Justin Drew Bieber. Yaitu “Never Say Never” yang artinya tidak ada yang tidak mung- kin terjadi. Karena menurut pengalaman Justin, hanya dari me- ngamen bisa bernyanyi di panggung besar Hollywood adalah hal yang tidak disangka olehnya.
Mata Kata Mata Baca Mata Hati