Nur Fatimah Ramadhani SMA Negeri 4 Yogyakarta
Nur Fatimah Ramadhani SMA Negeri 4 Yogyakarta
Sebut saja Bu Endang, sosok seorang guru yang sederhana namun begitu luar biasa. Beliau adalah guru Bahasa Indonesia yang telah membuat pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi me- narik, menyenangkan dan tidak membosankan. Ibu Endang yang memiliki nama lengkap Dra. C. Endang Purwantiningsih lahir di Wonogiri, tanggal 4 Oktober 1963. Beliau mempunyai beberapa saudara serta hidup di keluarga yang sederhana. Namun, sema- ngatnya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya dan menge- jar cita-citanya tak pernah sedikit pun pudar.
Menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SDK Pendowo, melanjutkan pendidikan di SMPK Pendowo di kota Magelang. Setelah tiga tahun menamatkan penidikan di Sekolah Menengah Pertama kemudian melanjutkan ke SMAN II Magelang. Tak ber- henti sampai di situ, Bu Endang melanjutkan studinya di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra IKIP Sanata Dharma dengan beasis- wa penuh selama 4 tahun, beliau menamatkan studinya pada tahun 1987.
Selanjutnya Bu Endang mengajar di SMP Bunda Wacana di Magelang sebagai guru bahasa Indonesia mulai tahun 1987 sam- pai tahun1991. Kemudian pindah tugas di SMAN I Wonosari (1991-1997). Hingga akhirnya beliau ditugaskan di SMA N 4 Yog- yakarta sampai sekarang. Perjalanan untuk menjadi seorang guru bahasa Indonesia tak semudah membalikkan telapak tangan, ter- utama saat beliau memperjuangkan untuk menjadi CPNS. Begitu
Antologi Puisi dan Feature
banyak rintangan yang harus beliau hadapi, salah satunya ketika harus mengikuti tes CPNS untuk kedua kalinya karena beliau salah masuk ruangan. Beliau harus mengikuti tes CPNS di SMEA
2 Tempel, sedangkan beliau tinggal di Magelang. Tak hanya itu, saat pemberitahuan lolos masuk ke seleksi tahap selanjutnya dan diangkat menjadi CPNS pun beliau tidak tahu karena surat pemberitahuannya tidak pernah sampai hingga saat ini.
Namun tak sedikit pun beliau mengeluh apalagi menyerah. Beliau tetap mengikuti tes betapapun jauhnya jarak yang harus ditempuh, hanya menggunakan angkutan umum kesana-kemari. Begitu pula saat pengangkatan menjadi CPNS, beliau juga belum memegang ijazah, Bu Endang berjuang keras melewati banyak prosedur yang melelahkan untuk mendapatkan ijazahnya. Semua dilakoni dengan berpegang teguh pada motto hidupnya, “Sema- ngat dan kerja keras akan menghasilkan mukjizat,” dan mukjizat itu benar-benar menghampiri Bu Endang.
Begitu banyak siswa dan guru yang mengagumi sosok Bu Endang karena ia sangat kreatif dalam mengajar, memiliki dedi- kasi yang kuat untuk dunia pendidikan, terutama kepada SMAN
4 Yogyakarta tempat beliau mengajar saat ini. Dalam menyampai- kan materi, beliau selalu bersemangat dan bersuara lantang dan keras. Itulah yang membuat kami, para siswa menjadi terpompa dalam belajar bahasa Indonesia. Dengan suara khasnya, beliau mampu menyihir kami menjadi untuk tertarik dan enjoy dalam mempelajari bahasa Indonesia. Tak ada keinginan sedikit pun kami mau melewatkan pelajaran Bu Endang.
Dalam menyampaikan materi, beliau sangat inovatif dan kreatif, misalnya saja kami diwajibkan membuat esai mengenai tema tertentu, kemudian esai yang mendapat nilai baik disertakan mengikuti lomba. Jadi seperti kalimat yang sering beliau ucapkan: “Sambil menyelam minum air”. Dan hasilnya, sekolah kami selalu mendapat juara dalam berbagai perlombaan tulis-menulis esai, artikel, cerpen, maupun puisi.
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
Dalam menyampaikan materi Bu Endang selalu mempunyai metode baru, seperti menyampaikan dengan media ajar power point , menampilkan contoh karya orang lain yang mendapat peng- hargaan, dan sebagainya. Suatu saat kami diajak belajar di Perpus- takaan atau di kelas lain untuk mempraktekkan bagaimana berpi- dato, presentasi, atau berkunjung ke museum. Kami sangat ter- bantu dengan cara mengajar yang menyenangkan, tidak merasa kesulitan dalam memahami bahasa Indonesia yang kata orang gampang-gampang susah. Kondisi itu tercipta karena kami diajak langsung praktek membuat karya tulis maupun karya sastra, tidak hanya sekedar teori saja. Hal ini pun sangat membantu kami da- lam mengaplikasikan ilmu yang kami dapat. Kami menjadi lebih pandai dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kepribadian beliau yang sangat ramah dan lembut membuat kami tak pernah sungkan bertanya mengenai materi apapun yang belum kami pahami. Beliau selalu berpesan agar kami selalu ber- semangat dan bekerja keras karena hal tersebut akan menghasil- kan mukjizat yang luar biasa. Dahulu beliau pernah divonis mengidap suatu penyakit dan usianya hanya sampai 4 tahun lagi. Namun, hingga saat ini beliau tetap sehat dan segar bugar karena selalu semangat dan bekerja keras, sehingga ada mukjizat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saat ini Bu Endang juga aktif di KOMSAS sebagai ketua dan menjabat sekretaris Kelompok Tari Tidan di Magelang. Hobi beliau membaca, khususnya karya sastra. Sekarang beliau tinggal di Jalan Beringin 2, Gang Jembangan 2 No.36 RT 4/RW 9 Tidar, Krajan, Magelang. Setiap hari beliau ke SMAN 4 dengan meng- gunakan angkutan kota. Beliau hidup bersama suaminya dan keti-
ga anaknya. Sosok Bu Endang yang sangat sederhana dan selalu bersemangat membuat beliau sangat dibutuhkan di setiap acara sekolah. Beliau selalu berhasil membawa tim lomba SMAN 4 me- raih kejuaraan dari tingkat kota hingga nasional. Jadi, Bu Endang memang bukan Guru sembarangan.
Antologi Puisi dan Feature