Anggit Nursasmito SMA Negeri 2 Yogyakarta
Anggit Nursasmito SMA Negeri 2 Yogyakarta
“Senang bertemu dengan orang banyak dengan berbagai karakter adalah salah satu alasan menjadi seorang guru.”
Itulah ungkapan Noer Indahyati guru mata pelajaran bahasa Inggris SMAN 2 Yog-
yakarta yang akrab disapa Ma’am Indah oleh murid-muridnya. Benar saja, hampir se- mua siswa yang diampunya merasa senang dan nyaman ketika beliau memasuki ruang kelas, selalu ada yang baru dengan metode yang beliau gunakan dalam menyampaikan materi. Baginya mengajar itu menyampai- kan ilmu agar dimengerti dan nantinya da- pat bermanfaat untuk siswa, tentunya harus
menyesuaikan dengan kepribadian anak. “Nggak mudah jadi gu- ru, karena kita menghadapi banyak anak dengan berbagai latar belakang, jadi kita harus tahu watak mereka, keseharian mereka dan apa yang mereka inginkan. Hal seperti itu perlu dilakukan agar materi yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik,” tutur Ma’am Indah.
Bu Guru yang tinggal di Modalan, Banguntapan, Bantul ini tak hanya mengajarkan materi-materi yang ada di buku. Kerap kali ketika mengajar, beliau memberikan nasihat-nasihat dan mo- tivasi kepada murid-muridnya. Beliau menjadi pendengar yang
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
baik saat murid-muridnya mempunyai keluhan mengenai pela- jaran yang diampunya atau mengenai kegiatan kesiswaan di seko- lah.
“Jangan terlalu kaku saat mengajar, menyesuaikan dengan keadaan anak,” kata beliau. Pendapatnya terbukti benar, selama beliau menjadi guru, belum pernah mempunyai masalah dengan anak didiknya, dan yang terjadi adalah sebaliknya, hubungan beliau dengan murid-muridnya sangat dekat, kedekatan itu se- perti seorang ibu dengan anaknya sendiri.
Banyak ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini, namun beliau memilih bahasa Inggris untuk diberikan kepada murid- muridnya karena bahasa Inggris merupakan bahasa yang luas, bahasa internasional. Buku-buku ilmu pengetahuan banyak yang menggunakan bahasa Inggris, dalam hal IT bahasa Inggris juga digunakan. “Kita akan semakin pede jika ke luar negeri, berbicara dengan orang-orang pintar, dan kita tahu semua orang mengenal bahasa Inggris,” ujarnya di suatu kesempatan.
Sebagian besar siswa sekolah beranggapan bahwa bahasa Inggris itu sulit, namun tidak jika dibimbing oleh guru yang satu ini. Ia merasa puas saat murid-muridnya dapat mengapresiasi pelajaran yang diberikannya. Parameter untuk mengukur sejauh mana bentuk apresiasi murid-muridnya adalah saat anak sudah produktif, mampu mengembangkan materi yang beliau sampai- kan. “Jika anak sudah produktif, saya hanya memberi materi sedi- kit namun mereka dapat mengembangkan, misalnya saat materi expression , saya sangat senang saat melihat anak-anak bisa me- meragakan ekspresi tersebut,” tambahnya.
Ma’am Indah lahir di Cilacap, 27 Desember 1970. Beliau mempunyai hobi mendesain, menyanyi, dan yang dapat dicontoh adalah kegemarannya untuk berteman atau memperbanyak relasi. Menurutnya, dengan banyak kenalan, banyak teman, akan sangat membantu dalam menjalani hidup ini. Misalnya saat kita sedang membutuhkan bantuan, maka teman-teman kita akan membantu
Antologi Puisi dan Feature
kita, “Pokoknya enaklah kalau punya banyak teman,” jelas beliau sambil tertawa kecil.
Guru yang selalu ramah dan murah senyum ini mempunyai cita-cita yang menurut sebagian orang biasa saja namun mempu- nyai arti yang sungguh luar biasa. Sebagai seorang guru, beliau mempunyai cita-cita dapat membuat murid-muridnya sukses, se- dangkan sebagai seorang ibu rumah tangga beliau mempunyai cita-cita menjadi ibu yang baik untuk anak-anak dan menjadi istri yang baik untuk suaminya.
Noer Indahyati kecil awalnya ingin menjadi pegawai negeri dan pengusaha, namun orang tuanya menginginkan beliau men- jadi guru. Akhirnya Ma’am Indah tertarik dengan bahasa Inggris dan mendalaminya di bangku perkuliahan. “Saya dulu nggak bisa bahasa Inggris tapi suka, jadi saya tertarik pada pelajaran ini,” ungkap Ma’am Indah. Ketertarikannya itu membuat beliau ber- usaha keras agar menguasai pelajaran bahasa Inggris, baik dengan belajar sendiri maupun mengikuti les. “Saya sampai mimpi ber- temu dan ngobrol dengan turis,” papar Ma’am Indah. Semangat untuk mencari ilmu terus beliau pertahankan hingga kini, beliau tak pernah letih belajar, bahkan sebelum tidur beliau sempatkan untuk membaca.
Perjalanan menggapai cita-cita tak semudah yang terucap. Ma’am Indah sempat bimbang dengan pilihannya menjadi guru, karena pada saat itu menjadi guru hanya mendapat bayaran yang tak seberapa. Namun akhirnya, beliau tetap pada pendiriannya dengan prinsip “Jadi guru jangan komersial tetapi niatkan untuk ibadah....,” ungkapnya.
Sebelum diangkat menjadi PNS, beliau sempat merasakan menjadi guru honorer dengan bayaran Rp 48.000. Kenyataan itu membuatnya kembali gundah. “Ada orang bilang kalau ingin ka- ya jangan jadi guru, tetapi saya berpikir aku pengen kaya tapi jadi guru,” jelas Ma’am Indah. Hal itu rupanya membuatnya berse- mangat untuk berbisnis. Kemudian beliau mulai merintis usaha batik yang diberi nama Ngayomi Production dan saat ini berkem-
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
bang pesat, hasil produknya dipasarkan di banyak tempat, antara lain Mirota Batik, Pasar Beringharjo, Malioboro, dan banyak lagi.
Beliau sempat berandai-andai jika sampai tahun 2009 belum menjadi PNS makan beliau akan keluar dari profesi guru dan akan fokus pada bisnisnya. Namun Tuhan memberikan jalan lain, pada tahun 2006 beliau diangkat menjadi PNS dan bisnis yang beliau rintis sudah dijalankan orang lain. Kepercayaannya terha- dap karyawan sangat tinggi karena beliau membangun rasa keke- luargaan dengan karyawannya. Kini beliau dapat mengajar dan bisnis tetap berjalan.
Sosok Noer Indahyati menginspirasi remaja dalam berbagai hal, perjuangannya hingga beliau mendapatkan apa yang diingin- kan menunjukkan bahwa keberhasilan itu tak akan didapat oleh orang-orang yang tak pernah melakukan tindakan, “Orang hidup harus kreatif!” papar beliau. Mempunyai banyak teman itu sangat menyenangkan dan dapat bermanfaat bagi kita, namun agar mempunyai banyak teman, kita harus diterima di wilayah itu, caranya adalah dengan memahami karakter masing-masing orang. Beliau berpesan untuk pemuda-pemudi Indonesia saat ini, “Berkaryalah seluas-luasnya! jangan anggap kita sudah bisa be- kerja jika kita belum bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain, hidup jangan egois.”
Antologi Puisi dan Feature