Steven Anthony Suwanto SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
Steven Anthony Suwanto SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
Tidak ada yang pernah menyangka bahwa saat-saat itu akan datang. Saat di mana setiap manusia akan mengalami- nya. Kematian. Dan, hal itu pula yang me- nimpa pembalap MotoGP asal Italia, Mar- co Simoncelli. Pembalap yang lahir di Cattolica, sebuah kota kecil di propinsi Rimini, dekat Laut Adriatik 24 tahun si- lam itu meninggal dunia setelah meng- hembuskan nafas terakhirnya di rumah
sakit di Sepang, Malaysia. Pembalap yang dikenal dengan tatanan rambut ala mi keriting tersebut meninggal
Marco Simoncelli
setelah mengalami kecelakaan maut dalam balapan MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia Minggu, 23 Oktober 2011. Dalam ba- lapan yang berlangsung selama 20 lap itu, awalnya Simoncelli berusaha menyalip Alvaro Bautista dalam perebutan posisi ke- empat di putaran kedua. Namun, tiba-tiba motor Simoncelli oleng dan tergelincir, kemudian berbelok ke arah kanan dan bertabrakan dengan pembalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards dan pembalap Ducati, Valentino Rossi. Motor Edwards melindas kepala Simon- celli menyebabkan helmnya pecah, sedangkan Rossi sempat me- nabrak motor Simoncelli. Simoncelli langsung terkapar tidak ber- daya di lintasan, Edwards terjungkal dari motor dan mengalami
Antologi Puisi dan Feature
dislokasi bahu, sementara Rossi walau sempat terjatuh, namun masih dapat bangkit dan melanjutkan balapan. Tim medis setem- pat berusaha menyelamatkan nyawa Simoncelli dengan menan- dunya ke ambulan, tapi Simoncelli sempat terjatuh dari tandu. Tidak berapa lama, tim medis segera melarikan Simoncelli ke ru- mah sakit terdekat, tapi, naas, nyawa Simoncelli tidak tertolong.
Marco Simoncelli mengaku berterima kasih kepada kedua orang tuanya, terutama sang ayah, Paul Simoncelli, seorang man- tan pembalap juga yang berjuang keras dan berkorban banyak agar dirinya bisa menjadi pembalap profesional. Marco telah me- ngenal dunia balap sejak usia 9 tahun ketika mengikuti Italian Minimoto Championship pada tahun 1996. Setelah empat tahun menguasai kelas minimoto, Simoncelli berhasil menjuarai Honda Trophy di tahun 2001. Setahun kemudian, Super Sic, julukan yang diberikan pada Simoncelli karena kehebatan dan kenekatan Si- moncelli dalam membalap, serta Sic yang adalah inisial nama Si- moncelli di MotoGP acapkali ia berlaga, meraih titel 125cc tingkat Eropa. Lantas, ia naik kelas ke level dunia pada tahun yang sama. Di GP 125cc, dia memperkuat tim Aprilia selama empat tahun dan mencapai prestasi tertinggi pada tahun 2005 dengan finis di posisi ke-5, untuk kemudian melangkah naik menuju kelas 250cc. Bersama tim Metis Gilera, ia berhasil menjadi juara dunia di tahun 2008. Dan, pada 2010, Simoncelli pindah ke MotoGP untuk mem- bela tim satelit Honda, Honda Gresini, yang didukung oleh pro- dusen makanan siap saji asal Italia, San Carlo. Fausto Gresini, si pemilik tim mengaku telah mengincar Simoncelli saat ia juara 250cc tahun 2008. Marco dianggap memiliki determinasi, karakter, dan spirit yang tinggi sebagai seorang pembalap. Dan, perjuang- annya tidaklah sia-sia. Setelah tahun pertamanya yang kurang beruntung, karena hanya finis di posisi kedelapan dan kalah dari Ben Spies, pembalap AS dari tim Yamaha Tech 3 (kini membela tim Fiat Yamaha) dalam meraih penghargaan Rookie of The Year 2010, ia berhasil membawa Honda Gresini merengkuh podium
Mata Kata Mata Baca Mata Hati
ketiga di Sirkuit Brno, Ceska, Agustus lalu dan runner-up GP Aus- tralia di Sirkuit Philip Island, 16 Oktober. Simoncelli adalah bintang terang di MotoGP tahun ini. Ironisnya, ketika sinar Super Sic se- dang bersinar dan prestasi yang tengah memucak, dunia harus menerima kenyataan pahit bahwa salah satu anak emas MotoGP tahun ini, meregang nyawa di sirkuit yang juga menahbiskan ma- sa-masa indah sang pembalap ketika menyabet titel juara dunia 250cc di tahun 2008, di tikungan yang sama; tikungan 11.
Berpulangnya Marco Simoncelli memang mengejutkan banyak pihak, tidak terkecuali para pembalap MotoGP. Casey Stoner, juara MotoGP 2011 ikut berduka atas kematian Simoncelli.
“Saya sangat terkejut terhadap apa yang terjadi pada Marco. Saya hanya bisa mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga besar Marco. Semoga mereka bisa tabah”, begitulah ungkapan Stoner sesaat setelah kecelakaan.
Andrea Dovizioso, pembalap Repsol Honda asal Italia, pun mengungkapkan kesedihan yang mendalam pasca-kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya. “Saya terkejut mendengar kabar tersebut. Suasana di paddock hening dan mencekam. Kata- kata tidak lagi menjadi penting. Kami sering berlomba bersama sejak kecil”, ungkap Dovi, sapaan akrab Dovizioso.
“Ti ricorderò sempre e perdonami per aver discusso con te” (I will always remember you and forgive me for having a debate with you) . Demikian sepintas ucapan belasungkawa Jorge Lorenzo, pemba- lap Fiat Yamaha asal Spanyol yang hadir dalam upacara pema- kaman Simoncelli di Coriano, Italia, 400 km dari ibukota Italia, Roma. Valentino Rossi mungkin menjadi pembalap yang paling merasakan kesedihan atas tragedi yang menimpa sahabatnya ter- sebut. Ia tidak kuasa menahan kepedihan akibat tewasnya Super Sic . Ia pun ikut mengantarkan jenazah Simoncelli hingga ke tem- pat peristirahatan terakhirnya. Hampir sepanjang prosesi pema- kaman berlangsung, wajah Rossi tampak muram dam murung. Kematian Simoncelli menambah panjang daftar pembalap Mo-
Antologi Puisi dan Feature
toGP yang tewas dalam balapan. Marco Simoncelli menjadi pem- balap kedua setelah Daijiro Kato, yang tewas di MotoGP dalam
10 tahun terakhir.
Mata Kata Mata Baca Mata Hati