Sri Harjanto Sahid

Sri Harjanto Sahid

Buku yang baik adalah jendela dunia. Buku bermutu adalah gudang harta karun yang tak ternilai. Tak ada orang hebat di bi- dang apa pun di dunia ini yang tidak diperintah oleh buku-buku bermutu. Menyerap pengetahuan dari buku sama artinya dengan menimbun investasi untuk membangun masa depan, berarti memperkaya dan memperkuat kerajaan pikiran, sekaligus meluaskan dan memenuhkan gudang kerajaan sunyi kalbu de- ngan mutiara-mutiara kebijaksanaan hidup. Nah, kalau sudah begitu, bukankah tidak ada alasan lagi untuk tidak gemar mem- baca buku?

Ya, tapi buku yang buruk hanya akan memperkeruh otak. Membuat pikiran miring atau melenceng dalam ketidakseim- bangan. Buku porno jelas merusak moral. Buku dengan ajaran sesat pasti menggelapkan semua jalan hidup. Buku yang berisi kalimat-kalimat gemerlapan tapi hampa muatan maknanya sudah pasti tak ada artinya bagi pendidikan kepribadian. Buku mewah dan indah tapi dangkal akan tinjauan pemikiran hanya bisa mem- buai lantas menidurkan kecerdasan dan kreativitas. Pendeknya, buku tak bermutu lebih baik dibuang ke tong sampah. Nekat membacanya hanya memboroskan energi. Mungkin terhibur tapi lantas rohani tertidur.

Tak semua buku layak dibaca. Pembaca yang cerdas akan selektif memilih mana yang perlu dibaca dan mana yang tidak. Sebelum membaca dia akan mencari informasi tentang buku-

Antologi Puisi dan Feature

buku bermutu terlebih dahulu, bisa dari bacaan panduan atau dari orang yang telah berpengalaman dalam membaca. Tidak membaca asal membaca. Tidak asal banyak membaca tapi tak peduli mutu buku. Jika asal banyak baca saja tapi mengabaikan soal mutunya, sudah pasti umur akan habis sementara yang di- serap sangat terbatas. Lebih baik membaca satu buku berkualitas emas murni dari pada seribu buku berkualitas sampah. Lebih baik lagi, tentu saja, jika bisa membaca ribuan buku yang semua- nya berkualitas emas murni. Jadi, kita perlu memiliki selera yang baik dan tinggi dalam memilih bacaan supaya umur tidak meng- uap sia-sia.

Buku yang bagus sudah pasti mampu memberi pencerahan pada pembacanya. Menggelontorkan inspirasi. Menyuburkan ra- sa senang, bahagia. Menaburkan keindahan dan kebijaksanaan. Dan yang terpenting, mampu mendorong lahirnya tindakan nyata yang memajukan peradaban. Oleh karena itu, sebagus-bagusnya membaca adalah membaca buku bagus!!!

Demikian pula dalam membaca buku karya sastra, prosa ataupun puisi. Buku-buku yang jelas-jelas bagus mutunya sangat perlu diprioritaskan. Misalnya karya dari para pengarang yang telah diakui kebesarannya atau dari peraih hadiah Nobel Sastra, Pulitzer dan lainnya, atau pemenang sayembara. Dalam hal ini, kita tak usah repot-repot memilih sendiri tapi sudah dipilihkan oleh para pakar yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Yah, tentu saja tak bisa diremehkan karya dari pengarang antah ber- antah, tak ternama, tapi ternyata kualitasnya luar biasa hebat.

Membaca sebuah kumpulan puisi bagus, misalnya karya Rendra atau Chairil Anwar pasti akan lebih memberi pengaruh dibandingkan membaca ratusan puisi kacangan yang tersebar di berbagai koran/majalah hiburan. Kepekaan puitik seseorang akan lebih cepat terbentuk jika berulang-ulang membaca kumpulan puisi para maestro seperti Sutardji Chalzoum Bachri, Taufik Is- mail, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohammad, Joko Pi- nurbo, Sitok Srengenge, Dorothea Rosa Herlyani, Octavio Pass,

Mata Kata Mata Baca Mata Hati

Pablo Neruda, dan Joseph Brotsky. Kepekaan puitik yang didapat dari pengalaman membaca ini akan sangat berguna bagi orang yang lantas gemar menulis puisi. Apa yang diserap sudah pasti menentukan sebuah ekspresi seseorang.

Pembaca yang berselera sangat memungkinkan lahirnya penulis yang berselera pula. Masyarakat yang memiliki tradisi membaca buku-buku bagus boleh dijamin akan memiliki tradisi berpikir dan berekspresi yang artistik dan beretika. Banjirilah seluruh negeri dengan penerbitan buku-buku berkualitas hebat maka boleh jadi kebesaran bangsa cepat tercapai.

Kegemaran membaca merupakan dasar bagi kegemaran menulis. Penulis hebat biasanya adalah pembaca dahsyat. Ia akan lebih banyak membaca dibandingkan menulis. Dengan begitu apa yang ditulis akan merupakan letupan dari gudang pengetahuan- nya yang telah penuh sesak.

Menulis memang merupakan keahlian tersendiri. Perlu dila- tih terus-menerus. Dengan berbagai cara dan situasi. Begitu pula dalam menulis puisi, butuh waktu panjang untuk menjadi se- orang ahli. Sabar menjalani proses, tak henti-henti menulis. Ya, menulis menulis menulis menulis menulis! Praktik!! Bukan ber- khayal atau sibuk memikirkannya melulu. Menulis itu perjalanan pengalaman, bukan penguasaan teori-teori. Praktik! Praktik!! Praktik!!! Sabar seperti rajawali. Hanya dengan kesabarannya, rajawali berhasil menerkam mangsanya.

Kalau kemampuan menulis terus diolah maka secara perla- han akan didapat kemampuan menakhlukkan kata. Kepekaan berbahasa dan pengendalian bahasa akan digenggam pula. De- mikian pula pemahaman tentang pencitraan, simbolisasi, penda- yagunaan rima, irama, musikalitas, prinsip ekonomi kata, daya pukau kalimat yang bertenaga, daya ganggu sebuah ide dan lain- nya. Dan yang terpenting kesigapan menyergap inspirasi yang berkelebat bagai kilat untuk diformulasikan ke dalam kalimat. Tentu saja berbagai teori tentang tulis menulis pasti mematangkan pengembaraan kreativitas seorang penulis. Lebih dari segalanya

Antologi Puisi dan Feature

adalah bertindak. Begitu pikiran bergerak, tangan langsung ber- tindak.

Mau jadi penyair? Tulislah puisi setiap hari. Menulislah. Me- nulislah. Menulislah. Menulislah. Menulislah. Menulislah. Menu- lislah. Bahkan ketika saya kebingungan mau menulis puisi, tak ada ide tak ada inspirasi, tetap saja saya terus nekat menulis:

PUISI Sebuah puisi menjerit-jerit ketakutan Kutanya, “Kenapa?” Dijawab, “Aku tak mau kau tuliskan!”

Yogyakarta, 29 Oktober 2011

Mata Kata Mata Baca Mata Hati

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS KOMPONEN MAKNA KATA YANG BERMAKNA DASAR MEMUKUL DALAM BAHASA MADURA DIALEK PAMEKASAN

28 440 50

“PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS JUS JERUK MANIS (Citrus sinensis) TERHADAP KADAR GSH (Glutation sulfhidril) HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK”

1 35 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

Matematika Kelas 6 Lusia Tri Astuti P Sunardi 2009

13 252 156

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89