TANDA KEBODOHAN DAN KEDUNGUAN MANUSIA

26. TANDA KEBODOHAN DAN KEDUNGUAN MANUSIA

Menunda amal kebaikan karena menunggu saat yang tepat adalah merupakan tanda dari kebodohan diri

Petuah Ibnu Atha di atas membangunkan manusia dari tidur panjangnya yang sering terbuai dalam pesonan samudera kelalaian , menunda perbuatan baik adalah pekerjaan yang sering dilakukan manusia. Dan petuah ini menjelaskan paparan kebodohan dan kedunguan yang di sebabkan lantaran kelalaian, mereka yang selalu diperdaya buih kelalaian tidak mampu memandang bahwa setiap saat pintu rahmat terbuka dan Allah swt selamanya memperhatikan makhluk-Nya dalam setiap detik, dalam setiap pergeseran waktu adalah peluang dan kesempatan, tidak ada kesempatan emas kecuali saat setiap manusia berada di dalamnya.

Kelalaian merupakan buah dari panjang angan-angan dan khayalan, sementara panjang angan- angan merupakan hasil dari hati yang kurang mengingat akan kematian, tidak ingat akan mati merupakan sisi mata uang yang lain dari mencintai dunia. Kedua perbuatan ini takut mati dan cinta dunia merupakan pekerjaan yang sangat dikhawatirkan Rasulullah saw akan dilakukan oleh umatnya. Sementara obat sebagai usaha penawar untuk menghadapi kalalaian adalah seseorang harus sering mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian, seseorang tidak akan mengabaikan kesempatan untuk melakukan peribadahan kepada Allah swt.

Sebagaimana ada pepatah dalam agama

Berbuatlah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya dan berbuatlah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari.

Pepatah di atas banyak orang yang keliru mema‟nainya dan dijadikan dasar untuk mencari dunia sampai lupa waktu, padahal pemahaman seperti itu adalah salah. Sebenarnya makna yang terkandung adalah berbuat untuk duniamu seakan akan hidup selamanya berarti bahwa untuk dunia tidak perlu disegerakan mengingat akan hidup selamanya, esok atau lusa masih ada waktu, sehingga pepatah ini mengajarkan kepada manusia agara beramal untuk dunia tidak terlalu terburu-buru dan masih bisa ditangguhkan, Adapun dengan akhirat berbuatlah seolah akan mati esok hari berarti bersegeralah untuk urusan akhiratmu.

Pepatah di atas senada dengan petuah ibnu Atha‟ mengajarkan kepada manusia agar segala amal ibadah seyogyanya dilakukan dengan segara jangan ditangguhkan, secara spesifik makna

petuah di atas membimbing dan mengajarkan seseorang pada jalan kerohanian, amal yang ditekankan adalah amal yang berkaitan dengan pembentukan rohani. Dan menganjurkan untuk segera melakukan amal-amal yang dapat menunjang dalam penempaan hati serta mempersiapkan untuk menyongsong kedatangan hal-hal dan selanjutnya maqam-maqam, amal peribadahan seperti petuah di atas membimbing dan mengajarkan seseorang pada jalan kerohanian, amal yang ditekankan adalah amal yang berkaitan dengan pembentukan rohani. Dan menganjurkan untuk segera melakukan amal-amal yang dapat menunjang dalam penempaan hati serta mempersiapkan untuk menyongsong kedatangan hal-hal dan selanjutnya maqam-maqam, amal peribadahan seperti

Apabila menjalani proses latihan kerohanian dalam disiplin thariqah seyogyanya kehidupan selalu dipenuhi suasana peribadahan seperti shalat, puasa, dzikir serta amaliah-amaliah yang lainnya baik bersifat vertical (hubungan langsung dengan Allah) maupun kharizontal (dengan sesama makhluk). Seluruh amaliah yang dilakukan bukanlah untuk mengharap surga atau kemasyhuran dalam dunia serta ingin lepas dari himpitan taqdir yang tidak menyenangkan hati, tetapi hanyalah menuju keridhaan Ilahi serta sebagai proses pendekatan diri kepada-Nya. Amalan seperti ini yang dijadikan Allah sebagai wahana untuk membuka hati dan berpeluang untuk mengalami hal-hal yang dapat menghantarkannya menuju gerbang makrifatullah.

Barangsiapa yang benar-benar mengharap keridhaan Allah dan berhasrat menghampiri dan mengenal-Nya maka jangan menangguhkan sampai hari esok atau mencari waktu yang tepat, jangan sampai urusan duniawi menjadi alasan untuk menunda perbuatan yang mengarah pada mencari ridha Ilahi. Teguhkanlah tekad, kuatkan niat segeralah masuk dalam golongan orang aneh yaitu barisan ahlullah yang beramal dan beribadah hanya semata karena Allah dan melaksanakan ritual ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, benamkan diri dalam samudera kepasrahan dan penyerahan serta menarilah dalam buaian Ilahi semata tidak ada sedikitpun suasana selain Allah serta mengikuti alur nyanyian merdu yang dinyanyikan oleh Rasulullah saw dengan syahdunya.

Perlu dikemukakan disini bahwa berthariqah bukanlah jalan satu-satunya menuju Allah swt, adapun tujuan utama dala berthariqah adalah untuk melatih dan membentuk hati agar mendapat ikhlas dan penyerahan yang paripurna kepada Allah swt, ikhlas dan penyerahan dapat pula diraih dengan jalan lain atau tidak berthariqah, namun tanpa penempaan dan latihan sulit untuk membentuk hati. Namun berhati-hatilah apabila hendak masuk dalam pangkuan thariqah.

Imam Al-Junaid berkata :

Seluruh thariqah itu tertutup kecuali bagi orang yang mengikuti sunnah Rasulullah saw

Menurut Imam Abu Hasan Al-Warraqi

Tidak sampai seorang hamba kepada Allah swt kecuali dengan kehendak Allah sendiri dan sesuai dengan syariat kekasih-Nya yaitu Nabi Muhammad saw, ciri mencintai Allah swt adalah mengikuti kekasih-Nya Nabi Muhammad saw.

Menurut Imam Fudlail bin „Iyad

Bahwasannya amal apabila keberadaan amal tersebut ikhlas dan tidak shawab maka amal tersebut tidak diterima, apabila amal tersebut shawab dan tidak ikhlas, maka amal tersebut tidak diterima, ikhlas adalah amal tersebut dilakukan karena Allah swt dan shawab amal tersebut dilakukan sesuai dengan tuntunan Al- Qur‟an dan As-Sunnah.