MAKNA DOA

6. MAKNA DOA

Janganlah keterlambatan masa pemberian Tuhan kepadamu, sementara engkau bersungguh- sungguh dalam berdoa menyebabkan putus harapan, sebab Allah telah menjamin menerima seluruh doa sesuai dengan yang Ia kehendaki untukmu bukan menurut kehendakmu dan pada masa yang ditentukan-Nya bukan menurut waktu yang kamu tentukan

Jika anak manusia berkeinginan akan sesuatu sudah dapat dipastikan mereka akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mandapatkannya, tidak mampu sendiri maka meminta orang lain untuk membantunya agar keinginan tersebut dapat tercapai, apabila setelah berbagai usaha dilakukan namun tetap belum meraih keinginan tersebut maka mereka lari kepada Allah dengan penuh harap, mereka bersujud, menengadahkan kedua tangannya dengan air mata bercucuran, untaian kata indah disusunnya dengan suara yang disengaja disedih-sedihkan agar Allah memenuhi dan mengabulkan keinginannya, selama keinginan belum dapat diraihnya maka mereka tenggelam dalam doa, sebenarnya tidak sulit bagi Allah swt untuk meluluskan keinginannya dan tidak akan berkurang kekayaan-Nya seandainya seluruh kekayaan dunia dibarikan kepadanya, begitu pula seandainya Allah tidak memberikan apa yang diminta oleh anak manusia tersebut, tidak sedikitpun akan menambah kekayaan dan keagungan-Nya. Keagungan Allah mutlak tidak terpengaruh sedikit pun dengan ibadah, harapan dan doa makhluk-Nya.

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Q.S Ibrahim : 27)

Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (Q.S Al-Baqarah : 116)

Sebenarnya umat islam dalam menjalani kehidupannya banyak sekali perbuatannya yang tidak disadarinya bahwa sebenarnya mereka mempersekutukan Allah swt dan menganggap Allah derajatnya dibawah manusia, betapa tidak ? Mereka berdoa dan beramal kebaikan dengan tuntutan semua harapan dan keinginannya harus dipenuhi oleh Allah, amal kebaikan mereka jadikan alat perniagaan dengan Allah, aku berdoa Engkau harus penuhi dan aku beribadah Engkau harus membayarnya dengan pahala dan kedudukan tinggi di sisi-Mu. Sungguh manusia yang tolol dan tak Sebenarnya umat islam dalam menjalani kehidupannya banyak sekali perbuatannya yang tidak disadarinya bahwa sebenarnya mereka mempersekutukan Allah swt dan menganggap Allah derajatnya dibawah manusia, betapa tidak ? Mereka berdoa dan beramal kebaikan dengan tuntutan semua harapan dan keinginannya harus dipenuhi oleh Allah, amal kebaikan mereka jadikan alat perniagaan dengan Allah, aku berdoa Engkau harus penuhi dan aku beribadah Engkau harus membayarnya dengan pahala dan kedudukan tinggi di sisi-Mu. Sungguh manusia yang tolol dan tak

Doa adalah kepasrahan dan ketundukkan kepada Allah dan merupakan sebuah penunjukan diri butuh akan Allah, doa bukan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dan doa bukan berharap dan meratap bahkan air mata tumpah karena ingin dipenuhinya hajat.

Ada sebuah cerita dua santri yang mondok di sebuah pesantren, mereka jauh dari orang tuanya, yang satu bernama Ahmad dan kedua Zaid. Singkat cerita kedua santri ini mempunyai kekasih, kedua gadis itu tinggal di dekat pondok yang ditempati mereka berdua. Kedua gadis ini memiliki kebiasan sama apabila wakuncar tiba mereka suka menyediakan makan untuk kekasihnya. Malam minggu yang ditungu pun tiba Ahmad dan Zaid setelah selesai mengaji mereka bersiap-siap mengunjungi kekasihnya masing-masing. Hanya saja persiapan mereka ada yang berbeda, Ahmad sudah siap dengan kemeja an tak ketinggalan peci dikepalanya namun kondisi perutnya kosong, dia sengaja mengosongkan perutnya karena dia yakin nanti kekasihnya pun menyediakan makan untuknya apalagi lauk pauknya lengkap, sementara Zaid setelah bersiap dia lari ke dapur untuk memenuhi perutnya sampai kenyang karena dia malu setiap mengunjungi kekasihnya suka disiapkan makan. Keduanya tiba dan bertemu kekasihnya masing-masing, Ahmad saat dipersilahkan makan dia langsung makan dengan lahapnya, sementara Zaid saat kekasihnya menawarkan untuk makan Zaid sedikit menolak karena perutnya sudah penuh, tetapi saat kekasihnya meminta dengan perkataan “ tolong abang makanlah, kalau abang sudah kenyang,

makan sedikit pun tak apa, tolonglah makanlah demi aku demi cinta abang kepadaku, Zaid meski dengan perut yang penuh memaksakan makan.

Dari cerita dua santri di atas Ahmad datang kepada kekasihnya tidak murni karena cintanya bahkan yang terbesar menguasai hatinya adalah untuk memenuhi hajat keinginannya yaitu makan dengan makanan lengkap yang jarang ditemui dipesantren, sementara Zaid datang kepada kekasihnya benar-benar karena cintanya, meski biasa disiapkan makan pun oleh kekasihnya dia selelu memenuhi perutnya, sehingga kalau sampai Zaid makan pun dia bukan karena lapar tapi karena kekasihnya dan cintanya.

Cerita diatas merupakan gambaran manusia dalam berdoa, banyak manusia berdoa dan bersimpuh bermunajat kepada Allah bukan karena Allah tapi demi keinginan yang memenuhi hatinya, ia rela bangun malam dan berlama-lama bedzikir bukan karena memuji Ilahi tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri, mereka butuh akan Allah hanya sebatas untuk memenuhi keinginannya, tetapi sedikit diantara manusia yang berdoa tanpa ada tuntutan dan keinginan dirinya tetapi mereka datang hanya karena Allah swt, mereka sudah tidak memikirkan keinginan hati dan rayuan nafsu.

Sebagai tolok ukur dalam mengukur doa seseorang, apakah sudah sampai pada tahap penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah swt atau belum, semestinya seseorang harus mulai berdoa untuk dirinya dengan sesuatu yang bertentangan dengan segala keinginan dan harapannya. Selama ini berdoa selalu meminta yang baik dan dan meluaskan hati, sekarang gantilah dan berhentilah meminta hal yang baik rubahlah dengan meminta sesuatu yang kurang baik atau yang jelek sekali pun untuk diri sendiri, selama ini seseorang meminta diluaskan dalam rizki, meminta sehat lahir bathin, panjang umur dan dijauhkan dari kesusahan, kefakiran, pendek umur dll, maka tukarlah doa tersebut dengan mengatakan dalam doa, Ya Allah kalau Engkau berkenan sempitkan aku dalam rizki-Mu, sakitkan aku dan pendekkan umurku dan jauhkan aku dari keselamatan dan keluasan rizki, dan jauhkan daripadaku panjang umur.

Sebuah untaian doa yang sangat indah namum hanya segelintir orang yang mengerti yang sanggup memanjatkannya karena bertentangan dengan keinginan dan harapan manusia, namun seandainya seseorang memanjatkan doa tersebut dan tidak ada ketakutan kalau doanya dikabul Allah maka orang tersebut sudah dapat melepaskan diri dari keterkungkungan kemanusiaan dan sebagai gerbang menuju arti doa yang sesungguhnya yaitu penyerahan diri sepenuhnya akan taqdir Allah swt.

                

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Bila Allah telah menentukan sesuatu, Maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah. (Q.S Al-Qashash : 68)

Ayat tersebut di atas yang selamanya membekas dalam hati seseorang yang telah pasrah akan ketentuan Allah swt. Sehingga doa yang dipanjatkannya hanya sebuah ketundukan dan butuh akan Allah bukan sebuah alat perniagaan.