43
3.2.9 Pereaksi Liebermann-Burchard
Campur secara perlahan 5 ml asam asetat anhidrida dengan 5 ml asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 ml Harborne, 1984.
3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.3.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil adalah kulit buah dari tanaman manggis yang bewarna merah kehitaman matang dan hijau kekuningan mengkal yang
diperoleh dari Jl. Jamin ginting, Desa Kampung Baru. Kecamatan Sibolangit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan
dengan tanaman yang sama dari daerah lain.
3.3.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense MEDA,
Universitas Sumatera Utara, Medan. 3.3.3 Pengolahan Simplisia
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis matang dan mengkal yang masih segar. Kulit buah dipisahkan dari daging
buah, dibersihkan dari pengotor lalu dicuci, ditiriskan dengan cara diangin- anginkan di udara terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung.
Selanjutnya dirajang dan dikeringkan dalam lemari pengering dengan temperatur 50-60
o
C sampai kulit buah manggis kering bila dibelah-belah rapuh. Simplisia yang telah kering kemudian diblender menjadi serbuk hingga
Universitas Sumatera Utara
44 halus lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik yang tertutup rapat dan di
simpan pada suhu kamar.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air,
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut asam WHO, 1998.
3.4.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan pada simplisia segar yang meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau, dan rasa.
3.4.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia kulit buah manggis. Serbuk kulit buah manggis diletakkan diatas kaca objek yang telah
ditetesi kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, selanjutnya diamati di bawah mikroskop.
3.4.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin,
tabung penyambung dan tabung penerima.
Cara penetapan: Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling,
didestilasi selama 2 jam. Setelah itu toluena didinginkan dan volume air di
Universitas Sumatera Utara
45 dalam tabung penerimaan dibaca. Kemudian ke dalam labu dimasukkan 5 gram
serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mulai mendidih kecepatan tetesan diatur lebih
kurang 2 tetes tiap detik hingga sebagian besar air tersuling. Kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah 2 jam
didestilasi, kemudian toluen dibiarkan dingin, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit,
kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml.
Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO,
1998.
3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu
bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan
penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam
air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
46
3.4.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dengan etanol 96 dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam
pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan
dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol 96 dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan Ditjen POM, 1979.
3.4.6 Penetapan Kadar Abu Total
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara,
kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600°C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan
ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Depkes RI, 1995.
3.4.7 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut
dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan
ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
47
3.5 Pemeriksaan Skrining Fitokimia