25 pucuk ranting dan muda dengan diameter 5-6 cm. Tangkai bunga pendek dan
tebal berwarna merah kekuningan Liska, 2011. Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis tanpa penyerbukan,
berbentuk bulat atau agak pipih dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi, yakni sekitar 75-150 gram, tergantung pada umur pohon dan daerah
geografisnya. Tebal kulit buah berkisar antara 0,8-1 cm, berwarna keunguan dan biasanya mengandung cairan kuning yang rasanya pahit. Buah manggis
mengandung 2-3 biji. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1-2 segmen besar mengandung biji. Biji-biji besar berbentuk pipih
berwarna ungu gelap atau cokelat dengan panjang 2-2,5 cm, lebar 1,5-2,0 cm dan tebalnya antara 0,7-1,2 cm tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai
ke dalam daging buah. Berat biji bervariasi antara 0,1-2,2 gram Liska, 2011.
2.5 Khasiat Tumbuhan
Tidak hanya nikmat disantap sebagai buah segar, manggis juga memiliki khasiat. Hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat.
Secara tradisional manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan sebagai antiinflamasi atau antiperadangan Holistic Health
Solution, 2011. Kulit buah manggis memliki manfaat yang banyak, yaitu dapat
mengobati penyakit disentri, diare, dan sariawan. Untuk mengobati disentri dan diare kulit buah manggis di rebus dengan empat gelas air. Untuk mengobati
sariawan langkah yang dilakukan sama seperti prosedur pembuatan ramuan
Universitas Sumatera Utara
26 penyembuhan diare dan disentri. Hanya air rebusan hasil saringan cukup
digunakan untuk berkumur-kumur Holistic Health Solution, 2011.
2.6 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung, ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan
senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupan hewan. Cairan penyari dapat berupa air, etanol dan campuran air etanol Ditjen POM, 1979.
2.7 Metode-Metode Ekstraksi
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut terdiri dari 2 cara, yaitu: 1.
Cara dingin Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin terdiri dari:
a. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan Depkes RI, 2000.
b. Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang berulang-
ulang sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan Depkes RI, 2000.
2. Cara panas
Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara panas terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
27 a. Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000.
b. Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang berulang-ulang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik Depkes RI, 2000. c. Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur 40-50
o
C Depkes RI, 2000.
d. Infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000.
e. Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.
2.8 Sterilisasi