4.4 Analisis Bivariat
Hubungan masing-masing variabel bebas, yaitu variabel faktor personal dan faktor situasional dengan komunikasi terapeutik perawat pelaksana di Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin Medan., sebagai berikut :
4.4.1 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada kategori kurang baik dengan kategori faktor personal kurang baik sebanyak 53 orang
84,1. Berdasarkan uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai r=0,539; p=0,000, menunjukkan faktor personal berhubungan dengan dengan komunikasi terapeutik
perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Hubungan faktor personal dengan Komunikasi terapeutik, pada Tabel 4.21 :
Tabel 4.21 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
Faktor Personal
Komunikasi Terapeutik Jumlah
r p
Baik Kurang Baik Tidak Baik
n n
n n
Baik 0.0
22 100.0
0.0 22 100.0
Kurang baik 0.0
53 84.1
10 15.9 63 100.0 0.539
0.000 Tidak baik
0.0 0.0
0.0 0.0
4.4.2 Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah
Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada kategori kurang baik dengan kategori faktor situasional kurang baik sebanyak 38
orang 90,5. Berdasarkan uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai r=0,705;
Universitas Sumatera Utara
p=0,000, menunjukkan faktor situasional berhubungan dengan komunikasi terapeutik perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Hubungan faktor
situasional dengan komunikasi terapeutik, pada Tabel 4.22 :
Tabel 4.22 Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
Faktor Situasional
Komunikasi Terapeutik Jumlah
r p
Baik Kurang Baik Tidak Baik
n n
n n
Baik 0.0
34 89.5
4 10.5 38 100.0
Kurang baik 0.0
38 90.5
4 9.5
42 100.0 0.705 0.000
Tidak baik 0.0
3 60.0
2 40.0
5 100.0
4.5 Analisis Multivariat
Menganalisis pengaruh faktor personal dan faktor situasional terhadap komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin Medan, digunakan uji regresi ganda multiple regression test.
4.5.1 Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin Medan
Hasil uji regresi berganda diperoleh persamaan regresi : = 2.308 + 0.639X
1
+ 0.524X Berdasarkan hasil persamaan dari uji regresi dapat disimpulkan :
2
a. Jika faktor personal X
1
, dan faktor situasional X
2
, ditingkatkan maka hal ini akan menyebabkan perubahan peningkatan komunikasi terapeutik antara perawat
pelaksana dengan pasien Y.
Universitas Sumatera Utara
b. Secara parsial dan serempak simultan variabel faktor personal dan faktor
situasional berpengaruh terhadap komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien p0,05 lampiran-4
c. Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui melalui
nilai koefisien determinan R
2
d. Faktor personal lebih besar pengaruhnya terhadap komunikasi terapeutik antara
perawat pelaksana dengan pasien, ditunjukkan oleh nilai koefisien B= 0.639 lampiran-4.
adalah sebesar 62,3, sisanya sebesar 37,7 dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel penelitian. lampiran-4
Hasil uji regresi berganda, pada Tabel 4.23 :
Tabel 4.23 Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di
Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
Variabel Unstandardized
Coefficients Std. Error
t Sig.
B Constant
2.308 8.634
0.267 0.790
Faktor Personal 0.639
0.122 5.231
0.000 Faktor Situasional
0.524 0.062
8.502 0.001
4.5.2 Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis melalui uji anova diperoleh nilai signifikansi p=0,0000,05, sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh faktor personal dan
faktor situasional terhadap komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.”diterima lampiran-4.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Komunikasi Terapeutik Perawat Pelaksana
Komunikasi antara perawat dengan pasien merupakan bentuk komunikasi antar pribadi interpersonal communication. Komunikasi interpersonal dalam
penelitian ini adalah komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien. yang direncanakan secara sadar, untuk membina hubungan yang terapeutik dimana
terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk memengaruhi orang lain yang bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien Purwanto, 1994 dan Stuart dan Sundeen, 1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik antara perawat
dengan pasien sebanyak 75 orang 88,2 pada kategori kurang baik, selebihnya pada kategori tidak baik. Hal ini memberikan gambaran bahwa teknik komunikasi
terapeutik antara perawat dengan pasien di RSU Bunda Thamrin Medan dalam rangka meningkatkan kesehatan pasien belum sesuai dengan teori teknik komunikasi
terapeutik dan belum berjalan dengan baik. Menurut teori yang diungkapkan oleh Hildegard Peplau dalam Potter dan
Perry, 2005 berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif, yang menghasilkan hubungan antara perawat dan pasien. Berdasarkan teori ini pasien
adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
Universitas Sumatera Utara