79
f. Sekolah melakukan
kunjungan dan mengkaji
fenomena ke lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan,
lembaga pemasyarakatan, penampungan anak, dan sebagainya untuk memberikan muatan tentang sikap
moral yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter sehingga dapat memberikan inspirasi dalam bersikap
yang dilandasi oleh nilai-nilai tersebut;
3. Pengimplementasian
perilaku tindakan
yang berkarakter terintegrasi dalam manajemen sekolah
a. Sekolah
memfasilitasi
“waktu dan kesempatan” untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan agama sesuai
dengan kondisi dan kemampuan sekolah, sehingga secara lahiriah telah terjadi gerakan moral yang
diwujudkan dalam perbuatan beribadah secara nyata. Ke sekolah bukan hanya untuk mencari ilmu, tetapi juga
untuk mengamalkan ilmu, sehingga menghasilkan sesuatu yang terukur dan terlihat nyata bermanfaat;
Sekolah menciptakan “budaya” beribadah secara kongkret;
b. Sekolah
menugaskan secara bergilir
kepada guru-guru untuk memimpin peribadatan sesuai dengan keyakinan
dan agama masing-masing pada kegiatan rutin, insedental, maupun terprogram;
c. Sekolah
mengadakan kegiatan pembiasaan
bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya bahwa dalam
setiap kegiatan pengembangan kompetensi lulusan adalah tanggungjawab mereka yang tidak didasari
semata-mata oleh materi;
d. Sekolah
memiliki perangkat instrumen dan tim khusus
yang mengawasi dan menilai secara proporsional tentang perilaku warga sekolah yang berkaitan dengan
nilai-nilai ketaatan kepada Tuhan YME, syukur berterima kasih, ikhlas, sabar kepada Tuhan, dan
tawakkal;
80
e. Terdapat
sanksi moral
dari sekolah, sanksi administrasi, dan sangat dimungkinkan sanksi yuridis apabila terdapat
warga sekolah yang tidak taat agama dan banyak tuntutan yang berlebihan;
f. Sekolah
melaksanakan ibadah bersama
misalnya bagi pemeluk Agama Islam sholat berjamaah secara rutin
setiap hari sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing. Peribadatan ini dipimpin oleh salah seorang
warga sekolah secara bergantian menurut tata aturan yang diyakini;
g. Sekolah
mengadakan pelatihan dan lomba-lomba
pendalaman agama dan ibadah lain yang tidak menyalahi ajaran masing-masing;
h. Terdapat
upaya tertentu
yang diciptakan oleh kepala sekolah apabila terdapat penyimpangan, kesalahan, dan
lainnya yang dilakukan guru pada saat menjalankan tugasnya.
i. Sekolah
mengawasi dan menilai
secara proporsional perilaku warga sekolah dengan perangkat instrumen dan
tim khusus pada saat warga sekolah melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan nilai-nilai
karakter.
j. Sekolah
selalu
mengkondisikan membudayakan
suasana kerja adalah sebagai
bentuk ibadah
, yaitu sebuah tindakan menyerahkan atau memberikan
the act of giving
kepada Tuhan atau atau bagian dari tawakkal, mengandung makna keagungan dalam
pengabdian yang terwujud dalam suatu kesadaran yang dapat mempengaruhi ikatan batin pekerja, motivasi,
kebiasaan, dan bahkan karakter pekerja, sehingga akan memiliki kualitas kerja tinggi dan akan ditempatkan pada
posisi pekerja yang maksimal dan diberi imbalan materi lebih tinggi.