80
e. Terdapat
sanksi moral
dari sekolah, sanksi administrasi, dan sangat dimungkinkan sanksi yuridis apabila terdapat
warga sekolah yang tidak taat agama dan banyak tuntutan yang berlebihan;
f. Sekolah
melaksanakan ibadah bersama
misalnya bagi pemeluk Agama Islam sholat berjamaah secara rutin
setiap hari sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing. Peribadatan ini dipimpin oleh salah seorang
warga sekolah secara bergantian menurut tata aturan yang diyakini;
g. Sekolah
mengadakan pelatihan dan lomba-lomba
pendalaman agama dan ibadah lain yang tidak menyalahi ajaran masing-masing;
h. Terdapat
upaya tertentu
yang diciptakan oleh kepala sekolah apabila terdapat penyimpangan, kesalahan, dan
lainnya yang dilakukan guru pada saat menjalankan tugasnya.
i. Sekolah
mengawasi dan menilai
secara proporsional perilaku warga sekolah dengan perangkat instrumen dan
tim khusus pada saat warga sekolah melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan nilai-nilai
karakter.
j. Sekolah
selalu
mengkondisikan membudayakan
suasana kerja adalah sebagai
bentuk ibadah
, yaitu sebuah tindakan menyerahkan atau memberikan
the act of giving
kepada Tuhan atau atau bagian dari tawakkal, mengandung makna keagungan dalam
pengabdian yang terwujud dalam suatu kesadaran yang dapat mempengaruhi ikatan batin pekerja, motivasi,
kebiasaan, dan bahkan karakter pekerja, sehingga akan memiliki kualitas kerja tinggi dan akan ditempatkan pada
posisi pekerja yang maksimal dan diberi imbalan materi lebih tinggi.
81
4. Implementasi keterpaduan
nilai-nilai karakter
kemandirian, keterbukaan, akuntabilitas, kerjasama
kemitraan, dan partisipasi
dalam Manajemen Berbasis Sekolah MBS
Nilai-nilai karakter yang ada dalam pengelolaan sekolah ini pada dasarnya sama dengan prinsip-prinsip manajemen pendidikan
yang baik, yaitu
mandiri, terbuka, bertanggungjawab, kerjasamakemitraan, dan partisipatif
. Semua nilai karakter ini sering disebut dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis
sekolah MBS. Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa apabila sekolah telah melaksanakan MBS dengan baik, pada dasarnya
sekolah tersebut telah berkarakter baik, yaitu mampu mengelola sekolah karena mengandung nilai-nilai moral tersebut.
Implementasi pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam MBS ini antara lain:
1.
Mandiri.
Dalam penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan program dan evaluasi, sekolah diharapkan mampu tanpa
banyak ditentukan oleh pihak lain, tidak tergantung, tidak menunggu, tidak mengharapkan, tidak “didekte”, serta
tidak hanya sekedar mencontoh atau meniru dan mengambil dari pihak lain. Semua yang direncanakan oleh
sekolah memang sesuai kebutuhan sekolah dan atas dasar inisiasi sekolah tanpa melanggar peraturan perundangan
yang ada;
2.
Bermitra atau bekerjasama.
Dalam menyusun RKS dan RKAS, melaksanakan dan evaluasi program dituntut adanya
masukan-masukan atau sekaligus bantuan secara langsung dari para pemangku kepentingan. Namun demikian,
kemitraan dalam arti luas tetap menerima dan memerlukan kerjasama dengan pihak lain;
3.
Partisipatif.
Makna partisipasi diantaranya adalah, dalam penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan program serta
evaluasi kegiatan,
stakeholders
terlibat aktif, tercipta kondisi yang terbuka dan demokratis, yaitu semua warga
sekolah didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyusunan sampai evaluasi program dan kegiatan
82
sehingga diharapkan
dapat meningkatkan
mutu pendidikan,
4.
Terbuka.
Setiap orang yang terkait dengan penyusunan RKS
dan RKAS,
pelaksanaan dan
evaluasi programkegiatan sekolah dapat mengetahui proses dan
hasil akhirnya secara keseluruhan; 5.
Akuntabel.
Sekolah berkewajiban
mempertanggungjawabkan proses dan hasil penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan, evaluasi, dan hasil-hasil
program sekolah kepada pihak-pihak terkait atau publik yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
5. Kepemimpinan yang mengembangkanmembangun
nilai-nilai karakter di sekolah
Sesuai dengan era demokrasi, seorang pemimpin di sekolah yaitu kepala sekolah hendaknya melakukan tindakannya
berdasarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang demokratis, yakni adanya kebebasan berbicara, bertanya, memberi
penghargaan kepada sesama, terbuka, dan setara. Prinsip- prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Memiliki visi yang strategis dan jelas
Hal ini menekankan bahwa seorang kepala sekolah hendaknya memiliki visi yang jelas. Visi tersebut harus
mencerminkan aspirasi dan harapan seluruh warga sekolah dan dalam jangkauan untuk mewujudkannya. Apa yang akan
dilakukan oleh kepala sekolah tidak akan terarah jika tidak didukung oleh visi yang strategis dan jelas. Visi yang
strategis dan jelas mampu memberikan gambaran masa depan, memotivasi, membangun kebanggaan dan
komitmen.