Implementasi pengelolaan Manajemen Sekolah yang Berkarakter in Action

89 2 bekerjasama dengan teman sejawat dalam pembinaan karakter siswa; 3 memberdayakan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dalam melaksanakan nilai-nilai karakter; 4 melakukan layanan konseling, 5 memberi keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai keberagamaan, kemandirian, dan kesusilaan, 6 membuat jaringan dengan pihak lain yang bertujuan membina perkembangan perilaku berkarakter bagi siswa, dan 7 memantau dan mencatat perkembangan perilaku siswa dan melaporkan pada wali kelas atau orang tua anak. Pegawai tata usaha sekolah juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah sebagai wahana pembinaan karakter. Beberapa hal dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter oleh pegawai tata usaha sekolah adalah: 1 menciptakan karakter yang mencerminkan nilai-nilai keberagamaan, kemandirian, dan kesusilaan; 2 memberi keteladanan perilaku yang berbudi pekerti luhur; 3 membantu pihak lain dalam merencanakan program pembinaan karakter; dan 4 Ikut serta dalam melakukan pemantauan terhadap perkembangan pendidikan karakter siswa. Terwujudnya keharmonisan hubungan antar semua unsur sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan program sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter tersebut. Semua warga sekolah harus mengupayakan terciptanya suasana yang kondusif dan berlangsungnya tatanan sosio-kultural yang harmonmis di lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan keharmonisan dalam menciptakan lingkunganbudaya sekolah yang berkarakter baik, maka ada beberapa hal yang penting untuk dilaksanakan, yaitu: 1 kepala sekolah melakukan kerjasama yang baik dan harmonis dengan guru untuk mewujudkan sekolah yang efektif, baik dalam kapasitas hubungan kedinasan, kemitraan, maupun kekeluargaan; 2 kepala sekolah dan guru memiliki visi yang sama; 90 3 kepala sekolah bersikap terbuka terhadap semua masukan, saran, dan kritik; 4 kepala sekolah membantu guru dalam mencari alternatif dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran, dan sebagainya. Demikian halnya hubungan antara guru dengan guru atau antar warga sekolah lainnya harus dilakukan dan diwujudkan untuk menjalin hubungan kerja yang baik sehingga tercipta suasana yang harmonis, misalnya: 1 saling pengertian dan tenggang rasa antara sesama guru; 2 saling membantu dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan melaksanakan tugas pokok guru; 3 mau menerima pendapat sesama guru dan saling membantu memecahkan masalah; 4 menepati janji terhadap teman sejawat, konsisten terhadap kesepakatan yang dibuat demi peningkatan mutu sekolah; 5 berkomunikasi aktif sehingga dapat menyampaikan saran dan kritik dengan bahasa yang sopan dan santun; 6 saling tukar informasi positif demi kemajuan pembelajaran dan program inovasi pembelajaran; 7 memberi contoh positif yang dapat memotivasi teman dalam peningkatan profesionalisme; 8 memberi pujian bila teman guru melakukan hal yang baik; 9 tidak menjelekan atau atau mengkritik guru atau pegawai sekolah di depan siswa; 10 tidak bertengkar dengan guru atau pegawai sekolah di depan siswa; 11 mengingatkan teman guru yang melakukan kesalahan secara sopan; 12 tidak menjelekan atau mengkritik pimpinanwarga lain di depan siswa atau di depan umum; 13 saling menghormati dan berlaku sopan santun

7. Implementasi Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi dalam

Pendidikan Karakter Supervisi dan monitoring tidak bisa dipisahkan, yaitu sama-sama untuk memberikan solusi ketika terjadi permasalahan di lapangan. Keuntungan atau tujuan khusus supervisi adalah 91 untuk memberikan solusi, sedangkan monitoring untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan. Untuk tujuan tertentu, supervisi, monitoring, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara bersama-sama. Dalam kerangka pelaksanaan supervisi dan monitoring program dan kegiatan pendidikan karakter, dapat dikembangkan berbagai macam instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring. Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh dalam supervisi dan monitoring pelaksanaan program pendidikan karakter ini antara lain: 1 Pengembangan instrumen, 2 Evaluasi diri oleh sekolah, 3 Verifikasi dan klarifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring, 4 Melaksanakan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter, 5 Mendiskusikan temuan dan permasalahan di lapangan, dan 6 Memberikan jalan keluar atau mengatasi permasalahan. Kegiatan supervisi dan monitoring dapat dilakukan oleh internal sekolah seperti kepala sekolah atau penanggungjawab kegiatan, sedangkan dari luar sekolah dapat dilakukan oleh berbagai instansi yang terkait pemerintah daerah, pemerintah, komite sekolah dan orang tua peserta didik serta masyarakat.