32
5. Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program
pembentukan karakter. 6. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program
pembinaan pendidikan karakter di sekolah.
D. Tindak Lanjut
Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk
menyempurnakan program,
mencakup penyempurnaan
rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan
implementasi program.
BAGIAN
PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERPADU DALAM
PEMBELAJARAN
PANDUAN PENDIDIKAN
KARAKTER
DI SEKOLAH MENENGAH
34
BAB I PENGERTIAN PENDIDIKAN
KARAKTER SECARA TERPADU DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pendidikan Karakter secara Terintegrasi di Dalam Proses Pembelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai,
fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi materi yang
ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadaripeduli, dan menginternalisasi
nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran yang
terkait langsung dengan pengembanngan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan PKn. Kedua mata
pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung eksplisit mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf
tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Pada panduan ini, integrasi pendidikan karakter pada
mata-mata pelajaran selain pendidikan Agama dan PKn yang dimaksud lebih pada fasilitasi internalisasi nilai-nilai di dalam
tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pengenalan
nilai-nilai sebagai pengetahuan melalui bahan-bahan ajar dapat
35
dilakukan, tetapi bukan merupakan penekanan. Yang ditekankan atau diutamakan adalah penginternalisasian nilai-nilai melalui
kegiatan-kegiatan di dalam proses pembelajaran.
B. Nilai-nilai Karakter untuk Siswa
Pada Bagian I telah disebutkan bahwa telah teridentifikasi 80 butir karakter yang terbagi menjadi lima kategori. Walaupun
idealnya semua nilai tersebut diinternalisasikan pada peserta didik melalui proses pembelajaran, karena jumlahnya besar,
memfasilitasi
internalisasi semua
nilai tersebut
secara formaleksplisit menjadi sangat berat. Oleh karena itu sekolah
dapat mengidentifikasi
nilai-nilai utama
sebagai fokus
internalisasi. Nilai-nilai utama sebagai fokus tersebut dapat berupa nilai-nilai yang secara nasional danatau universal lintas
agamakeyakinan dan lintas bangsarasetnis dianut. Nilai-nilai lainnya dapat terinternalisasikan secara otomatis sebagai akibat
iringanikutan dari proses internalisasi nilai-nilai utama tersebut. Penekanan internalisasi nilai-nilai utama tertentu pada
pendidikan karakter telah dianut oleh sejumlah negara. Australia, misalnya, melalui
Values Education
Pendidikan Nilai yang dikembangkannya menekankan pada diperkenalkan, disadari,
dan diinternalisasinya sembilan karakter utama, yaitu: 1.
Care and compassion
2.
Doing your best
3.
Fair go
4.
Freedom
5.
Honesty and trustworthiness
6.
Integrity
7.
Respect
8.
Responsibility
9.
Understanding, tolerance, and inclusion
Berikut merupakan nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan sekolah sebagai nilai-nilai utama yang diambildisarikan dari