77
dengan baik atau sebagai orang yang memiliki pengetahuan lebih.
e. Sekolah
memiliki
referensi, panduan, tata tertib, dan lain-lain
yang mengandung
nilai-nilai karakter
pengetahuan moral. f. Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang tepat
untuk warga sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai moral
terhadap
dirinya
seperti: reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup
sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati- hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur,
menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun,
uletgigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis,
hematefisien, menghargai waktu, pengabdiandedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan
estetis, sportif, tabah, terbuka, dan tertib.
g. Sekolah mengadakan kegiatan yang sesuai untuk warga sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang nilai-nilai moral terhadap
sesama
seperti taat
pada peraturan,
toleran, peduli,
kebersamaan kooperatif,
demokratis, apresiatif,
santun, bertanggung jawab, menghormati orang lain, menyayangi orang lain, pemurah dan dermawan,
mengajak berbuat baik, berbaik sangka, empati, dan konstruktif.
h. Sekolah mengadakan kegiatan untuk warga sekolah dalam
rangka meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman tentang
nilai-nilai moral
terhadap
kebangsaan
yaitu: taat peraturan pemerintah, toleran antar umat beragama-suku-ras-lainnya, peduli sesama
manusia yang berbeda agama-suku-ras, kebersamaan kooperatif, demokratis, apresiatif, santun, bertanggung
jawab, konstruktif, nasionalis, loyal, komit, rela
78
berkorban, cinta tanah air, bela negara,dan lain-lain untuk berbakti pada bangsa dan negara.
i. Sekolah
melaksanakan evaluasi
pemahaman atau pengetahuan yang mengandung nilai-nilai karakter
pengetahuan moral untuk mengetahui tingkat pemahaman karakter tersebut. Hal ini diharapkan
menjadi budaya sekolah dalam membina warganya tentang pemahaman nilai-nilai karakter ini;
2. Penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-
nilai karakter dalam manajemen sekolah
a. Sekolah mengadakan
kegiatan ESQ
untuk menyadarkan warga sekolah terhadap nilai-nilai karakter;
b. Sekolah mengadakan
kegiatan renungan
dalam waktu- waktu tertentu dengan materi keagamaan khususnya
nilai-nilai taat kepada Tuhan YME, syukur berterima kasih, ikhlas, sabar kepada Tuhan, dan tawakkal,
untuk merubah sikap yang lebih baik atas dasar kemauan dirinya tanpa paksaan atau tekanan;
c. Sekolah mengadakan
kunjungan ke tempat-tempat khusus
misalnya ziarah yang dapat membangkitkan kesadaran pentingnya nilai-nilai karakter. Hasilnya juga
dapat dipergunakan untuk merubah kondisi sekolah yang menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran diri
dan emosinya terhadap nilai-nilai karakter tersebut;
d. Sekolah
bekerjasama dengan
lembaga keagamaan
pondoklainnya untuk memberikan motivasi tentang praktik kehidupan nyata yang mengandung
nilai-nilai karakter. Potret dan pengalaman sikap baik dari orang lain, emosional yang baik dari orang lain
dapat memberikan penguatan sikap yang baik pula;
e. Sekolah mengadakan
kegiatan outbond
dengan tema- tema yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter untuk
memberikan kesadaran, introspeksi, dan merubah sikap menjadi lebih baik;
79
f. Sekolah melakukan
kunjungan dan mengkaji
fenomena ke lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan,
lembaga pemasyarakatan, penampungan anak, dan sebagainya untuk memberikan muatan tentang sikap
moral yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter sehingga dapat memberikan inspirasi dalam bersikap
yang dilandasi oleh nilai-nilai tersebut;
3. Pengimplementasian
perilaku tindakan
yang berkarakter terintegrasi dalam manajemen sekolah
a. Sekolah
memfasilitasi
“waktu dan kesempatan” untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan agama sesuai
dengan kondisi dan kemampuan sekolah, sehingga secara lahiriah telah terjadi gerakan moral yang
diwujudkan dalam perbuatan beribadah secara nyata. Ke sekolah bukan hanya untuk mencari ilmu, tetapi juga
untuk mengamalkan ilmu, sehingga menghasilkan sesuatu yang terukur dan terlihat nyata bermanfaat;
Sekolah menciptakan “budaya” beribadah secara kongkret;
b. Sekolah
menugaskan secara bergilir
kepada guru-guru untuk memimpin peribadatan sesuai dengan keyakinan
dan agama masing-masing pada kegiatan rutin, insedental, maupun terprogram;
c. Sekolah
mengadakan kegiatan pembiasaan
bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya bahwa dalam
setiap kegiatan pengembangan kompetensi lulusan adalah tanggungjawab mereka yang tidak didasari
semata-mata oleh materi;
d. Sekolah
memiliki perangkat instrumen dan tim khusus
yang mengawasi dan menilai secara proporsional tentang perilaku warga sekolah yang berkaitan dengan
nilai-nilai ketaatan kepada Tuhan YME, syukur berterima kasih, ikhlas, sabar kepada Tuhan, dan
tawakkal;