Pengembangan Produk Awal Langkah-langkah Penelitian Pengembangan

didesain. Guru menjelaskan kepada siswa secara rinci bagaimana penggunaan model inquiry dalam pembelajaran.

4. Melibatkan Siswa Dalam Kegiatan Belajar

Sebelum siswa dinilai secara formal, siswa perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi. Guru menyiapkan pengalaman pembelajaran bagi siswa. Guru berperan sebagai fasilitator, membantu siswa untuk mengeksplorasi materi, mendiskusikan isi materi, menyiapkan materi seperti portofolio, atau mempresentasikan dengan teman sekelas agar setiap siswa belajar secara aktif.

5. Evaluasi dan revisi

Tujuan evaluasi untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan prototipe model. Hasil proses evaluasi digunakan untuk memperbaiki prototipe model inquiry. Tahap evaluasi inquiry dilakukan oleh ahli materi guru IPS, ahli model pembelajaran dan siswa kelas VIII. Sebelum dilakukan evaluasi terhadap media pembelajaran yang dikembangkan, terlebih dahulu dibuat suatu rancangan awal model inquiry tersebut. Rancangan awal masih berupa suatu model yang dirancang dengan proses belajar dengan dipadukan dengan pengembangan model inquiry. Evaluasi ahli dilakukan oleh dua ahli yang pertama adalah ahli materi pembelajaran yang melakukan penilaian terhadap kualitas produk dipandang dari aspek pembelajaran dan isi materi, ahli model melakukan penilaian terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek keterpaduan materi dengan model inquiry. Hasil evaluasi dari ahli yang berupa informasi kelayakan mengenai produk pengembangan, dan saran-saran pengembangan dijadikan sebagai bahan memperbaiki produk model inquiry. 1 Penilaian Ahli Materi IPS Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi terhadap Prototipe Inquiry materi Masalah Sosial No Aspek Indikator Pertanyaan No item 1 Petunjuk dan panduan belajar 1. Kejelasan informasi dan tuntutan cara menggunakan model Inquiry. 2. Kemenarikan komponen petujuk panduan belajar. 1 2 2 Tujuan pembelajaran 3. Kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran dengan KI dan KD. 4. Kemenarikan sajian perumusan tujuan pembelajaran. 3 4 3 Isi materi pembelajaran 5. Isi materi, sistematika dan pengorganisasian. 5-6 4 Soal 6. Kesesuain soal dengan tujuan pembelajaran. 7. Ketersedian petunjuk menjawab soal. 8. Kemenarikan tampilan sajian soal. 9. Kualitas soal. 7 8 9 10 2 Penilaian Ahli Model Pembelajaran Rivieu oleh ahli model dilakukan untuk memenuhi obyektifitas hasil pengembangan model inquiry akan dilakukan oleh Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd. selaku dosen Pascasarjana Magister Pendidikan IPS Universitas Lampung. Tabel 3.4 : Kisi-kisi Penilaian Ahli Model Pembelajaran No Aspek Indikator Pertanyaan No item 1 Petunjukpan duan belajar 1. Kejelasan informasi dan tuntunan cara menggunakan model inquiry. 2. Kemenarikan komponen petunjuk panduan belajar. 1 2 2 Tujuan pembelajaran 3. Kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran dengan KI dan KD. 4. Kemenarikan sajian perumusan tujuan 3 4 pembelajaran. 3 Isi model 5. Sistematika urutan susunan isi dan kedalaman materi pelajaran. 6. Ketersedian soal. 5-10 11-14 4 Tampilan model 7. Kemenarikan dan kualitas model. 8. Kesesuaian kombinasi siswa dan masyarakat. 9. Daya ingat siswa dengan materi belajar. 15-16 17 18 5 Efesiensi model 10. Kemudahan penggunaan model. 11. Kemudahan mengingat. 19 20 6 Kebermanfaat an model 12. Reusable. 21

3.4.4 Uji Coba Pendahuluan

Evaluasi pemakain produk dilakukan oleh siswa kelas VIII dimulai dari uji coba kelompok kecil, dilaksanakan setelah rancangan model pembelajaran selesai direvisi pada tahap evaluasi oleh ahli. Uji kelompok kecil small group sebanyak 3 siswa dengan kategori masing-masing siswa dengan kategori hasil belajar IPS rendah, sedang dan tinggi. Uji coba kelompok kecil ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini layak digunakan dan untuk mengetahui respon audiens dalam skala kecil terhadap model yang dikembangkan. Setelah melalui revisi dari ahli model, ahli desain pembelajaran dan ahli materi pembelajaran, model pembelajaran diuji cobakan kembali dengan uji coba kelompok besar, sebanyak 12 siswa masing-masing 4 siswa kategori hasil belajar rendah, sedang dan tinggi.

3.4.5 Revisi Terhadap Produk Utama

Setelah dilakukan uji pendahuluan model inquiry materi masalah sosial, dilakukan perbaikan-perbaikan atau revisi berdasarkan masukan dan saran dari siswa sehingga dapat menghasilkan model pembelajaran yang lebih baik. Tabel 3.5: Kisi-kisi instrumen penilaian siswa terhadap prototipe Inquiry No Aspek Indikator Pertanyaan No item 1 Cakupan isi model 1. Sistematika urutan dan susunan isi materi pelajaran. 2. Ketersedian soal. 1 2 2 Perlakuan Model 3. Kemenarikan dan kualitas model. 4. Kesesuaian kombinasi siswa dan masyarakat. 3,4 5, 6 3 Efesiensi model 5. Kemudahan penggunaan model. 7, 8 4 Kebermanfa atan media 6. Dapat menyelesaikan masalah sosial. 7. Reusable. 9 10

3.4.6 Uji Coba Utama

Selanjutnya setelah direvisi model diuji menggunakan 1 kelas sebagai sampel dari 2 kelas yang ada. Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik ini memilih sampel bukan didasarkan individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subyek yang secara alami berkumpul bersama Sugiyono, 2009: 217. Berdasarkan penggunaan teknik cluster random sampling diperoleh kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII B sebagai kelas kontrol. Sebelum memulai pembelajaran kedua kelompok diberikan pre test dan setelah pembelajaran kedua kelompok diberikan post test. Perbedaan hasil pre test dan post test dibandingkan untuk mengetahui perbedaan hasil dari kedua kelompok ini. Subjek uji pemakaian produk ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 3.6 : Subjek Uji Coba Subjek uji coba Kriteria Frekuensi Ahli : 1. Materi IPS Terpadu 2. Model Pembelajaran Pemakai produk 3. Kelompok kecil 4. Kelompok besar 5. Uji lapangan • Minimal lulusan S1 pendidikan IPS Ekonomi, Geografi, Sosiologi • Pengelaman mengajar menjadi guru SMP lebih dari 5 tahun • Minimal lulusan S2 • Pengalaman mengajar menjadi dosen fakultas pendidikan lebih dari 5 tahun • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS rendah 70 • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS sedang 70-75 • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS tinggi 75 • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS rendah 70 • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS sedang 70-75 • Siswa kelas VIII dengan nilai MID semester IPS tinggi 75 • Siswa kelas VIII 2 2 1 1 1 4 4 4 27

3.5 Data Penelitian

Data yang dikumpulkan relevan dengan instrumen atau alat pengumpul data, yaitu: 1. Penelitian pendahuluan instrumen berupa observasi, wawancara dan angket. Data penelitian diisi berupa pendapat, prilaku, pengetahuan, persepsi, penilaian dan sikap siswa maupun guru tentang bahan ajar berupa model Inquiry. 2. Tahap pengembangan data berupa pendapat atau pernyataan pakar, guru dan siswa tentang model Inquiry. 3. Tahap pengujian pendahuluan data yang didapat berupa pendapat atau tanggapan siswa, pada tahap ini data yang dihimpun dijadikan acuan untuk merevisi produk model Inquiry. 4. Tahap uji coba utama dilakukan dengan angket dan tes.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian pengembangan ini alat pengumpul data menggunakan: 1. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan dilapangan dan mendapatkan informasi yang mendalam tentang kebutuhan belajar siswa. 2. Angket kuesioner Angket atau kuesioner berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner digunakan untuk mendaptkan data mengenai penilaian para ahli materi, ahli model dan tanggapan siswa tentang model pembelajaran inquiry. 3. Observasi Observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru disaat proses pembelajaran, serta mengamati perubahan prilaku belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran inquiry yang telah dikembangkan.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP

8 54 127

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIIIA SMP Laboratorium Percontohan UPI.

0 0 47

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

0 1 38

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH HAM PADA MATA PELAJARAN PKn :Penelitian Tindakan Kelas Kelas SMP N 40 Bandung.

0 0 51

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH HAM PADA MATA PELAJARAN PKn : Penelitian Tindakan Kelas Kelas SMP N 40 Bandung.

0 4 46

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH PADA PELAJARAN IPS DI SMPN KOTA BANDUNG.

0 1 36

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA (Studi pada mata pelajaran IPS SMP Negeri di Kota Serang ).

0 0 93

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KELOMPOK KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA.

9 47 46

PENGEMBANGAN MEDIA DIGITAL SCRAPBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SOSIAL SISWA SMP N 1 SURAKARTA.

1 1 15

PELAKSANAAN MODEL INQUIRY SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS

0 0 15