Media Pembelajaran Landasan Teori

Tahap-tahap tersebut sesuai dengan prinsip Guided Discovery yang dikemukakan oleh Brunner dalam Woolfolk, 2001: 286 yang menyatakan bahwa yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode guided discovery adalah “present both examples and nonexamples of the concepts, help students see connections among concepts, pose a question and let students try to find the answer, and incourage students to make intuitive guesses. ” Guru mempresentasikan contoh-contoh dan bukan contoh dari konsep yang akan dipelajari, membantu peserta didik untuk mencari pola dalam contoh yang diberikan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memandu peserta didik dalam menemukan konsep yang dipelajari, dan selanjutnya memandu peserta didik untuk dapat menyimpulkan konsep tersebut. Menurut Roestiyah 2008: 20, keuntungan belajar dengan metode discovery learning ini adalah sebagai berikut. 1 Mengembangkan potensi intelektual. 2 Meningkatkan motivasi intrinsik. 3 Belajar menemukan sesuatu. 4 Ingatan lebih tahan lama. 5 Menimbulkan keingintahuan peserta didik. 6 Melatih keterampilan memecahkan persoalan dengan mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.

2.1.4 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara bahasa berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach Ely dalam Arsyad, 2004: 3 menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang membawa pesan-pesan, informasi instruksional serta mengandung maksud-maksud pembelajaran. Media ini dapat berupa benda-benda fisik, benda-benda tiruan alat peraga, gambar, film atau alat lain yang dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran dengan baik. Gagne’ Briggs dalam Arsyad, 2004: 4 secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Menurut Djamarah Zain 2010: 124, berdasarkan jenisnya media pembelajaran dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. 1 Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, misalnya taperecorder. 2 Media visual, yaitu media yang hanya menggunakan indra penglihatan dalam wujud visual. 3 Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada dua media sebelumnya dan terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu : i Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide; ii Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD. Sedangkan menurut tempat pemakaiannya, Djamarah Zain 2010: 124 membagi media pembelajaran menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1 Media pembelajaran di dalam kelas Media jenis ini dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses pembelajaran di kelas. Dalam menggunakan media ini, guru harus dapat menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, materi serta strategi pembelajaran yang digunakan. Hal terpenting dalam media ini adalah media harus disajikan di ruang kelas dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi secara langsung face to face. Selain itu, media ini harus praktis, ekonomis dan mudah digunakan user friendly; 2 Media pembelajaran di luar kelas Media ini juga digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tetapi penggunaanya di luar situasi kelas. Media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru tetapi digunakan peserta didik sendiri tanpa bimbingan guru atau melalui kontrol orang tua peserta didik.

2.1.5 Compact Disk CD Pembelajaran Interaktif