Tf = Thougts and feeling Pr = Personal references
R = Resouces C = Culture
2.2. Perilaku seksual
Perilaku seksual menurut Sarwono 2004, ialah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk bentuk tingkah laku ini
bermacam-macam ada yang dimulai dari pasangan tertarik sampai berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objekbya bisa orang lain, diri sendiri atau bahkan dalam khayalan.
Menurut Setyawan 2007, perilaku seksual atau hubungan seksual adalah persenyawaan, persetubuhan, dan satu aktivitas merangsang dari sentuhan kulit secara keseluruhan, sampai
mempertemukan alat kelaminm laki-laki kedalam organ vital wanita. Rangsangan ini adalah naluri alamiah semua makhluk hidup untuk menyamb ung generasi seterusnya agar gen ini tidak
terputus. Beberapa tahapan dari perilaku seksual yang biasanya dilakukan, dimana tahapan
selanjutnya adalah lebih berat sifatnya dan lebih mengarah pada perilaku seksual. Tahapan tersebut antara lain London, 1978 dalam Amalia, 2007 :
1. Awakening and eksploration
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rangsangan terhadap diri sendiri dengan cara berfantasi, menonton film, dan membaca buku-buku porno.
2. Autosexualitymansturbation Perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan mansturbasi untuk mendapatkan
kepuasan seksual. 3. Heterosexuality:kissing and necking
Saling merangsang dengan pasangannya tetapi tidak mengarah kedaerah sensitive pasangannya, hanya sebatas cium bibir dan leher pasangannya.
4. Heterosexuality a. Light petting
Perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalam keadaan memakai pakaian. b. Heavy petting
Perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalam keadaan tidak memakai pakaian untuk mencapai kepuasan.tahap ini adalah awal terjadinya hubungan seks.
5. Heterosexuality;capulaation Perilaku melakukan hubungan seksual dengan melibatkan organ seksual masing-masing.
2.3. Perilaku seksual pranikah
Menurut Setyawan 2007, perilaku seksual pranikah adalah tindakan seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama
dan kepercayaan masing-masing individu.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Dampak melakukan hubungan seksual pranikah
2.3.1.1. Aspek medis
Dari aspek medis melakukan hubungan seksual pranikah memiliki banyak konsekuensi, sebagai berikut :
1. Kehamilan yang tidak diinginkan KTD pada usia muda karena minimnya informasi tentang “bagaimana seorang permpuan bisa hamil”dan mempertinggi kasus kehamilan yang
tidak diinginkan. menurut data PKBI, 37.700 perempuan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan .dari jumlah itu 30,0 adalah masih remaja, 27,0 masih menikah dan 12,5 masih
berstatus pelajar dan mahasiswa dan sisanya adalah ibu rumah tangga Yudhi, 2008 dalam Joko Pranoto 2009.
2. Terjangkit penyakit menular seksual PMS atau penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang
kepada orang lain melalui hubungan seksual. seseorang beresiko tinggi terkena penyakit menular seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.bila tidak diobati
dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi seperti, kemandulan, kebutaan pada bayi baru lahir bahkan kematian. Di indonesia penyakit menular seksual yang
banyak ditemukan saat ini adalah Gonore GO, Sifilis raja singa, Herpes simpleks, Klamidia, Trikomoniasis vagina, Kutil kelamin hingga HIVAIDS.
2.3.1.2. Aspek-sosial psikologis
Adapun gangguan seksual yang dapat dialami laki-laki dan perempuan karena melakukan hubungan seksual pranikah dari segi psikologis yaitu:
Gangguan pada laki-laki :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1. Impotensi : jika itu terjadi akibat dari aspek psikologis, maka gangguan itu muncul
karena perasaan khawatir yang berlebihan, takut kalau pacarnya hamil dan lain-lain. 2.
Jika laki-laki mendapatkan ejakulasi sebelum terjadi atau beberapa detik setelah penetrasi, ini terjadi karena akibat rasa cemas akan takut dosa, atau ketahuan orang dan
lain-lain. Gangguan pada perempuan :
1. Frigiditas : kelainan yang menyebabkan perempuan tidak atau kurang mempunyai gairah
seksual. ini terjadi karena hubungan psikologis seperti cewek tidak senang dengan pasangan seksualnya, rasa malu, takut, perasaan bersalah, disamping bisa juga karena
faktor organik. 2.
Anorgasmus : tidak tercapainya orgasme atau kepuasan seksual. ini terjadi akibat perempuan mengalami tekanan psikologis karena telah melakukan hubungan seksual
pranikah. 3.
Vaginismus : kejang dari 13 bagian bawah otot vagina. ini bisa terjadi karena perempuan memiliki pengalaman buruk pada hubungan seksual pranikah.
4. Disparemia : rasa sakit timbul saat melakukan hubungan seksual M
a’shum, 2004.
2.4. Kesehatan Reproduksi
Reproduksi adalah proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.sedangkan alat reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia BKKBN, 2004. Kesehatan reproduksi keadaan dimana fisik, mental dan social dalam keadaan sejahtera
bukan hanya bebas dari sakit ataupun kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya Hadi, 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan social yang sempurna dan bukan sekedar terbebas dari sakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Pengertian sehat bukan semata- mata bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental maupun
cultural.remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memilki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta bagaimana factor yang ada di sekitarnya. dengan informasi
yang benar, diharapkan remaja memiliki tingkah laku yang bertangung jawab mengenai proses reproduksi yang dialaminya.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai wawasan kesehatan reproduksi yang baik adalah :
1. Pengenalan mengenai system, proses dan fungsi alat reproduksi
2. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin dan perlu merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginanya dan pasangannya. 3.
Pengenalan mengenai penyakit menular seksual dan HIVAIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi.
4. Bahaya narkoba dan miras terhadap kesehatan reproduksi.
5. Peran dan pengaruh media terhadap kesehatan reproduksi.
6. Kekerasan seksual dan bagaimana cara menghadapinya.
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan
diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative. 8.
Hak-hak reproduksi.
2.5. Mahasiswa