Mahasiswa indekost dan perilaku seksual

Defenisi mahasiswa menurut kamus besar bahasa Indonesia Kamisa, 1997 adalah individu yang sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dalam perkembangannya berada dalam kategori remaja akhir yang berada pada rentang usia 18-24 tahun Monks dkk, 2001. Menurut Papalia, dkk 2007, usia ini berada pada tahap perkembangan dari remaja atau adolescence menuju dewasa muda atau young adulthood. pada usia ini, perkembangan individu diawali dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh lingkungan serta telah dapat memilih jalan hidup yang akan di tempuhnya. Mahasiswa merupakan agent of change atau agen perubahan serta amanat perguruan tinggi sebagai darma baktinya untuk pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa harus memiliki kepekaan social yang terjadi dimasyarakat. Adapun ciri-ciri mahasiswa pada rentang usia 18-24 tahun ialah : a. Stabilitas dalam kepribadian mulai meningkat b. Pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya. c. Keterampilan untuk memahami segala macam permasalahan secara lebih matang. d. Gejolak-gejolak dalam alam perasaan mulai berkurang.

2.6. Mahasiswa indekost dan perilaku seksual

Rumah kost menjadi dominan sebagai pembentuk sikap mahasiswa, kost adalah dunia dimana penghuninya adalah penguasa yang menentukan tentang bentuk maupun fungsi kost tersebut. Sangatlah disayangkan manakala kost tidak mampu dikelola dengan baik sehingga fungsinya tidak lebih sekedar tempat melepas lelah semata. Bagi mahasiswa, kost bisa difungsikan sebagai ruang kreatifitas atau ruang kritis merancang cita-cita. Sejarah juga mencatat gerakan kemahasiswaan dan awalnya juga menjadikan rumah kost sebagai tempat merencanakan aksi.dari rumah kost itu juga lahir para Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pemimpin yang hebat. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman, fungsi utama rumah kost telah dikesampingkan karena sudah di pengaruhi oleh pergaulan bebas. Sangat lemahnya pengawasan orang tua dalam membangun komunikasi dengan anak orang tua hanya berfikir bagaimana mengirimkan uang kuliah atau biaya hidup pada anaknya yang kost.umumnya remaja yang kost bebas memasukkan pacar atau teman lelakinya dari pagi hingga larut malam, hal ini agar tidak diketahui oleh pemilik kost atau penjaga di lingkungan kost tersebut. Dari segi biaya dan citra, salah satu mahasiswa yang kost mengatakan bahwa melakukan hubungan seksual dikamar kost tidak membutuhkan biaya. Perilaku seks bebas dikamar kost juga bisa menutupi pandangan orang terhadap sebutan cewek nakal Kompas, 2008. Jumlah remaja yang mengalami masalah kehidupan seks terus bertambah akibat adanya pola hidup seks bebas, karena pada kenyataannya pengaruh gaya seks bebas yang mereka terima jauh lebih kuat dari control yang mereka terima maupun pembinaan secara keagamaaan baik dari orang tua maupun mendapatkannya sendiri dari lingkungn sekitar. Umumnya remaja atau mahasiswa yang tinggal di kost lebih bebas dan enjoy dengan pergaulan seks tanpa kompromi dengan dosa. Maupun hanya French kiss atau petting, bahwa mahasiswa yang melalakukan hubungan seksual ditempat kost karena beberapa faktor yang menguntungkan yaitu sebagian besar teman-teman kost yang mengetahui mendukung perilaku bebas tersebut. Dan bahkan ada juga penjaga kost yang mengijinkan atau malah mengambil keuntungan dari perilaku tersebut, contohnya dengan menerima bayaran apabila ada anak kost yang membawa teman lawan jenisnya menginap.

2.7. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku seksual pranikah pada mahasiswa