hubungan baru khususnya hubungan seksual datang dari tekanan-tekanan sosial terutama datang dari keinginan tahuannya tentang seksual.
Berdasarkan hasil penelitian di tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut tingkat pendidikan di Jalan Sei Padang Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Medan terbanyak
adalah S1 yaitu sebanyak 49 responden 80,3, dengan kata lain, jika dilihat dari tingkat pendidikan mahasiswa indekost di Jalan Sei Padang seharusnya kemampuan untuk menjawab
petanyaan-pertanyaan dalam kuesioner penelitian sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian di tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut
jumlah uang saku di Jalan Sei Padang Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Medan yang terbanyak adalah Rp1.000.000 yaitu sebanyak 32 responden 52,5. Peneliti menjadikan
karakteristik uang saku sebagai bahan pertimbangan agar dapat mengetahui tingkat ekonomi keluarga dari responden. Dengan kata lain dilihat dari hasil penelitian mahasiswa indekost di
Jalan Sei Padang berada pada tingkat ekonomi menengah keatas, sehingga seharusnya kecil kemungkinan dari mahasiswa tersebut untuk melakukan hal-hal yang menyimpang karena
kekurangan uang belanja. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tunimus 2007, semakin banyak jumlah uang saku
yang diberikan orang tua kepada mahasiswa akan dapat menimbulkan masalah yaitu, antara lain mahasiswa menjadi boros, tidak menghargai uang dan malah cenderung melakukan hal-hal yang
menyimpang. Akan tetapi begitu juga sebaliknya, jika uang saku yang diberikan cenderung sedikit sampai mahasiswa merasa kekurangan, mereka cenderung berusaha untuk mencari uang
dan akan menghalalkan segala cara.
5.2. Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perilaku Seksual
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut tingkat pengetahuan mahasiswa tentang perilaku seksual di Jalan Sei Padang Kelurahan
Padang Bulan Selayang 1 Medan yang terbanyak pada tingkat pengetahuan baik yaitu 51 responden 83,6. Sedangkan sisanya berada pada tingkat pengetahuan sedang yaitu 10
responden 16,4. Peneliti berasumsi tingkat pengetahuan responden di Jalan Sei Padang sudah baik, karena mayoritas mahasiswa indekostnya berada pada tingkat pendidikan S1. Hal ini juga
didukung oleh hasil penelitian Arliza tahun 2010 tentang gambaran perilaku seksual mahasiswa indekost di Padang Bulan, didapatkan persamaan mengenai tingkat pengetahuan seksual
terbanyak yaitu pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 48 responden 80,0, dan pada tingkat pengetahuan sedang sebanyak 12 responden 20,0.
Pengetahuan responden yang sudah baik karena didukung oleh sumber informasi, banyaknya sumber informasi yang dijadikan responden untuk menambah pengetahuan tentang
perilaku seksual. Informasi yang diperoleh oleh responden baik dari media cetak, media elektronik maupun dari orang lain, menjadikan informasi yang diterima responden sangat
beragam baik informasi positif maupun informasi negatif. Informasi yang negatif tentunya bisa menyesatkan dan bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi tentang perilaku seksual.
Menurut Notoadmodjo 2003, menyebutkan bahwa pengetahuan dimiliki seseorang sangat tergantung pada informasi yang diterimanya. Bila informasi yang diterima adalah
informasi yang salah maka akan menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat adanya beberapa responden yang memiliki persepsi yang salah tentang resiko kehamilan, sebagian responden menyatakan kedekatan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan pacar dapat menyebabkan seseorang melakukan hubungan seksual. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Antono 2004 tantang “Faktor-
fa ktor Yang Memengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah” yang menyatakan bahwa
salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya perilaku seksual yaitu adanya hubungan yang terlalu dekat antara remaja dengan pasangannya, kedekatan tersebut bila menimbulkan perasaan
yang menganggap aktifitas seksual menjadi hal yang biasa dilakukan, misalnya berpelukan, ciuman atau aktifitas seksual lainnya.
Menurut George dan Berscheid remaja mulai mempunyai minat terhadap lawan jenisnya dimana hubungan dua remaja yang berbeda jenis kelamin ini akan mendorong remaja kearah
percintaan pacaran, erasaan cinta diantara dua remaja bila tidak lagi tekontrol dapat mrnimbulkan berbagai perilaku beresiko antara lain perilaku seksual Yusuf, 2006 dala Arliza,
2010. Melakukan hubungan seksual bagi seorang remaja memiliki banyak dampak bagi remaja
itu sendiri. Akan tetapi dari hasil penelitian hanya sedikit responden yang mengetahui beberapa dampak dari seorang remaja melakukan hubungan seksual. Dampak dari melakukan hubungan
seksual yaitu kehamilan yang merupakan dampak langsung atau dampak fisik yang akan dirasakan seseorang. Selain dampak fisik terdapat dampak psikologis dan dampak sosial.
Dampak psikologis yaitu berupa tidak percaya diri, malu, perasaan bersalah dan stres depresi, dampak sosial yang akan dirasakan seperti dikucilkan oleh masyarakat, drop out dari sekolah,
diusir dari rumah kost, dan sebagainya Siti, 2008.
5.3. Gambaran Motivasi Intrinsik responden Terhadap Perilaku Seksual