Alat dan Bahan Teknologi Pembuatan kerupuk Uyel Perlakuan Dalam Percobaan

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2007, didaerah pengrajin kerupuk ‘sawargi’ desa Curug Mekar, kampung Cijahe, Bogor Barat, Jawa Barat.

4.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kerupuk uyel hasil olahan pabrik sebanyak 1000-2600 buah kerupuk, sedangkan bahan bakar yang digunakan yaitu minyak tanah. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Alat pengering ERK tipe rak 2. Timbangan Digital 3. Timbangan Analog 4. Termokopel tipe cc 5. Burner electric pump dengan minyak tanah 6. Anemometer Kanomax tipe 6011 7. Pyranometer MS-401 8. Termometer Alkohol 0-100 O C 9. Drying oven tipe SS-204 D 10. Alat ukur waktu 11. Chino Recorder merk Yokogawa mV

4.3 Prosedur percobaan 1. Persiapan Alat

Persiapan dilakukan dengan terlebih dahulu memperbaiki dan melakukan modifikasi terhadap bangunan pengering yang telah ada. Perbaikan dan modifikasi yang dilakukan antara lain pemendekan pipa penyaluran panas antara blower dan ruang pengering serta penambahan glasswool pada plat hitam yang berbentuk trapesium yang terletak antara tungku pembakaran dan ruang pengering. Selain itu, glasswool juga dipasang pada bagian bawah ruang pengering antara plat absorber dan lapisan seng. Perbaikan juga dilakukan dengan menutup bagian-bagian yang berlubang pada seluruh bagian bangunan pengering. Pemasangan peralatan lain yang menunjang berlangsungnya proses pengukuran dan pengambilan data.

2. Penjemuran Bahan

Sebelum dimasukan ke dalam ruang pengering, kerupuk terlebih dahulu dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama sekitar 6 jam yaitu dari jam 8.00 sampai jam 13.00 WIB. Prosedur ini dilakukan sama dengan pabrik, namun perbedaannya pada pabrik setelah dilakukan penjemuran bahan dimasukan ke dalam oven pengering untuk melanjutkan proses pengeringan sedangkan pada penelitian ini bahan dimasukan ke dalam alat pengering ERK. Penjemuran yang dilakukan pabrik bertujuan untuk menghemat biaya bahan bakar. Pada penelitian ini prosedur dilakukan sama dengan pabrik, hal ini dimaksudkan untuk membandingkan pengeringan produk yang menggunakan oven pengering yang dimiliki oleh pabrik dengan mesin pengering ERK dengan waktu pengeringan yang sama. Pengeringan dengan menggunakan alat pengering dilakukan selama 3 jam dari jam 13.00 sampai 16.00 WIB. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pengembangan kerupuk setelah digoreng, yaitu dengan menggunakan parameter diameter pengembangan kerupuk setelah digoreng.

3. Pengeringan dengan Alat Pengering

Urutan pelaksanaan pengeringan dengan menggunakan alat pengering ERK meliputi : 1. Melakukan penimbangan berat awal bahan yang akan digunakan dalam percobaan yaitu berupa kerupuk uyel. Bahan yang akan dikeringkan pada percobaan hanya sekitar 10-15 dari kapasitas alat. Percobaan dilakukan dengan beberapa perlakukan pada kapasitas bahan yang akan dikeringkan. Pada percobaan pertama bahan yang dikeringkan sebanyak 1000 buah, pada percobaan kedua 1700 buah, pada percobaan ketiga 2000 buah dan pada percobaan keempat 2600 buah. 2. Mempersiapkan alat pengering dan peralatan ukur yang akan digunakan dalam percobaan pyranometer, chino recorder dan termokopel, termometer, timbangan digital, timbangan analog, alat ukur waktu dan anemometer 3. Persiapan burner electric pump dan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk pemanasan tambahan. 4. Pengujian sistem pengering meliputi : a Penimbangan bahan sample kerupuk uyel selama 30 menit dan penimbangan berat akhir. b Pengukuran iradiasi surya, suhu udara, kecepatan udara, RH, dan kebutuhan bahan bakar. c Perhitungan laju pengeringan, konsumsi energi spesifik selama pengeringan, dan efisiensi total sistem pengeringan.

4.4 Bahan Pembuat Kerupuk Uyel

Kerupuk uyel dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka. Dari bahan dasar tersebut lalu dicampur dengan ikan sarden dan bumbu seperti garam, bawang putih, bumbu masak dan gula pasir. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk uyel di pengrajn kerupuk ‘sawargi’ adalah :

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam jumlah besar dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh bahan lain. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kerupuk pada umumnya adalah bahan pangan yag mengandung pati cukup tinggi yaitu tepung sagu atau tepung tapioka.

2. Bahan tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan untuk melengkapi bahan baku dalam menambah cita rasa pada proses produksi. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk uyel adalah ikan sarden, garam, bawang putih, bumbu masak dan gula pasir. Selain menambah cita rasa beberapa bahan seperti garam dapat memperkuat kekompakan adonan dan gula sebagai bahan pengikat. Komposisi bahan-bahan yang digunakan oleh pengrajin kerupuk uyel oleh pengrajin kerupuk uyel ‘sawargi’ di Desa Curug Mekar, Kampung Cijahe, Bogor Barat adalah sebagai berikut : • Tepung tapioka = 50 kg • Ikan Sarden besar = 4 buah • Garam batangan = 11 buah • Bawang putih = 1 kg • Bumbu masak = 0.5 kg • Gula pasirsiklamat = 0.75 kg2 sendok makan

4.5 Teknologi Pembuatan kerupuk Uyel

Prosedur pembuatan kerupuk uyel yang digunakan dalam skala industri berbeda satu daerah dengan daerah lain, meskipun sebagian prosesnya sama. Umumnya teknologi yang digunakan dalam pembuatan kerupuk uyel terdiri dari beberapa tahap seperti terlihat pada Gambar 3. Bahan baku tepung tapioka dicampur dengan air hingga membentuk adonan lalu ditambahkan ikan sarden, garam, bawang putih yang telah dihaluskan, bumbu masak dan gula pasir ke dalam adonan. Pada pembuatan adonan kerupuk, pemberian air harus cukup sehingga glatinasi dapat sempurna. Bila air yang ditambahkan kurang, adonan tidak dapat kompak dan pada waktu dicetak akan pecah. Selanjutnya adonan dicetak lalu dikeringkan setengah kering dibawah sinar matahari. Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan alat pengering. Sebelum proses pengeringan, adonan ditata diatas ampyakrak pengering lalu dimasukan ke dalam alat pengering. Setelah kering, tahap akhir proses produksi kerupuk uyel adalah penggorengan, dan pengemasan. Gambar 3. Diagram alir proses produksi kerupuk uyel

4.6 Parameter yang diukur

Parameter yang diukur meliputi :

1. Iradiasi Surya

Pengkuran iradiasi surya menggunakan alat pyranometer yang data keluarannya berupa tegangan mV yang terlihat pada multimeter tester. Nilai 1 mV keluaran pyranometer setara dengan 10007 Wattm 2 . Pyranometer diletakan disamping alat pengering, yaitu ditempat yang terkena sinar matahari secara langsung. Total iradiasi surya harian Ih dihitung secara matematis dengan menggunakan metode Simpson Purcell and Vanberg, 1999. [ ] ∑ ∑ + + + Δ = f gp gl i I lt It I t Ih 2 4 3 …………..……………………………1 Ih = total iradiasi surya harian Whm² Persiapan bahan baku Proses pembentukan adonan Pencetakan Penambahan bahan tambahan Pengeringan setengah kering Pengemasan Pengeringan Penggorengan t Δ = selang pengukuran jam gl I = iradiasi selang pengukuran ganjil Wm² gp I = iradiasi selang pengukuran genap Wm² i I = iradiasi awal Wm² f I = iradiasi akhir Wm² Untuk mengetahui iradiasi surya dapat didekati dengan persamaan berikut ini. p I I 7 1000 = ………………………………………………………………….2 I = iradiasi surya Wm 2 p I = iradiasi surya pyranometer mV

2. Suhu

Alat yang dipakai untuk mengukur suhu adalah termokopel dan termometer alkohol. Suhu yang akan diukur meliputi suhu ruang pengering yang dilakukan dengan 10 titik pengukuran yang mewakili 3 rak atas T2, T5 dan T8, 3 rak tengah T3, T6 dan T9 dan 3 rak bawah T4, T7 dan T10 serta suhu inlet T1, suhu outlet bola basah dan bola kering dan suhu lingkungan. Selain itu juga diukur suhu bahan yang diwakili oleh TR1, TR2 dan TR3. Pengukuran ini dilakukan pada selang 30 menit sampai dicapai kadar air akhir produk yang diinginkan. Adapun titik-titik pengukuran suhu udara ruang pengering dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan suhu bahan dan peletakan sample dapat dilihat pada Gambar 5.

3. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang diukur meliputi kelembaban udara lingkungan dan kelembaban udara ruang pengering. Data diperoleh dari suhu bola basah dan bola kering dan ditentukan secara grafis dengan menggunakan psychrometric chart .

4. Kecepatan udara

Kecepatan udara diukur dengan menggunakan anemometer . Pengukuran kecepatan udara meliputi udara masuk inlet pengering, udara di dalam ruang pengering dan udara outlet alat pengering. Gambar 4. Titik-titik pengukuran suhu udara ruang pengering Gambar 5. Sebaran suhu bahan dan peletakan sampel T8 T2 T3 T5 T10 T1 T4 T6 T7 T9 R5 R6 TR3 R4 R3 TR2 R1 R2 TR1 Keterangan: R1 = Sample no.1 TR1 = Suhu bahan 1 R2 = Sample no.2 TR2 = Suhu bahan 2 R3 = Samlpe no.3 TR3 = Suhu bahan 3 R4 = Sample no.4 R5 = Sample no.5 R6 = Sample no 6

5. Kadar air bahan

Kadar air bahan yang diukur meliputi kadar air awal, kadar air akhir dan penurunannya selama proses pengeringan berlangsung. Kadar air sample akhir diukur dengan menggunakan metode oven selama 24 jam. Sedangkan penurunan kadar air sample ditentukan dengan menghitung perbandingan berat sample tiap 30 menit dengan berat akhir sample yang telah diketahui kadar airnya.

6. Lama pengeringan

Lama pengeringan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan kerupuk uyel dari kadar air awal sampai kadar air yang diharapkan.

7. Kebutuhan energi listrik

Energi listrik yang digunakan sebagai daya penggerak motor untuk kipas. Kebutuhan energi listrik berdasarkan lamanya motor listrik bekerja.

8. Kebutuhan energi bahan bakar

Merupakan jumlah bahan bakar yang digunakan untuk mengeringkan produk selama pengeringan. Jumlah bahan bakar ini ditentukan dengan mengetahui kapasitas ruang bahan bakar tungku yang digunakan.

4.7 Perlakuan Dalam Percobaan

Percobaan dilakukan dengan beberapa perlakuan pada kapasitas bahan yang akan dikeringkan. Pada percobaan pertama bahan yang dikeringkan sebanyak 1000 buah atau 11.44 kg, pada percobaan kedua bahan yang dikeringkan sebanyak 1700 buah atau 18.05 kg, pada percobaan ketiga bahan yang dikeringkan sebanyak 2000 buah atau 18.97 kg dan pada percobaan keempat bahan yang dikeringkan sebanyak 2600 buah atau 24.14 kg. Perlakuan ini dimaksudkan untuk melihat keefektifan alat pengering dapat mengeringkan kerupuk uyel dengan waktu pengeringan sama dengan pabrik. Bahan yang dikeringkan pada percobaan hanya sekitar 10 -15 dari kapasitas alat under capasity. Hal ini dikarenakan pada percobaan ini hanya memfokuskan pada peningkatan suhu ruang pengering untuk dapat mengeringkan kerupuk uyel dengan waktu pengeringan yang sama dengan pabrik.

4.8 Perhitungan Performansi Teknis