relatif yang tetap. Suatu bahan dikatakan kering bila laju kehilangan air yang keluar dari bahan sama dengan laju air yang diperoleh bahan dari udara
sekelilingnya. Henderson 1976 memprediksikan kadar air kesetimbangan sebagai berikut :
exp 1
i e
abs w
v
M hT
P P
− =
− …………………………………………..1
Dimana: h,i : konstanta produk
w v
P P
: kelembaban relatif keseimbangan dalam desimal Menurut Brooker, et al., 1974, beberapa parameter yang mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan, antara lain :
1. Suhu udara pengering
Laju penguapan air bahan dalam pengering sangat ditentukan oleh suhu. Bila suhu pengeringan dinaikkan maka energi yang dibutuhkan untuk
penguapan air bahan menjadi berkurang. Suhu udara pengering berpengaruh terhadap lama pengeringan dan kualitas bahan hasil pengeringan. Makin
tinggi suhu udara pengering maka proses pengeringan makin singkat. Biaya pengeringan dapat ditekan pada kapasitas yang besar jika digunakan pada
suhu yang tinggi, selama suhu tersebut tidak merusak bahan.
2. Kelembaban relatif udara pengering
Kelembaban relatif udara berpengaruh terhadap pemindahan cairan uap dari dalam ke permukaan bahan serta menentukan besarnya tingkat
kemampuan udara pengering dalam menampung uap air disekitar permukaan bahan. Semakin rendah RH udara pengering maka semakin tinggi
kemampuannya dalam menyerap uap air dipermukaan bahan, sehingga laju pengeringan semakin cepat.
Laju penguapan air dapat ditentukan berdasarkan perbedaan tekanan uap air pada udara yang mengalir dengan tekanan uap air pada permukaan bahan
yang dikeringkan. Tekanan uap jenuh ditentukan oleh besarnya suhu dan kelembaban relatif udara. Semakin tinggi suhu, kelembaban relatifnya akan
turun sehingga tekanan uap jenuhnya akan naik dan sebaliknya.
3. Kecepatan udara pengering
Pada proses pengeringan, udara berfungsi sebagai pembawa panas untuk menguapkan kandungan air pada bahan serta mengeluarkan uap air tersebut.
Air dikeluarkan dari bahan dalam bentuk uap dan harus secepatnya dipindahkan dari bahan. Bila tidak segera dipindahkan maka air akan
menjenuhkan atmosfer pada permukaan bahan, sehingga akan memperlambat pengeluaran air selanjutnya. Aliran udara yang cepat akan membawa uap air
dari permukaan bahan dan mencegah uap air tersebut menjadi jenuh dipermukaan bahan. Semakin besar volume udara yang mengalir, maka
semakin besar pula kemampuannya dalam membawa dan menampung air dari permukaan bahan.
4. Kadar air bahan
Pada proses pengeringan sering dijumpai adanya keragaman kadar air bahan. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara: 1 mengurangi ketebalan
tumpukan, 2 menaikan kecepatan aliran udara pengering, 3 menurunkan suhu udara pengering, serta 4 pengadukan bahan.
Pengeringan terjadi karena adanya perbedaan tekanan uap antara udara pengering dengan permukaan bahan serta antara permukaan bahan dengan bagian
dalamnya. Pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak bahan, karena permukaan akan terlalu cepat kering sehingga kurang bisa diimbangi oleh laju
pergerakan air dari dalam menuju permukaan bahan. Air dari dalam bahan yang tidak bergerak ke permukaan akan menyebabkan pembusukan. Kondisi inilah
yang disebut dengan case hardening Suharto, 1991 dalam Suherman, 2005. Pengeringan berlangsung cepat pada suhu udara tinggi, namun suhu udara yang
terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan fisik maupun kimia bahan.
2.3 Metode Pengeringan