Pengering Efek Rumah Kaca Pemanas Tambahan

2.6 Pengering Efek Rumah Kaca

Pada awalnya, penggunaan bangunan tembus cahaya adalah untuk melindungi tanaman dari gangguan alam yang tidak menguntungkan. Perkembangan selanjutnya banyak digunakan sebagai alat pengering Huang dan Bower, 1981 dalam Darmawan, D, 2003 Bangunan tembus cahaya merupakan suatu bangunan dengan dinding dan atapnya terbuat dari lapisan transparan. Lapisan transparan ini memungkinkan radiasi gelombang pendek dari matahari masuk ke dalam dan mengenai elemen- elemen bangunan yaitu atap, dinding, lantai, rangka bangunan dan bagian-bagian lainnya. Radiasi yang dipancarkan dari elemen-elemen bangunan berupa radiasi gelombang panjang dan terperangkap dalam bangunan karena tidak dapat menembus penutup transparan sehingga menyebabkan suhu di dalam bangunan menjadi lebih tinggi. Efek inilah yang disebut Efek Rumah Kaca ERK. Lapisan penutup transparan memungkinkan radiasi gelombang pendek dari matahari masuk dan radiasi gelombang panjang yang dihasilkan tersekat keluar. Jika matahari mengenai bahan tembus cahaya, maka sebagian sinar tersebut diteruskan selain diserap dan dipantulkan kembali Huang, 1986 dalam Agriana, D, 2006. Oleh karena itu lapisan penutup transparan memerlukan bahan yang memiliki nilai transmisivitas yang tinggi dengan absorpsivitas dan refleksivitas yang rendah Abdullah, et al., 1998. Tabel berikut menyajikan karakteristik beberapa bahan tembus cahaya. Tabel 1. Transmisi cahaya dan panas dari matahari panjang gelombang pendek beberapa bahan transparan Jenis Bahan Transmisi Cahaya Transmisi Panas Udara 100 100 Kaca double strength 90 88 FRP fiberglass reinforced plastic 85-95 - Polyethylene : a. 1 lapisan 88 - b. 2 lapisan 81 - c. dengan 36” ruang udara 85 - Fiberglass : a. Bening clear 92-95 63-68 b. Warna jahe 81 61-68 c. Kuning 64 37-43 d. Putih salju 63 30-34 e. Hijau 62 60-68 f. Merah kekuningan 61 57-66 g. Jernih canary 25 20-23 Sumber : Nelson, 1978 dan 1981 dalam Agriana, D 2006

2.7 Pemanas Tambahan

Energi surya merupakan bentuk energi yang intermitten sehingga usaha untuk menyimpan maupun memperpanjang penggunaan energi surya telah dilakukan. Secara umum penyimpanan energi surya tersebut bisa dilakukan dalam bentuk mekanik, kimia dan panas. Pemanas tambahan dalam sistem pengeringan merupakan bentuk usaha untuk mempertahankan suhu ruangan pada tingkat tertentu yang diinginkan, disesuaikan dengan keadaan bahan serta keadaan cuaca di sekitar sistem pengeringan. Bentuk dari pemanasan tambahan diwujudkan melalui suatu alat atau mesin yang dapat digunakan untuk menambah atau memindahkan sejumlah panas tertentu pada ruang pengeringan. Pemanfaatan panas yang bersifat limbah seperti gas buangan dari proses industri, panas dari perkandangan ternak, minyak tanah dan lain-lain akan berguna jika panas tersebut dimanfaatkan menjadi bentuk panas tambahan melalui mekanisme pertukaran panas atau heat exchanger. Sistem pemanas ruangan dibedakan menjadi sistem pemanasan langsung atau direct system dan sistem pemanasan tidak langsung atau indirect system. Pada sistem pemanasan langsung, energi panas diperoleh dari suatu alat atau mesin yang terletak dalam ruangan yang mampu memberikan panas pada ruang tersebut. Sedangkan pemanasan tidak langsung, jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk pemanasan ruangan diperoleh dari sistem pemanasan ruangan untuk kemudian dipindahkan ke dalam ruangan dalam bentuk yang sama ataupun dalam bentuk lain melalui mekanisme heat exchanger J.L Wood et al., 1981 dalam Sari, Perwita, 2005.

2.8 Hasil-hasil Penelitian tentang Pengeringan Dengan Efek Rumah Kaca