udara pengering dalam menampung uap air disekitar permukaan bahan. Semakin rendah RH udara pengering maka semakin tinggi kemampuannya dalam
menyerap uap air dari permukaan bahan, sehingga laju pengeringan akan semakin cepat. Tingginya RH juga disebabkan oleh sistem yang kurang sempurna, artinya
alat masih terdapat kebocoran-kebocoran kecil ataupun adanya udara masuk saat alat dibuka atau ditutup yang menyebabkan udara luar masuk ke dalam sistem
pengering.
5.5 Laju Aliran Udara
Aliran udara yang terbentuk sebagai sirkulasi udara pengering disebabkan oleh adanya kipas yang mengisap udara luar masuk ke bangunan. Sedangkan
pada ruang pengering ditempatkan kipas pengaduk udara pengeringan, namun pada pengeringan ini kipas pengaduk tidak dipakai. Pada proses pengeringan
udara berfungsi sebagai pembawa panas untuk menguapkan kandungan air bahan serta memindahkan uap air disekitar permukaan bahan. Semakin besar volume
udara yang mengalir maka semakin besar pula kemampuannya untuk membawa dan menampung uap air lebih banyak, sehingga laju pengeringan semakin cepat.
Laju aliran udara yang dapat dicapai pada pengeringan kerupuk berkisar antara 0.11–1.2 ms. Rendahnya aliran udara pada percobaan ini disebabkan
terbatasnya kipas yang digunakan. Kipas yang digunakan hanya kipas yang berfungsi sebagai penghembus udara panas dari burner sehingga aliran udara
yang masuk ke dalam ruang pengering tidak disirkulasikan, hal ini menyebabkan adanya ketidakseragaman suhu di dalam ruang pengering.
Pada percobaan pertama, kecepatan aliran udara masuk ke bangunan rata- rata sebesar 1 ms, pada ruang pengering sebesar 0.85 ms dan outlet 0.76 ms.
Pada percobaan kedua, kecepatan aliran udara masuk ke bangunan rata-rata sebesar 0.23 ms, pada ruang pengering sebesar 0.15 ms, outlet 0.76 ms sehingga
laju udara masuk sebesar 0.018 kgs dan laju udara keluar sebesar 0.058 kgs. Pada percobaan ketiga, kecepatan aliran udara masuk ke bangunan rata-rata
sebesar 0.54 ms, kecepatan udara pada ruang pengering sebesar 0.54 ms dan outlet sebesar 0.43 ms. Dan pada percobaan keempat, kecepatan aliran udara
masuk ke bangunan rata-rata sebesar 0.23 ms, pada ruang pengering sebesar 0.15
ms, outlet 0.76 ms. Dari keempat percobaan, rata-rata kecepatan aliran udara di inlet lebih besar dibandingkan dengan di dalam ruang pengering dan outlet. Hal
ini dikarenakan kipas hanya ditempatkan di dekat inlet.
5.6 Kadar Air Bahan
Jumlah kerupuk uyel yang dikeringkan pada percobaan pertama, kedua, ketiga dan keempat berturut-turut adalah 11.44 kg, 18.05 kg, 18.97 kg, dan 24.14
kg. Waktu total yang dibutuhkan untuk proses pengeringan pada percobaan pertama, kedua, ketiga dan keempat masing-masing adalah 3.5, 3.0, 3.0, dan 3.0
jam. Terdapat perbedaan penurunan kadar air pada setiap rak selama dilakukan pengeringan. Dari keempat percobaan yang dilakukan, rata-rata rak paling atas
pada masing-masing unit rak dan rak dekat dengan inlet mengalami penurunan berat bahan lebih cepat dibandingkan dengan rak bagian bawah dan dekat dengan
outlet. Hal ini disebabkan suhunya lebih tinggi dan udara panas yang dihembuskan kipas lebih cepat. Grafik penurunan kadar air dapat dilihat pada
Gambar 19, 20, 21 dan 22. Sedangkan penurunan kadar air awal sampai kadar air akhir selama proses pengeringan disajikan pada Tabel 2, 3, 4 dan 5.
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
13.33 14.03
14.33 15.03
15.33 16.03
16.33 17.03
Waktu K
a d
a r A
ir b
b
R1 R2
R3 R4
R5 R6
Gambar 19. Grafik penurunan kadar air bahan pada percobaan pertama
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
13.03 13.33
14.03 14.33
15.03 15.33
16.03
Waktu Ka
d a
r A ir
b b
R1 R2
R3 R4
R5 R6
Gambar 20. Grafik penurunan kadar air bahan pada percobaan kedua
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00 9.00
13.15 13.45
14.15 14.45
15.15 15.45
16.15
Waktu Ka
d a
r A
ir b
b
R1 R2
R3 R4
R5 R6
Gambar 21. Grafik penurunan kadar air bahan pada percobaan ketiga
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00 9.00
13.30 14.00
14.30 15.00
15.30 16.00
16.30
Waktu K
a dar A
ir bb
R1 R2
R3 R4
R5 R6
Gambar 22. Grafik penurunan kadar air bahan pada percobaan keempat
Tabel 2. Penurunan kadar air selama proses pengeringan pada percobaan pertama Rak
Kadar Air bb Lama
Pengeringan jam
Awal Akhir R1 atas
11.16 8.00
3.5 R2 bawah
9.52 6.67
3.5 R3 tengah
10.74 7.89
3.5 R4 tengah
10.76 8.44
3.5 R5 atas
11.04 8.98
3.5 R6 bawah
11.32 8.79
3.5 Dari Table 2, penurunan kadar air bahan paling cepat terjadi pada R1,
yaitu rak dekat dengan pemanas, sehingga suhunya tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan air lebih banyak, sedangkan penurunan kadar air bahan
paling lambat terjadi pada R6. Udara panas pada R6 merupakan udara panas yang telah banyak mengandung uap air sehingga beda tekanan uap jenuhnya dengan
bahan yang dikeringkan menjadi lebih kecil. Hal ini menyebabkan penurunan kadar air pada R6 lambat.
Tabel 3. Penurunan kadar air selama proses pengeringan pada percobaan kedua Rak
Kadar Air bb Lama
Pengeringan jam
Awal Akhir R1 atas
8.02 4.74
3 R2 bawah
8.84 6.17
3 R3 tengah
5.48 3.20
3 R4 tengah
8.35 5.57
3 R5 atas
11.28 8.80
3 R6 bawah
6.67 5.00
3 Pada percobaan kedua, penurunan kadar air yang paling cepat sama seperti
percobaan pertama, yaitu pada R1 atas, dan penurunan kadar air paling lambat terjadi pada R6 bawah. Lama pengeringan pada percobaan kedua lebih sedikit
dibandingkan percobaan pertama yaitu 3 jam, hal ini dikarenakan sebaran suhunya relatif konstan.
Tabel 4. Penurunan kadar air selama proses pengeringan pada percobaan ketiga Rak
Kadar Air bb Lama
Pengeringan jam
Awal Akhir R1 atas
6.24 4.12
3 R2 bawah
7.83 4.05
3 R3 tengah
6.03 3.50
3 R4 tengah
8.01 4.43
3 R5 atas
6.87 4.19
3 R6 bawah
6.87 4.45
3 Tabel 5. Penurunan kadar air selama proses pengeringan pada percobaan keempat
Rak Kadar Air bb
Lama Pengeringan
jam Awal Akhir
R1 atas 6.29
4.18 3
R2 bawah 6.75
5.13 3
R3 tengah 7.45
5.95 3
R4 tengah 5.16
4.06 3
R5 atas 6.13
5.31 3
R6 bawah 7.76
5.96 3
Pada percobaan ketiga, penurunan kadar air yang paling cepat yaitu pada bahan yang dikeringkan pada R2 bawah, sedangkan penurunan kadar air yang
paling lambat terdapat pada rak atas R1. Nilai tersebut berbeda dibandingkan dengan percobaan pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan pada percobaan ketiga
terjadi hujan sehingga meningkatkan RH dalam ruang pengering, terutama pada rak paling atas. Pada percobaan keempat, penurunan kadar air yang paling cepat
juga terjadi pada R1 atas, dan penurunan kadar air yang paling lambat terdapat pada rak atas R6. Penurunan kadar air yang tidak sama disebabkan adanya
kondisi rak yang paling atas menghalangi datangnya sinar untuk rak yang ada dibawahnya. Dalam kondisi ini tentunya rak yang paling atas menerima porsi
sinar matahari yang paling besar. Selain itu, penurunan kadar air tinggi pada rak R1 atas disebabkan beberapa faktor diantaranya suhu, RH ruang, dan kecepatan
aliran udara.
4.7 Laju Pengeringan