5.4 Kelembaban Udara
Kelembaban udara diukur secara psychrometric, yaitu dengan mengetahui parameter suhu bola basah dan bola kering. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan psychrometric chart. Kelembaban udara dalam ruang pengering dipengaruhi oleh laju aliran udara kipas dan laju penguapan uap air dari bahan.
Selama percobaan, baik percobaan pertama, kedua, ketiga dan keempat, laju udara disekitar alat pengering berfluktuasi antara 0.11-1.2 ms. Hal ini menyebabkan
RH udara dalam ruang pengering juga berfluktuasi. Profil RH dalam ruang pengering dapat dilihat pada Gambar 15, 16, 17, dan 18.
10 20
30 40
50 60
13.33 14.03
14.33 15.03
15.33 16.03
16.33 17.03
Waktu RH
Outlet R.pengering
Gambar 15. Profil kelembaban udara pada percobaan pertama Berdasarkan pengukuran kelembaban pada percobaan pertama, didapat
RH udara pengering berkisar antara 28-49 dengan nilai rata-rata sebesar 39.96 , sedangkan RH outlet pada percobaan pertama berkisar antara 63-79 dengan
nilai rata-rata 67.59 . Tingginya nilai RH ruang pengering pada percobaan pertama disebabkan besarnya kecepatan alira udara rata-rata yang masuk ke dalam
ruang pengering yaitu sebesar 1 ms. RH udara pengering tertinggi dicapai pada jam 16.03 yaitu sebesar 49.6 , hal ini dikarena pada jam tersebut cuaca mulai
mendung sehingga udara dalam ruang pengaring mulai lembab. Sedangkan RH terendah dicapai pada jam 14.03 yaitu sebesar 28.2 . Hal ini dikarenakan pada
jam tersebut suhu ruang pengering masih tinggi.
Pada percobaan kedua didapat RH ruang pengering berkisar antara 12-22 dengan nilai rata-rata 15.87 , sedangkan RH outlet berkisar antara 50-75
dengan nilai rata-rata 61.46 . Nilai RH ruang pengering pada percobaan kedua relatif rendah yang menyebabkan laju pengeringannya semakin cepat yaitu 0.97
bkjam. RH ruang pengering tertinggi dicapai pada jam 13.03 atau pada awal pengeringan. RH ruang pengering masih tinggi pada awal pengeringan
dikarenakan suhu ruang pengering pada awal pengeringan masih rendah dan burner belum dinyalakan.
10 20
30 40
50 60
13.03 13.33
14.03 14.33
15.03 15.33
16.03
Waktu RH
Outlet R.pengering
Gambar 16. Profil kelembaban udara pada percobaan kedua
10 20
30 40
50 60
70
13.15 13.45
14.15 14.45
15.15 15.45
16.15
Waktu RH
Outlet R.pengering
Gambar 17. Profil kelembaban udara pada percobaan ketiga
Pada percobaan ketiga didapat RH ruang pengering berkisar antara 13-60 dengan nilai rata-rata 26.07 , dan RH outletnya berkisar antara 30-64
dengan nilai rata-rata 48.89 . RH ruang pengering tertinggi dicapai pada jam 13.15 yaitu sebesar 60.8 , dan terendah dicapai pada jam 13.45 yaitu sebesar
13.1 . Besarnya nilai RH pada jam 13.15 dikarenakan suhu ruang pengering pada jam tersebut masih rendah karena burner belum dinyalakan.
5 10
15 20
25 30
35
13.30 14.00
14.30 15.00
15.30 16.00
16.30
Waktu RH
Outlet R.Pengering
Gambar 18. Profil kelembaban udara pada percobaan keempat Pada percobaan keempat, RH ruang pengering berkisar antara 15-25
dengan nilai rata-rata sebesar 22.6 , sedangkan RH outlet berkisar antara 18-30 dengan nilai rata-rata 24.64 . RH ruang pengering tertinggi dicapai pada jam
16.00 yaitu sebesar 25.5 , hal ini dikarenakan suhu udara ruang pengering pada jam tersebut mulai turun. Sedangkan RH terendah dicapai pada jam 14.30 dan
15.00 yaitu sebesar 15.9 . Hal ini dikarenakan tingginya suhu udara ruang pengering pada jam tersebut.
RH outlet rata-rata lebih tinggi dari RH pada ruang pengering baik pada percobaan pertama, kedua, ketiga dan keempat. Hal ini dikarenakan udara yang
melewati outlet cenderung menurun dan banyak mengandung uap air yang dibawa melalui aliran udara menuju outlet.
Kelembaban udara berpengaruh terhadap pemindahan cairan atau uap air dari dalam ke permukaan bahan, serta menentukan besarnya tingkat kemampuan
udara pengering dalam menampung uap air disekitar permukaan bahan. Semakin rendah RH udara pengering maka semakin tinggi kemampuannya dalam
menyerap uap air dari permukaan bahan, sehingga laju pengeringan akan semakin cepat. Tingginya RH juga disebabkan oleh sistem yang kurang sempurna, artinya
alat masih terdapat kebocoran-kebocoran kecil ataupun adanya udara masuk saat alat dibuka atau ditutup yang menyebabkan udara luar masuk ke dalam sistem
pengering.
5.5 Laju Aliran Udara