siswa sekolah dasae berada pada tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta
perseptual, artinya anak mampu berpikir logis tetapi masih terbatas pada objek- objek kongkrit dan mampu melakukan konservasi.
Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik
sendiri dimana dalam proses berpikirnya mereka belum dapat dipisahkan dari dunia konkret atau hal-hal yang faktual. Dan sedangkan untuk perkembangan
psikososial anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang sama dimana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati Santrock,
2007. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik siswa SD kelas IV usia 10-13 tahun anak sedang memasuki fase perkembangan yang dinamakan fase operasional konkret yaitu kemampuan
berpikir logis meningkat namun pikiran anak terbatas pada objek-objek yang mereka jumpai dari pengalaman langsung. Untuk membantu pemahaman akan
sesuatu maka diperlukan sebuah media dan dalam dunia pendidikan dikenal dengan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa akan materi yang
akan disampaikan.
2.5 Kerangka Teori
Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV SDN Kedungoleng 04 belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini tercermin pada masih
banyaknya nilai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis karangan narasi belum mencapai rata-rata nilai yang telah ditentukan.
Selain itu, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat monoton dan kurang menarik sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengekspresikan ide,
gagasan, dan pikirannya dalam menyusun kalimat yang baik. Ini disebabkan guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak adanya media yang mendukung
pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dan semangat dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan suatu media pembelajaran
yakni gambar berseri. Penggunaan media pembelajaran ini untuk memperbaiki serta meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa sehingga
dapat mencapai nilai rata-rata yang ditentukan. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut:
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir
Pembelajaran monoton dan kurang menarik sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
mengekspresikan ide, gagasan, dan pikirannya dalam menyusun kalimat yang baik.
Menulis karangan menggunakan media pembelajaran gambar berseri
Keterampilan menulis karangan narasi siswa meningkat
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah dijabarkan, maka
dapat hipotesis yang penulis ajukan adalah:
a Pengembangan media pembelajaran gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai
diterapkan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. b Penggunaan media pembelajaran gambar berseri mata yang telah
diterapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa.
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Didalam dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan yang
berupa model desain dan desain bahan ajar maupun produk seperti media dan proses pembelajaran. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan istilah
Research and Development RD ataupun dengan istilah research-based development.
Borg and Gall 1989: 624, mengartikan Research and Development RD adalah
“Educational research is a process used to develop and validate educational product”. Atau dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan
pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada, melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau
jawaban atas permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2011: 297. Produk tersebut tidak harus berbentuk benda atau