yang terdapat pada definisi AECT 2004. Berikut uraian lengkapnya sebagai berikut:
1. Study. Teori dan praktek ke-TP-an didasarkan atas hasil konstruksi
pengetahuan terus menerus melalui penelitian dan praktek reflektif. Lebih lanjut, study lebih dari sekedar penelitian tradisional. Tetapi meliputi
semua aktivitas ilmiah, seperti penelitian, pengembangan, analisis kajian, need assessment, maupun evaluasi Januszewski dan Molenda, 2008: 1.
Untuk kajiannya sendiri, seperti yang diuraikan Molenda dalam Prawiradilaga, 2012: 57 dipersepsikan sebagai sesuatu yang lebih dari
penelitian yang biasa dilakukan. Tidak terbatas dari metode, hipotesis, atau pengolahan data.
2. Ethical Practice. Teknologi pendidikan sebagai profesi harus memiliki
dan memang telah lama memiliki kode etik. Terkait dengan kode etik, organisasi AECT telah lama mengembangkan dan menerapkannya. IPTPI,
organisasi profesi di Indonesia juga sudah memiliki kode etik profesi. Aturan yang terangkum dalam kode etik bukanlah sekedar aturan dan
harapan, tetapi merupakan sebuah landasan praktek. Menurut Januszewski dan Molenda 2008: 3, secara garis besar kode etik dalam AECT meliputi:
1 komitmen terhadap individu: proteksi terhadap hak akses bahan-bahan belajar dan usaha untuk menjaga keselamatan dan keamanan dari para
profesional, 2 komitmen terhadap masyarakat: kebenaran dari pernyataan publik yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan dan
praktek yang adil dan pantas terhadap mereka yang memberikan pelayanan
pada profesi ini, 3 komitmen terhadap profesi: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional, memberikan penghargaan yang
akurat pada pekerjaan dan gagasan yang dipublikasikan.
3. Facilitating. Facilitating disini berarti memberikan kemudahan dengan
cara merancang lingkungan, mengorganisasikan sumber-sumber, dan menyediakan peralatan yang kondusif untuk mendukung proses
pembelajaran sesuai kebutuhan, efektif, efisien, dan menarik. Ruang lingkupnya meliputi mulai dari pembelajaran langsung sampai dengan
pembelajaran jarak jauh melalui lingkungan virtual environment.
4. Learning. Elemen ini mengandung makna objek formal yang menjadi