orang yang mereka lihat; 2 membantu mempercepat siswa dalam memahami materi, 3 membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi yang
dipelajari. Guru dapat mengembangkan keinginan dalam belajar bahasa siswa melalui gambar berseri, memudahkan mereka dalam belajar bahasa, memberikan
kebermaknaan belajar dengan media auntetik dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat memberikan keberagaman dalam belajar bahasa dan unsur-unsur bahasa.
Tarigan 2008: 55 menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diambil oleh siswa dari pengembangan paragraf dengan cara menganalisis gambar yaitu: 1
mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab akibat atau pesan yang tersirat dalam gambar, 2 mengembangkan daya imajinasi siswa, 3 melatih
kecermatan dan
ketelitian siswa
dalam memperhatikan
sesuatu, 4
mengembangkan daya interpretasi bentuk visual kedalam bentuk kata-kata atau kalimat.
Jadi yang dimaksud dengan gambar berseri adalah kumpulan gambar yang berbeda antara satu dengan yang lain namun saling berurutan dan berkaitan satu
sama lain. Dengan adanya gambar yang saling berurutan dan membentuk suatu alur tertentu maka siswa akan lebih mudah untuk menulis karangan narasi.
2.2 Teknologi Pendidikan
2.2.1 Definisi Teknologi Pendidikan
Ada beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan. Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional
technology atau educational technology.
Definisi teknologi pendidikan selalu mengalami perubahan, baik itu rumusan yang diajukan oleh Association for Educational Communication and
Technology AECT maupun para pakar lain. Pada rumusan teknologi pendidikan tahun 1977, AECT menghasilkan rumusan terpisah antara teknologi pendidikan
dan teknologi pembelajaran Prawiradilaga, 2012: 28. Perbedaannya adalah jika teknologi pendidikan cakupannya terletak pada proses belajar secara umum,
sedangkan teknologi pembelajaran merujuk pada proses belajar yang terarah dan terpantau dalam cakupan yang lebih sempit atau khusus misalnya pada suatu
kelas. Rumusan tahun 1994, AECT merumuskan satu rumusan yaitu teknologi
pembelajaran. AECT dalam Prawiradilaga 2012: 29 menyatakan bahwa: “Instructional technology is the theory and practice of design,
development, utilization, management, and evaluation of processes and resources for learning”
Definisi ini mengerucut dalam istilah yang digunakan yaitu teknologi pembelajaran kemunculan istilah teori dan praktik, bermakna mendalam.
Teknologi pembelajaran menekankan adanya teori-teori yang memandu para praktisi untuk berkiprah lebih baik dengan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya masukan yang diperoleh dari lapangan diteliti agar apabila
terjadi kekeliruan dalam teori yang telah ada dapat diperbaiki. Dengan demikian, landasan keilmuan teknologi pembelajaran menjadi lebih kukuh dan dinamis.
Kemudian istilah proses menunjukkan bahwa teknologi pembelajaran bekerja sebagai suatu siklus dan berkesinambungan
Selang sepuluh tahun kemudian yakni tahun 2004, AECT kemudian meluncurkan definisi terbarunya.
Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performace by creating, using,
and managing appropriate technological processes and resources. Januszewski dan Molenda dalam Prawiradilaga, 2012: 31
Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis memfasilitasi belajar
dan meningkatkan
kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang
tepat. Prawiradilaga 2012: 31, memaparkan beberapa keistimewaan definisi
2004 sebagai berikut: a. Belajar dan kinerja
Upaya peningkatan mutu kemampuan seseorang human development melalui jalur pendidikan formal, yaitu sekolah atau belajar serta jalur
pendidikan dalam organisasi atau profesi sebagai peningkatan kinerja performance improvement.
b. Proses teknologis dan sumber technological processes and resources Kemajuan teknologi yang pesat ini tidak hanya berdampak pada kemajuan
industri dan gaya hidup seseorang diperkotaan. Pendidikan dan pembelajaran juga tidak luput terkena dampak pengaruh perubahan yang
cepat karena kemunculan teknologi dan jaringan global. Untuk itu, teknologi pembelajaran mengadopsi dan mengadaptasikan temuan
mutakhir ini dalam proses belajar. c. Mengindahkan etika dan estetika
Dampak penggunaan
teknologi dam
jaringan yang
berlebihan menyebabkan kurangnya interaksi secara fisik. Komunikasi yang terjadi
biasanya terjadi karena interaksi maya. Oleh karena itu, teknologi pendidikan dan pembelajaran merasa perlu mengingatkan setiap
teknolognya akan pentingnya mengindahkan hak orang lain. Selanjutnya, berdasarkan definisi teknologi pendidikan tahun 1977, 1994,
dan 2004 dianalisis perbandingan definisinya. Dapat digambarkan menjadi berikut ini:
Gambar 2.1. Perbandingan rumusan teknologi pendidikan tahun 1977, 1994, 2004
2.2.2 Kawasan Teknologi Pendidikan