Pemetaan Kawasan Kebisingan Analisis Data

Pemilihan lokasi pengambilan sampel sebagai unit penelitian dilakukan secara sengaja purposive Nawawi, 1995; Nazir, 1988. Untuk sampel data kebisingan lokasinya ditentukan dengan global positioning system. Pengambilan responden dilakukan secara convinience sampling responden terpilih adalah responden yang berada di rumah masing-masing ketika penelitian dilakukan. Penentuan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus : Nazir, 1998: i i N n f = dimana : f : fraksi sampel yang diinginkan ni: jumlah sampel yang diambil Ni : jumlah populasi. Jumlah sampel atau responden untuk data sosial ekonomi yang diambil adalah sebanyak seratus 100 kepala keluarga, dengan rincian untuk Kelurahan Maharatu sebanyak 23 responden, Kelurahan Sidomulyo Timur 19 responden, Kelurahan Tangkerang Tengah 25 responden, Kelurahan Wonorejo 15 responden, Kelurahan Tangkerang Selatan 14 responden dan Kelurahan Teratak Buluh 4 responden.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Pemetaan Kawasan Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan aktual dilakukan dengan mengukur Desibel A maksimum atau A-weighted Sound Level atau tingkat kebisingan berbobot tertimbang A maksimum selanjutnya disebut dBA maksimum, yaitu unit tingkat kebisingan puncak yang dibaca pada skala A suatu Sound Level Meter di suatu titik pengukuran. Data Hasil pengukuran tingkat kebisingan dianalisis dan dikonversikan kedalam nilai WECPNL seperti yang ditentukan oleh DEPHUB dengan rumus: WECPNL = 27 10 − + LogN A dB     = ∑ 10 10 1 10 Li n Log A dB N = N2 + 3N3 + 10N1+N4 Keterangan: WECPNL : Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level adalah satu diantara beberapa indeks tingkat kebisingan pesawat udara yang ditetapkan dan direkomendasikan oleh ICAO International Civil Aviation Org anization dBA : Nilai desibel bobot A rata-rata dari setiap puncak kesibukan pesawat dalam satu hari pengukuran N : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara selama periode 24 jam Li : Bacaan dBA tertinggi dari nomor penerbangan pesawat ke-i dalam satu hari pengukuran N : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara yang dihitung berdasarkan pemberian bobot yang berbeda untuk pagi, petang dan malam N1 : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara dari jam 00.00-07.00 WIB N2 : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara dari jam 07.00-19.00 WIB N3 : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara dari jam 19.00–22.00 WIB N4 : Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat udara dari jam 22.00-00.00 WIB Dari nilai WECPNL yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu kebisingan untuk menentukan tipe kawasan kebisingan, yaitu kawasan kebisingan tingkat 1 dengan tingkat kebisingan 70 ≤ WECPNL75, kawasan kebisingan tingkat 2 dengan tingkat kebisingan 75 ≤ WECPNL80 dan kawasan keb isingan tingkat 3 dengan tingkat kebisingan WECPNL ≥ 80. Nilai WECPL dan titik pengukuran yang diperoleh dioverlay kedalam peta dengan sistem informasi geografis untuk membuat pemetaan kawasan kebisingan. 3.4.2 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Kebisingan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kebisingan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi logit. Bentuk model logit yang akan digunakan adalah: sehingga dapat diperoleh Y i = F -1 P i dengan Y i = Persepsi masyarakat terhadap kebisingan Bandar udara bernilai 1 jika bising dan bernilai 0 jika tidak bising ß = Konstanta ß 1, ß 2… ß 10 = Koefisien regresi PDDK = Pendidikan PDPT = Pendapatan Rpbln LMTG = Lama tinggaltahun PKJ = Pekerjaan STRM = Status rumah bernilai 1 = Sewa, bernilai 0 =Rumah sendiri JRK = Jarak ke sumber bising M KBSG = Kawasan kebisingan KB i = Responden ke-i i =1,2,3,4…,100 e = Galat Variabel penjelas yang digunakan untuk menganalisis persepsi responden terhadap kebisingan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II adalah pendidikan, pendapatan, lama tinggal, pekerjaan, status rumah, jarak dan kawasan kebisingan. Variabel pendidikan berpengaruh negatif terhadap persepsi kebisingan. Semakin P i = FY i =Fß + ß 1 X 1i + ß 2 X 2i +……+ß p X pi Y i =ß - ß 1 PDDK i - ß 2 PDPT i - ß 3 LMTGi + ß 4 PKJi + ß 5 STRMi - ß 6 JRKi + ß 7 KBSGi +e tinggi pendidikan maka responden semakin menyadari kebisingan yang di akibatkan bandar udara. Variabel pendapatan diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kebisingan. Semakin tinggi pendapatan maka responden semakin menyadari kebisingan yang diakibatkan bandar udara. Variabel lama tinggal diduga berpengaruh negatif. Semakin lama tinggal maka responden semakin menyadari kebisingan yang diakibatkan bandar udara. Variabel pekerjaan diduga berpengaruh positif terhadap persepsi kebisingan, dimana responden yang bekerja dekat dengan bandar udara memiliki persepsi semakin bising. Variabel status rumah diduga akan berpengaruh positif terhadap persepsi kebisingan, dimana responden yang tinggal di rumah sendiri akan merasa lebih bising dibanding responden yang tinggal di rumah sewa. Variabel jarak diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kebisingan, dimana responden yang tinggal makin dekat dari bandar udara mempunyai persepsi lebih bising dibanding responden yang tinggal lebih jauh dari bandar udara. Variabel kawasan kebisingan diduga berpengaruh positif terhadap persepsi kebisingan, dimana responden yang tinggal di kawasan kebisingan 3 lebih bising dibanding responden yang tinggal di kawasan kebisingan 2. 3.4.3 Analisis Faktor-faktor Yang Me nyebabkan Masyarakat Tetap Tinggal di Sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II . Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi logit. Dengan model logit, dapat diduga peluang responden suka atau tidak suka tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Bentuk model logit yang akan digunakan adalah: P i = FY i =Fß + ß 1 X 1i + ß 2 X 2i +……+ß p X pi sehingga dapat diperoleh Y i = F -1 P i dengan Y i = Peluang tingkat kesukaan masyarakat terhadap tempat tinggalnya bernilai 1 jika suka dan bernilai 0 jika tidak suka ß = Konstanta ß 1, ß 2… ß 7 = Koefisien regresi PDPT = Pendapatan Rpbln LMTG = Lama tinggaltahun HGTN = Harga tanah RpM 2 STRM = Status rumah bernilai 1 = Sewa, bernilai 0 =Rumah sendiri JRK = Jarak ke sumber bising M KBSG = Kawasan kebisingan KB i = Responden ke-i i =1,2,3,4…,100 e = Galat Variabel penjelas yang digunakan untuk menganalisis penyebab responden tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II adalah pendapatan, lama tinggal, harga tanah, status rumah, jarak, dan kawasan kebisingan. Variabel pendapatan diduga akan memberikan pengaruh positif terhadap peluang responden suka tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Variabel lama tinggal diduga akan berpengaruh positif terhadap peluang responden suka tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Variabel harga tanah diduga akan berpengaruh negatif terhadap peluang responden tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Apabila harga tanah murah maka responden akan suka tinggal di tempat tersebut. Variabel status rumah diduga akan berpengaruh positif terhadap peluang responden tetap tinggal di sekitar bandar udara Sultan Syarif Kasim II, dimana responden yang tinggal di rumah sendiri akan merasa lebih suka dibanding responden yang tinggal di rumah sewa. Variabel jarak diduga berpengaruh positif terhadap peluang responden tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, dimana responden yang tinggal makin jauh dari bandar udara lebih suka dibanding responden yang tinggal lebih dekat dengan bandar udara. Variabel Y i = ß + ß 1 PDPT i + ß 2 LMTGi - ß 3 HGTNi + ß 4 STRMi + ß 5 JRKi + ß 6 KBSGi + e kawasan kebisingan diduga berpengaruh positif terhadap peluang responden tetap tinggal di sekitar Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, dimana responden yang tinggal di kawasan kebisingan 1 lebih suka dibanding responden yang tinggal di kawasan kebisingan 2.

3.4.4 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Masyarakat dalam Menerima