Jika tidak ada masalah heteroskedastisitas maka nilai F-hitung akan menuju satu. Masalah heteroskedastisitas masih dapat ditolerir jika F-hitung kurang
dari F-tabel dengan derajat bebas v
1
= v
2
= n-c-2k2. Dimana n adalah jumlah contoh, c adalah jumlah contoh pemisah dan k adalah jumlah
parameter yang diduga.
6. Uji Odds Ratio
Odds ratio merupakan kemunculan dari peubah respon y=1 sebesar exp ß kali jika taraf atribut tersebut yang semua peubah bonekanya bernilai 0
muncul. Odds ratio merupakan interpretasi dari peluang.
7. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari dataobservasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal
sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji yang dilakukan adalah Uji Jargue Bera dengan prosedur sebagai berikut:
H : error term terdistribusi normal
H
1 :
error term tidak terdistribusi normal Tarima H
jika statistik J-B X2 df-2 atau jika diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari
α .
3.5 Batasan Penelitian
1. Wilayah penelitian adalah Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan Pemukiman di sekitar bandara yaitu Kelurahan Maharatu, Kelurahan
Sidomulyo Timur, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kelurahan Tangkerang Selatan, Kelurahan Wonorejo dan Kelurahan Teratak Buluh
2. Objek penelitian adalah kebisingan dan masyarakat yang tinggal di wilayah penelitian responden.
3. Kebisingan adalah bentuk suara yang tidak diinginkan atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya, kebisingan yang dilihat disini
adalah kebisingan yang disebabkan oleh kegiatan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II baik dari beroperasinya pesawat maupun kegiatan di bandar udara itu
sendiri. 4. Kawasan kebisingan adalah kawasan pemukiman masyarakat di sekitar
bandar udara yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu lingkungan.
5. Pemetaan kawasan kebisingan adalah pemetaan dari garis yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat yang mempunyai nilai indeks
tingkat kebisingan yang sama. Pada penelitian ini menggunakan sistem informasi geografi.
6. Desibel A maksimum atau Maximum A-Weighted Sound Level atau tingkat kebisingan berbobot tertimbang A maksimum selanjutnya disebut dBA
maksimum adalah unit tingkat kebisingan puncak yang dibaca pada skala A suatu Sound Level Meter di suatu titik pengukuran.
7. Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level atau nilai ekivalen tingkat kebisingan yang dapat diterima terus menerus selama suatu rentang
waktu dengan pembobotan tertentu, selanjutnya disingkat WECPNL adalah rating terhadap tingkat gangguan bising yang mungkin dialami oleh penduduk
di sekitar bandar udara sebagai akibat dari frekuensi operasi pesawat udara pada siang dan malam hari.
8. Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga. 9. WTA adalah sejumlah uang yang diterima seseorang sebagai kompensasi dari
kerusakan lingkungan kebisingan Bandar udara Sultan Syarif Kasim II. 10. Jumlah uang yang diterima merupakan tambahan harga tanah RpM
2
11. HPM digunakan untuk menampung preferensi responden pada kondisi tertentu guna mengetahui keinginan untuk menerima.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang berada pada posisi geografis 101
o
14’-101
o
34’ Bujur Timur dan 0
o
25’ -0
o
45’Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 tanggal 7 September 1987
daerah Kota Pekanbaru diperluas dari ± 62.96 km
2
menjadi ± 446.50 km
2
, terdiri dari 8 kecamatan dan 45 kelurahandesa. Dari hasil pengukuran pematokan di
lapangan oleh BPN TK. I Ria u maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632.26 km
2
. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan
meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan
fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah
Kecamatan baru dengan Perda Kota Pekanbaru No, 3 Tahun 2003 menjadi 12 kecamatan dan kelurahan desa baru dengan Perda Kota Pekanbaru No.4 Tahun
2003 menjadi 58 kelurahandesa. Sedangkan rincian luas masing-masing kelurahan desa masih dalam tahap pengukuran.
Kota Pekanbaru berbatasan dengan: - Utara
: Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar - Selatan
: Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan - Timur
: Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan - Barat
: Kabupaten Kampar. Penduduk Kota Pekanbaru berdasarkan hasil registrasi Tahun 2003
sebanyak 653,435 jiwa dan Tahun 2004 sebanyak 689,825 jiwa, mengalami pertambahan sebanyak 36,390 jiwa 5.57 persen. Laju pertambahan penduduk
diprediksi 3.99 persen 34,000 Orangtahun Gambar 2.