Baku Mutu Kebisingan Kebisingan

negara anggota ICAO menganggap bahwa tanggapan kebisingan manusia untuk pesawat yang beroperasi pada siang hari dan malam hari berbeda walaupun tingkat kebisingan melalui pengukuran obyektif yang dihasilkan adalah sama. Tingkat kebisingan diukur dalam dBA. 2. NEF Noise Exposure Forecast: Digunakan di USA atas rekomendasi FAA sekitar tahun 1970 dan merupakan perkembangan dari prosedur penilaian sebelumnya yaitu CNR Community Noise Rating, 1964. Koreksi terhadap tanggapan manusia bagi kebisingan pesawat hanya didasarkan pada perbedaan waktu terjadinya kebisingan yaitu antara pagi dan malam hari. Penalti untuk pesawat yang terbang pada malam hari adalah 10 dB lebih tinggi dari penerbangan siang hari untuk kebisingan yang sama dengan periode waktu yang digunakan adalah siang = 07.00 - 22.00 dan malam = 22.00 -07.00. 3. ANEF Australia Noise Exposure Forecast : Dasar perhitungan sama dengan NEF akan tetapi penalti untuk penerbangan malam hari adalah 12 dB. Periode waktu yang digunakan adalah siang = 07.00 - 19.00 dan malam = 19.00 - 07.00 .

2.1.7 Baku Mutu Kebisingan

Baku mutu kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48MENLH1996 dapat dilihat pada Tabel 2. Khusus untuk Bandar Udara, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 172005 tentang “Batas-batas Kawasan Kebisingan Bandar Udara. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa Baku Mutu Tingkat Kebisingan dan Tata Guna Tanah di sekitar Bandara ditentukan berdasarkan tipe kawasan kebisingan yang dibagi ke dalam 3 tipe kawasan kebisingan, yaitu tipe kawasan kebisingan tingkat 1, tipe kawasan kebisingan tingkat 2 dan tipe kawasan kebisingan tingk at 3. Dalam peraturan tersebut juga disebut bahwa untuk menentukan tipe kawasan kebisingan dimaksud diperoleh dengan cara menentukan nilai kebisingan di sekitar bandar udara dengan menggunakan prosedur penilaian Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level WECPNL yang direkomendasikan oleh ICAO pada tahun 1971. Tabel 2. Baku Mutu Kebisingan Menurut Peruntukan Peruntukan kawasanlingkungan kegiatan Tingkat kebisingan a. Peruntukkan kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Perkantoran d an perdagangan 4. Ruang hijau terbuka 5. Industri 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 7. Rekreasi 8. Khusus: - Bandar udara - Stasiun kereta api - Pelabuhan laut - Cagar budaya b. Lingkungan kegiatan 1. Rumah sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55 70 65 50 70 60 70 70 60 55 55 55 Sumber: MenLH 2004 Keterangan: disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan Penentuan prosedur penilaian dan tipe kawasan kebisingan bandar udara maupun tata guna tanahnya dikutip dari pasal 1 dan pasal 8 sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Kawasan kebisingan adalah kawasan tertentu di sekitar bandar udara yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu lingkungan. b. Kawasan kebisingan adalah garis yang menghubungkan titik -titik atau tempat-tempat yang mempunyai nilai indeks tingkat kebisingan yang sama. c. Desibel A maksimum atau Maximum A-Weighted Sound Level atau tingkat kebisingan berbobot tertimbang A maksimum selanjutnya disebut dBA maksimum adalah unit tingkat kebisingan puncak yang dibaca pada skala A suatu Sound Level Meter di suatu titik pengukuran. d. Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level atau nilai ekivalen tingkat kebisingan yang dapat diterima terus menerus selama suatu rentang waktu dengan pembobotan tertentu, selanjutnya disingkat WECPNL adalah rating terhadap tingkat gangguan bising yang mungkin dialami oleh penduduk di sekitar bandar udara sebagai akibat dari frekuensi operasi pesawat udara pada siang dan malam hari. Pasal 8 Penentuan Kawasan Kebisingan Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 5 dan tata guna tanahnya meliputi : a. Kawasan Kebisingan Tingkat 1 Kawasan kebisingan tingkat 1 mempunyai nilai tingkat kebisingan lebih besar atau sama dengan 70 WECPNL dan lebih kecil dari 75 WECPNL. Tanah dan ruang udara pada kawasan kebisingan tingkat 1 dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan, kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah sakit. Bangun an sekolah dan rumah sakit yang sudah ada dilengkapi pemasangan insulasi suara sesuai dengan prosedur yang standar sedemikian sehingga tingkat bising yang terjadi di dalam bangunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku { 55 dBA sesuai Kep -48MENLH111996 }. b. Kawasan Kebisingan Tingkat 2 Kawasan kebisingan tingkat 2 mempunyai nilai tingkat kebisingan lebih besar atau sama dengan 75 WECPNL sampai dengan lebih kecil 80 WECPNL. Tanah dan ruang udara pada kawasan kebisingan tingkat 2 dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan danatau bangunan kecuali untuk jenis kegiatan danatau bangunan sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal. Bangunan sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal yang sudah ada dilengkapi pemasangan insulasi suara sesuai dengan prosedur yang standar sedemikian sehingga tingkat bising yang terjadi di dalam bangunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlak u 55dBA sesuai Kep - 48MENLH1 11996. c. Kawasan Kebisingan Tingkat 3. Kawasan kebisingan tingkat 3 mempunyai nilai tingkat kebisingan lebih besar atau sama dengan 80 WECPNL. Tanah dan ruang udara pada kawasan kebisingan tingkat 3 dapat dimanfaatkan untuk membangun bangunan atau fasilitas bandar udara yang dilengkapi pemasangan insulasi suara sesuai dengan prosedur yang standar sedemikian sehingga tingkat bising yang terjadi di dalam bangunan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku Kep-48MENLH111996 . Selain penggunaan di atas dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang burung.

2.2 Pemetaan