Sehingga jika a-b =1 maka ? = expß. Rasio -odds ini dapat diintepretasikan sebagai kecenderungan Y =1 pada x =1 sebesar ? kali dib andingkan pada x = 0.
2.7 Studi Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang terkait dengan kebisingan antara lain : Rusnam, 1993 melakukan studi tentang kebisingan kota, Yunasril 1995
melakukan studi tentang kebisingan akibat transportasi darat, Selan 2003, Sasanti dan Eddy 2000, Cohen dan Cletus 2006 dan Nelson 2003
melakukan studi tentang kebisingan akibat transportasi udara. Rusnam 1993 melakukan studi tingkat kebisingan di Kotamadya Bogor
Jawa Barat. Didalam penelitiannya dik aji tentang tingkat kebisingan dan hubungan sumber kebisingan dengan tingkat kebisingan. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa di semua lokasi telah melewati baku mutu kebisingan, dan sumber dari kebisingan adalah kendaraan bermotor.
Yunasril 1995 melakukan penelitian tentang keterkaitan jumlah dan jenis kendaraan bermotor dengan taraf kebisingan di Kotamadya Padang –
Sumatera Barat. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa di semua lokasi telah melewati baku mutu kebisingan dimana jumlah kendaraan tidak berpengaruh
terhadap kebisingan tetapi jenis kendaraan berpengaruh terhadap kebisingan. Selan 2003 melakukan penelitian tentang keterkaitan tingkat kebisingan
dan kesediaan membayar masyarakat untuk menurunkan tingkat kebisingan di sekitar bandara. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa lokasi penelitiannya
terletak pada kawasan kebisingan tingkat 3, dimana pada kawasan ini setiap bangunan perumahan harus dilengkapi dengan insulasi suara, tetapi pada
kenyataan di lapangan hal tersebut tidak diterapkan, disamping itu nilai WTP masyarakat bervariasi tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat. Nilai
WTPnya berkisar dari Rp.50.000,- sampai dengan Rp. 4.000.000,-. Sasanti dan Eddy 2000 melakukan penelitian tentang evaluasi dan
pemetaan tingkat kebisingan akibat aktifitas penerbangan di sekitar Bandar Udara Juanda. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa daerah di sekitar Bandar Udara
Juanda masuk pada zona D yang tidak diperbolehkan untuk daerah pemukiman.
Sesuai kriteria dari Federal aviation Administration, daerah-daerah di sekitar Bandar Udara Juanda termasuk kategori D, yang menyatakan terdengar sangat
bising dan jelas tidak dapat diterima pendengaran manusia. Cohen dan Cletus 2006 melakukan penelitian tentang model spasial
hedonic dari kebisingan di sekitar bandar udara dan harga rumah. Dari hasil penelitiannya diperoleh rumah yang terdapat di daerah yang memiliki nilai
kebisingan lebih tinggi maka harga rumahnya lebih murah. Nelson 2003 melakukan penelitian tentang analisis meta dari kebisingan
bandar udara dan nilai hedonic tanah. Dari hasil penelitiannya diperoleh harga tanah pada daerah dengan tingkat kebisingan 55 dB lebih mahal dibandingkan
harga tanah dengan tingkat kebisingan 70 dB. Avianto 2005 melakukan penelitian tentang estimasi nilai ekonomi
lingkungan pemukiman mahasiswa IPB: perspektif regresi hedonis. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
kesukaan mahasiswa terhadap tempat tinggalnya adalah luas halaman, tingkat keamanan dan kondisi udara. Kebisingan tidak berpengaruh terhadap kesukaan
mahasiswa terhadap pemilihan tempat tinggal. Nilai ekonomi lingkungan pemukiman mahasiswa sebesar Rp. 10,065,016,310,- setiap tahunnya.
Dari studi literatur yang dilakukan diperoleh bahwa sudah terdapat penelitian yang menganalisis kebisingan bandar udara dengan teknik HPM,
dimana penelitiannya mengkaji harga tanah dan rumah dari masyarakat yang tinggal di sekitar bandar udara. Sedangkan pada penelitian ini teknik penilaian
yang digunakan dengan HPM dengan mengkaji aspek WTA dari masyarakat di sekitar bandar udara disamping itu juga dibuat peta kawasan kebisingan bandar
udara.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau dan pemukiman sekitar bandar udara yaitu Kelurahan Maharatu,
Kelurahan Sidomulyo Timur, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kelurahan Wonorejo, Kelurahan Tangkerang Selatan dan Kelurahan Teratak Buluh pada
bulan Januari 2006 sampai dengan Maret 2006.
3.2 Bahan dan Alat
Dalam penelitian ini bahan dan alat yang digunakan adalah: a. Satu buah peta rupa bumi dan peta digital Kota Pekanbaru
b. Sound level meter
c. Global positioning system
d. Kuesioner e. Perangkat komputer
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dilihat dari tujuan dan kepentingan penelitian ini, maka metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi 1995, metode deskrip tif
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melukiskan keadaan subyekobyek penelitian seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tanpa atau sebagai mana adanya.
Dilihat dari bentuknya, maka penelitian ini adalah penelitian survei. Survei biasanya sama saja dengan penelitian atau riset research. Pemakaian kedua
istilah ini hanya untuk membedakan ruang lingkup. Riset atau penelitian memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari obyeknya. Sedangkan