mendapatkan dana segar dari masyarakat. Hal tersebut ditempuh dengan menaikkan suku bunga simpanan. Meningkatnya suku bunga deposito tersebut
juga dipicu oleh meningkatnya suku bunga SBI dan inflasi pada periode yang sama.
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2006 Gambar 13. Perkembangan Suku Bunga Deposito Bank Persero
Pada tahun 1999 suku bunga deposito satu dan tiga bulan adalah sebesar 23,34 dan 25,78 persen kemudian keduanya turun pada tahun 2000 dan kembali
meningkat pada tahun 2001. Kecenderungan suku bunga yang semakin menurun terjadi pada tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan penurunan sebesar 59,59 dan
60 persen pada suku bunga deposito satu dan tiga bulan. Kemudian pada akhir tahun 2005 suku bunga deposito satu dan tiga bulan kembali meningkat hingga
mencapai 7,89 dan 8,00 persen.
4.2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar
Perkembangan Suku Bunga Deposito Bank Persero
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
19 94
199 6
19 98
20 00
20 02
20 04
Periode Persentase
Deposito 1 bulan Deposito 3 bulan
Perkembangan jumlah uang yang beredar dalam arti luas M2 yaitu M1 dan uang kuasi, dimana uang kuasi terdiri dari deposito berjangka dan tabungan
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 1994 jumlah uang yang beredar sebesar Rp 174.512 milyar, kemudian bergerak naik perlahan menjadi Rp 355.643
milyar pada tahun 1997. Terjadi peningkatan secara signifikan dari tahun 1997 ke tahun 1998 dimana peningkatannya sebesar 62,34 persen, sehingga total M2 pada
tahun tersebut menjadi Rp 577.381 milyar Gambar 14.
Sumber: Bank Indonesia, 2006 Gambar 14. Perkembangan M2
Kondisi tersebut disebabkan karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia, dimana sektor perbankan yang paling terkena dampaknya.
Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sebagai akibat adanya krisis disektor perbankan menyebabkan banyak masyarakat menarik dananya dari
perbankan secara besar-besaran rush sehingga terjadi peningkatan pada jumlah
Perkembangan M2
200,000 400,000
600,000 800,000
1,000,000 1,200,000
1,400,000
19 94
1995 199 6
1997 19 98
1999 200 2001 200
2 2003 200
4 2005
Periode Miliar
M 2
uang yang beredar M2. Sedangkan tren peningkatan pada jumlah uang yang beredar terus terjadi sepanjang tahun dari tahun 1999 hingga akhir tahun 2005.
4.3. Perkembangan Inflasi
Dalam periode 1994 hingga 1997 perkembangan inflasi cenderung lebih stabil yang mencerminkan kondisi perekonomian yang kondusif. Namun
demikian, situasi yang terjadi sepenuhnya berubah pada saat krisis ekonomi melanda. Laju inflasi meningkat secara signifikan empat kali lipat dari inflasi
sebelumnya yaitu perubahannya sebesar 438,91 persen dari 11,05 pada tahun 1997 menjadi 59,55 persen pada tahun 1999. Tekanan terhadap inflasi ini
bersumber dari adanya tekanan biaya produksi cost-push inflation dikarenakan peningkatan harga BBM yang berdampak pada meningkatnya harga barang-
barang kebutuhan pokok khususnya bahan makanan. Terdepresiasinya nilai tukar rupiah merupakan faktor lainnya yang menyebabkan laju inflasi menjadi tinggi
karena meningkatnya harga barang-barang impor.
Perkembangan Inflasi
10 20
30 40
50 60
70
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 200 2
2003 2004 2005
Periode Persentase
Inflasi
Sumber: Bank Indonesia, 2006 Gambar 15. Perkembangan Inflasi
Kecenderungan inflasi yang meningkat tersebut mulai terasa kembali sejak tahun 1999 sebesar 2,13 persen hingga pada tahun 2001 peningkatannya mencapai
dua digit yaitu sebesar 11,91 persen. Inflasi yang terus menurun terjadi pada tahun 2002 dan tahun 2003 menjadi 4,40 persen, kemudian sejak tahun tersebut angka
inflasi terus mengalami peningkatan dan mencapai dua digit pada akhir tahun 2005. Peningkatan tersebut didorong oleh naiknya harga BBM yang berakibat
pada meningkatnya harga barang-barang lainnya Gambar 15.
4.4. Perkembangan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI