II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Pada bab tinjauan pustaka ini akan dijabarkan mengenai dasar teori dari suku bunga, serta penjelasan mengenai deposito tabungan berjangka. Adapun
penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut.
2.1. Suku Bunga
Terdapat beberapa acuan teori mengenai suku bunga yang digunakan dalam menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Beberapa teori tersebut
diantaranya adalah:
2.1.1. Teori Tingkat Bunga Fisher
Suku bunga atau tingkat bunga adalah hal yang paling penting diantara variabel-variabel makroekonomi. Esensinya, tingkat bunga adalah harga yang
menghubungkan masa kini dan masa depan. Terdapat dua tingkat bunga yaitu tingkat bunga riil dan nominal. Ekonom
menyebutkan bahwa tingkat bunga yang dibayar bank sebagai tingkat bunga nominal nominal interest rate dan kenaikan dalam daya beli masyarakat dengan
tingkat bunga riil real interest rate. Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat bunga riil, dan
π tingkat inflasi, maka hubungan di antara ketiga variabel ini bisa ditulis sebagai:
r = i – π 2.1
Tingkat bunga riil adalah perbedaan diantara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi. Persamaan diatas disebut persamaan Fisher Fisher Equation. Persamaan
tersebut menunjukkan bahwa tingkat bunga dapat berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah Mankiw,
2000.
2.1.2. Teori Tingkat Bunga Keynes
Keynes berpendapat bahwa bunga adalah semata-mata merupakan gejala moneter, bunga adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang.
Berdasarkan pendapat tersebut, Keynes menganggap adanya pengaruh uang terhadap sistem perekonomian seluruhnya. Dalam buku klasiknya The General
Theory , Keynes menjabarkan pandangannya tentang bagaimana tingkat bunga
ditentukan dalam jangka pendek. Penjelasan itu disebut teori preferensi likuiditas, dimana teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh keseimbangan
dari penawaran dan permintaan uang. Teori preferensi likuiditas adalah kerangka untuk kurva LM.
Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap, yaitu:
MP
s
= MP 2.2
asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada tingkat bunga.
Teori preferensi likuiditas menegaskan pula bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang oleh individu.
Ketika tingkat bunga naik, maka individu-individu hanya ingin memegang lebih sedikit uang, sehingga:
MP
d
= Lr 2.3
dimana fungsi Lr menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat bunga.
r
Penawaran
r
2
A
2
r
1
A
1
M
2
P M
1
P
Sumber: Mankiw, 2000 Gambar 5. Keseimbangan Pasar Uang Keynes
Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlaku dalam perekonomian perlu dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang
riil. Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan, jumlah uang riil
yang diminta sama dengan jumlah penawarannya. Penurunan dan peningkatan penawaran uang dalam teori preferensi likuiditas akan berpengaruh terhadap
jumlah penawaran uang riil dan tingkat bunga keseimbangan Gambar 5. Jika tingkat harga tetap, penurunan dalam penawaran uang dari M
1
ke M
2
akan mengurangi penawaran uang riil. Karena itu, tingkat bunga keseimbangan akan naik dari r
1
ke r
2
. Sebaliknya, peningkatan dalam penawaran uang yang dilakukan oleh bank sentral akan meningkatkan penawaran uang riil, sehingga
Permintaan L i Keseimbangan uang riil, MP
tingkat bunga keseimbangan akan turun dari r
2
ke r
1.
Jadi, menurut teori preferensi likuiditas, penurunan dalam penawaran uang akan menaikkan tingkat bunga, dan
peningkatan dalam penawaran uang akan menurunkan tingkat bunga.
2.1.3. Teori Loanable Funds