Kestasioneran Data Tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN

dikarenakan data-data yang dipakai dalam penelitian ini sebagian ada yang stasioner di level dan stasioner di first difference namun terkointegrasi. Sedangkan software Eviews versi 4.1 digunakan untuk melakukan analisis data dari penelitian ini.

5.1. Kestasioneran Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini perlu dilakukan uji akar unit unit root test untuk melihat apakah data tersebut stasioner atau tidak. Uji kestasioneran data ini sangat penting karena dalam kasus dimana data time series yang digunakan tidak stasioner, maka kesimpulan yang diperoleh akan menghasilkan pola hubungan regresi yang palsu Spurious Regression. Suatu upaya untuk menghindari terjadinya regresi palsu adalah dilakukannya uji akar unit pada tingkat first difference. Metode akar unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Augmented Dicky Fuller ADF. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa hanya variabel suku bunga SBI bersifat stasioner ditingkat level. Hal tersebut terlihat dari nilai ADF t-statistic variabel tersebut lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon. Sedangkan variabel lain seperti suku bunga deposito, uang beredar, tingkat harga dan loan to deposit ratio tidak stasioner ditingkat level sehingga perlu dilanjutkan dengan akar unit pada tingkat first difference derajat satu. Tabel 5. Uji Akar Unit Level Variabel Nilai ADF Nilai Kritis Mackinnon 5 Keterangan RDEP -2,571642 -2,881830 Tidak Stasioner LOGM2 -2,294255 -2,881685 Tidak Stasioner LOGCPI -0,739528 -2,881830 Tidak Stasioner RSBI -3,001142 -2,881830 Stasioner LDR -1,436423 -2,881978 Tidak Stasioner Sumber: Lampiran 2 Sedangkan pada Tabel 6 memperlihatkan hasil uji stasioneritas pada tingkat first difference. Berdasarkan uji tersebut terlihat bahwa semua variabel stasioner pada derajat integrasi satu I1 dimana nilai ADF t-statistic masing- masing variabel lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon. Tabel 6. Uji Akar Unit First Difference Variabel Nilai ADF Nilai Kritis Mackinnon 5 Keterangan RDEP -9,378596 -2,881830 Stasioner LOGM2 -11,58243 -2,881830 Stasioner LOGCPI -5,706539 -2,881830 Stasioner RSBI -7,003168 -2,881830 Stasioner LDR -6,151908 -2,881978 Stasioner Sumber: Lampiran 3

5.2. Tingkat

Lag Optimal Penentuan lag optimal sangat penting dalam sistem VAR karena variabel lag merupakan variabel independen yang digunakan pada persamaan VAR. Namun sebelum melakukan penentuan lag optimal dilakukan uji stabilitas sistem VAR. Lampiran 4 menunjukkan nilai inverse roots karakteristik AR polinomial untuk setiap hubungan bivariat antar variabel. Dari lampiran tersebut terlihat bahwa seluruh roots memiliki modulus lebih kecil dari 1 dan semuanya terletak didalam unit circle. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem VAR untuk setiap hubungan bivariat antar variabel tersebut adalah stabil. Dalam penelitian ini, untuk menentukan tingkat lag optimal digunakan nilai Schwarz Information Criteria SIC yang terkecil. Tabel 7 menunjukkan perhitungan nilai SIC untuk setiap lag-nya. Dari perhitungan nilai SIC tersebut didapat bahwa nilai minimum terdapat pada lag 5, sehingga diperoleh lag optimal adalah lag 5. Selanjutnya uji kointegrasi, estimasi VECM dan variance decomposition akan dilakukan pada lag optimal ini. Tabel 7. Perhitungan Schwarz Information Criteria SIC Lag SIC 5,720898 1 3,956343 2 4,290477 3 4,105006 4 4,037108 5 3,725021 6 4,016849 7 4,445974 8 4,490571 9 4,632761 10 4,903347 11 5,310609 Sumber: Lampiran 5

5.3. Kointegrasi