2.2 Kajian Tentang Model Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
“Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain” Joyce dan Weil dalam bukunya Rusman, 2011:133. “Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial
” Suprijono, 2011:46. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi,
ide, keterampilan,
cara berpikir,
dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
2.2.2 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pendekatan pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang
tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
2.2.3 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan Johnson dalam bukunya Suyitno 2011:51-52 unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan positif
Semua anggota
kelompok bekerja
secara sinergis
dalam mengembangkan kelompoknya. Dalam hal ini, guru harus memberikan
tugas yang berbeda-beda untuk setiap anggota kelompok sehingga setiap anggota kelompok bergantung dan bertanggung jawab terhadap
anggota yang lainnya dalam kelompok itu. Termasuk untuk menciptakan saling ketergantungan ini adalah cara penilaian yang unik.
Setiap siswa selain mendapat nilai individual juga mendapat niai dari kelompoknya. Besarnya nilai kelompok bergantung pada sumbangan
yang diberikan oleh setiap individu, yakni selisih nilai tes dari nilai rata-rata yang diperoleh individu.
b. Tanggung jawab perseorangan
Dengan tugas yang berbeda-beda, setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya
untuk dilaporkan kepada teman-teman sekelompoknya. c.
Interaksi tatap muka Setiap anggota kelompok berkesempatan untuk menyampaikan hasil
kerjanya.
d. Komunikasi antar anggota
Komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap individu anggota kelompok, tidak boleh didominasi oleh siswa tertentu.
e. Evaluasi proses kelompok
Untuk melakukan refleksi apakah kerja kelompoknya sudah baik atau perlu ada perbaikan. Refleksi ini tidak harus dilakukan pada setiap kerja
kelompok, tapi dapat dilakukan secara berjangka.
2.2.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif