Perolehan hasil uji homogenitas dengan Test of Homogeneity of Variances adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances
Nilai Levene Statistic
df1 df2
Sig. .435
1 63
.512 Sumber: data penelitian yang dioah tahun 2012
Berdasarkan uji levene statistik diketahui nilai signifikansi untuk kelas AP 1 dan AP 2 adalah 0,512, karena nilai Sig 0,512 lebih besar daripada
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdasarkan nilai ujian semester ganjil memiliki kondisi yang sama atau homogen. Perhitungan
lengkap uji homogenitas data nilai ujian semester 1 dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 113.
4.1.3 Analisis Data Akhir 4.1.3.1 Deskripsi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa
1. Deskripsi Kinerja Guru Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga observer, aktivitas guru
sudah baik. Terlihat dari aktivitas guru, misalnya guru banyak berkeliling untuk mengetahui aktivitas siswa dalam bekerja kelompok. Guru berusaha
sebisa mungkin agar setiap pertanyaan dapat memberikan umpan balik. Guru juga lebih antusias pada proses pembelajaran. Hampir setiap
indikator guru muncul pada saat proses pembelajaran.
Aktivitas guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw baik kelas eksperimen 1 maupun eksperimen 2 dalam kategori
tinggi . Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Kategori Tingkat Aktivitas Kinerja Guru No
Kategori Rentang Skor
1. 2.
3. 4.
Sangat tinggi Tinggi
Rendah Sangat rendah
82 Skor ≤ 100
63 Skor ≤ 81
44 Skor ≤ 62
25 Skor ≤ 43
Rata-rata aktivitas guru pada kelas eksperimen 1 yaitu 73,33 sedangkan rata-rata aktivitas guru pada kelas eksperimen 2 yaitu 70,00.
Guru sudah maksimal dalam memulai pelajaran, baik untuk apersepsinya maupun
dalam memotivasi
siswa. Kemampuan
guru dalam
mengorganisasi siswa dalam kelompok dan mengembangkan hasil siswa juga sudah bagus. Guru dalam membagi kelompok pada saat proses
pembelajaran tidak berdasarkan tempat duduk tapi berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut dilakukan supaya kemampuan tiap kelompok
lebih merata, anggota masing-masing kelompok ada yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Pembagian kelompok dengan aturan ini
memakan waktu yang agak lama karena guru harus membacakan nama siswa dalam masing-masing kelompok, dan dalam mengatur tempat duduk
mereka juga membutuhkan waktu yang lama. Kegiatan dalam menutup pelajaran, baik dalam membimbing siswa, menyimpulkan maupun
evaluasi sudah baik. Oleh karena itu siswa lebih mudah memahami materi
yang diajarkan. Perhitungan lengkap aktivitas kinerja guru dapat dilihat pada Lampiran 28 halaman 187.
2. Deskripsi Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga observer, aktivitas siswa
baik kelas eksperimen 1 maupun eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 1
No Aktivitas yang
Diamati SR R
T ST
∑ Kriteria
1 Perhatian
dalam mengikuti
pelajaran 7
10 14 1
72 57
Rendah 2
Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan
12 12 8
61 47
Rendah 3
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
8 13 11
67 53
Rendah 4
Santun dalam mengemukakan
pendapat 8
23 1
90 70
Tinggi 5
Menghargai pendapat orang
lain 6
25 1
91 71
Tinggi 6
Partisipasi dan kerjasama
1 31
95 74
Tinggi 7
Kejujuran 1
31 127
99 Sangat
Tinggi 8
Kehadiran 1
31 127
99 Sangat
Tinggi Rata-rata
91,125 71
Tinggi Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012
Tabel 4.5. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 2
No Aktivitas yang
Diamati SR R
T ST
∑ Kriteria
1 Perhatian
dalam mengikuti
pelajaran 11 11 11
67 51
Rendah 2
Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan
9 14 10
66 50
Rendah 3
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
9 16 8
65 49
Rendah 4
Santun dalam mengemukakan
pendapat 1
10 23 88
67 Tinggi
5 Menghargai
pendapat orang lain
16 16 1
84 64
Tinggi 6
Partisipasi dan kerjasama
14 19 85
65 Tinggi
7 Kejujuran
6 27
126 96
Sangat Tinggi
8 Kehadiran
33 132
100 Sangat
Tinggi Rata-rata
89 68
Tinggi Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012
Keterangan : 1= Sangat rendah
2= Rendah 3= Tinggi
4= Sangat Tinggi Rata-rata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Jigsaw kelas X AP 1 eksperimen 1 yaitu sebesar 71 kategori tinggi sedangkan kelas X AP 2 eksperimen 2 yaitu 68
dalam kategori tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6. Kategori Tingkat Aktivitas Siswa No
Kategori Rentang Skor
1. 2.
3. 4.
Sangat tinggi Tinggi
Rendah Sangat rendah
82 Skor ≤ 100
63 Skor ≤ 81
44 Skor ≤ 62
25 Skor ≤ 43
Hasil pengamatan dari ketiga observer terhadap kedua kelas tersebut, yaitu pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 menunjukkan bahwa
sikap siswa selama proses belajar tinggi dalam mengikuti pembelajaran dan diskusi. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata data pengamatan dengan
aspek yang dinilai yaitu untuk kelas eksperimen 1 rata-rata aktivitas siswa mencapai 71,00 dan untuk kelas eksperimen 2 rata-rata aktivitas siswa
mencapai 68 , meskipun untuk aktivitas nomor 1 sampai 3 tergolong rendah baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 yang
disebabkan siswa sering terlibat obrolan dengan temannya sehingga perhatian siswa kurang, siswa mash jarang untuk bertanya tentang materi
yang diajarkan saat pembelajaran berlangsung. Mereka hanya kadang kala saja bertanya, padahal meraka belum faham dengan materi yang
diajarkan. Kesadaran siswa akan pentingnya mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung juga kurang karena mereka terlihat masih malu
untuk mengeluarkan pendapat. Perhitungan lengkap aktivitas siswa dapat dilihat pada Lampiran 26 halaman 174.
4.1.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Siswa sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw
Pretest
Deskripsi hasil belajar siswa sebelum dilakukan perlakuan pretest yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw kelas X AP 1eksperimen
1 dan X AP 2 eksperimen 2 meliputi mean nilai rata-rata, standar deviasi, minimum, dan maksimum. Proses analisis pretest sebagai
prasyarat meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians homogenitas. Deskripsi hasil belajar
sebelum perlakuan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Pre test
N Mean
Std. Deviation
Minimum Nilai
Terendah Maksimum
Nilai Tertinggi
1.0 Eksperimen 1
Pretest 2.0
Eksperimen 2 Pretest
Rata-rata 32
33
65 6,9271
6,9798
6,9538 0,98277
0,84138
0,90691 5,00
5,33
5,00 8,33
8,00
8,33 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012
Berdasarkan penelitian tersebut, dari 32 siswa kelas eksperimen 1 memiliki kemampuan awal rata-rata 6,93 dengan nilai tertinggi 8,33 dan
nilai terendah 5,00. Kelas eksperimen 2 dengan 33 siswa memiliki kemampuan rata-rata sebesar 6,98 dengan nilai tertinggi 8,00 dan nilai
terendah 5,33. Melihat hasil tersebut kedua kelas memiliki kemampuan rata-rata yang tidak jauh berbeda. Perhitungan lengkap hasil belajar pretest
dapat dilihat di lampiran 16 hal 148. 1. Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data sebelum perlakuan pretest dari kedua kelas dapat dilihat pada tabel berikut dengan kriteria:
Jika Sig 0,05, maka H
O
diterima yang bararti data berdistribusi normal. Jika Sig 0,05, maka H
O
ditolak yang bararti data tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Normalitas Pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X AP 1 eksperimen 1
X AP 2 eksperimen 2
N 32
33 Normal
Parameters
a
Mean 6.9271
6.9798 Std. Deviation
.98277 .84138
Most Extreme Differences
Absolute .177
.221 Positive
.106 .157
Negative -.177
-.221 Kolmogorov-Smirnov Z
1.000 1.268
Asymp. Sig. 2-tailed .270
.080 Sumber: data penelitian yang telah diolah 2012
Berdasarkan hasil analisis pre test menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel diatas diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-
tailed untuk kelas eksperimen 1 sebesar 0,270 dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,080 dengan tingkat kesalahan 5. Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen 1 dan
eksperimen 2 mempunyai signifikan lebih dari 0,05 sehingga hipotesis diterima yaitu, data berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji
normalitas pre test dapat dilihat di lampiran 17 halaman 153. 2.
Uji homogenitas Hasil uji homogenitas yang menunjukan kesamaan dua varians data
kemampuan awal sebelum perlakuan pretest kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut dengan kriteria:
Jika Sig 0,05, maka H
O
diterima yang bararti data homogen. Jika Sig 0,05, maka H
O
ditolak yang berarti data tidak homogen.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Homogenitas Pretest
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Levene Statistic
df1 df2
Sig. .503
1 63
.481 Sumber: data penelitian yang dolah tahun 2012
Berdasarkan uji levene statistik diketahui nilai signifikansi untuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah 0,481. Nilai sig 0,481 lebih besar
daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdasarkan nilai pretest memiliki kondisi yang sama atau homogen. Perhitungan
lengkap uji homogenitas pretest dapat dilihat di lampiran 17 halaman 153.
4.1.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Siswa setelah Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw
Post test
Deskripsi hasil belajar siswa setelah dilakukan perlakuan posttest yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw kelas X AP 1eksperimen
1 dan X AP 2 eksperimen 2 meliputi mean nilai rata-rata, standar
deviasi, minimum, dan maksimum. Analisis hasil posttest sebagai prasyarat meliputi
uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata. Deskripsi hasil belajar setelah perlakuan model
pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Posttest
N Mean
Std. Deviation
Minimum Nilai
Terendah Maksimum
Nilai Tertinggi
1.0 Eksperimen 1
2.0 Eksperimen 2
Rata-rata 32
33 65
8.6667 8.2518
8.4513 0.78517
0.75587 0.79371
7.33 7.33
7.33 10.00
10.00 10.00
Sumber: data penelitian yang dolah tahun 2012 Berdasarkan data penelitian di atas, pada kelas eksperimen 1
didapatkan rata-rata hasil belajar setelah pembelajaran mencapai 8,67 sedangkan kelas eksperimen 2 mencapai 8,25, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelas eksperimen 1 memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2 setelah pelaksanaan pembelajaran.
Perhitungan lengkap hasil belajar posttest dapat dilihat di lampiran 22 halaman 165.
1. Uji normalitas Hasil uji normalitas data setelah perlakuan posttest dari kedua kelas
dapat dilihat pada tabel berikut dengan kriteria: Jika Sig 0,05, maka H
O
diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Jika Sig 0,05, maka H
O
ditolak yang berarti data tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.11. Hasil Analisis Normalitas Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X AP 1 X AP 2
N 32
33 Normal
Parameters
a
Mean 8.6667
8.2518 Std. Deviation
.78517 .75159
Most Extreme Differences
Absolute .149
.177 Positive
.133 .177
Negative -.149
-.126 Kolmogorov-Smirnov Z
.841 1.015
Asymp. Sig. 2-tailed .480
.254 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis posttest menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel diatas diperoleh nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen 1 sebesar 0,480 dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,254 dengan tingkat kesalahan 5. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperiman 1 dan eksperimen 2 mempunyai signifikan lebih dari 0,05 sehingga hipotesis
diterima yaitu, data berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas posttest dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 170.
2. Uji homogenitas Hasil uji homogenitas yang menunjukan kesamaan dua varians data
kemampuan awal setelah perlakuan post test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut dengan kriteria:
Jika Sig 0,05, maka H
O
diterima yang berarti data homogen. Jika Sig 0,05, maka H
O
ditolak yang berarti data tidak homogen.
Tabel 4.12. Hasil Analisis Homogen Posttest
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Levene Statistic
df1 df2
Sig. .183
1 63
.670 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012
Berdasarkan uji levene statistik diketahui nilai signifikansi untuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah 0,670. Nilai sig 0,670 lebih besar
daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdasarkan nilai posttest memiliki kondisi yang sama atau homogen. Perhitungan
lengkap uji homogenitas data posttest dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 170.
3. Uji perbedaan rata-rata hasil belajar Independent Sample T-test Uji hipotesis data posttest bertujuan untuk mengetahui hasil nilai rata-
rata awal setelah perlakuan. Hipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata-rata adalah ada perbedaan rata-rata nilai antara kelas eksperimen 1
dengan eksperimen 2. Hasil uji perbedaan rata-rata data posttest kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut dengan
kriteria: Jika Sig 0,05, maka H
O
diterima yang berarti tidak ada perbedaan rata- rata nilai antara kelas eksperimen 1 dengan eksperimen
2.
Jika Sig 0,05, maka H
O
ditolak yang berarti ada perbedaan rata-rata nilai antara kelas eksperimen 1 dengan eksperimen 2.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Perbedaan Rata-rata Posttest
Independent Samples Test
Posttest Equal
Variances assumed
Equal variances
not assumed Levenes Test F
for Equality Sig of Variances
0.183 0.670
t-test for T Equality Df
of Means Sig.2 tailed Mean Difference
Std. error Difference
95 Confidence Lower Interval of the Difference Upper
2.176 63
0.033 0.415
0.191
0.34 0.34
2.175 62.649
0.033 0.415
0.191
0.796 0.796
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2012 Sesuai hasil analisis diperoleh nilai P valueSig.2-tailed 0,033 maka
H
O
ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Nilai t
hitung
positif maka rata-rata nilai eksperimen 1 lebih tinggi dari eksperimen 2. Perhitungan lengkap uji perbedaan rata-rata
dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 172.
4.2 Pembahasan