pembelajaran dikatakan berhasil dan berkua litas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya
pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Dengan kriteria di atas dapat diketahui seberapa baik kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan
perbedaan hasil belajar siswa sebelum dilakukan perlakuan treatment dan sesudah dilakukan treatment yang akan dibandingkan dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan oleh SMK Negeri 1 Batang sebesar 76 serta peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 Mulyasa, 2005:99.
2.3 Metode Pembelajaran
Metode menurut Djamarah 2005:46 adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Slameto
2010:82 metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Surakhmad dalam Suryosubroto
2009:140 metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada
proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa-siswa di sekolah. Sehingga semakin tepat metode
yang digunakan, diharapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Tetapi khususnya dalam pengajaran di sekolah, ada
beberapa faktor lain yang ikut berperan serta dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor yang berasa l dari guru sendiri,
faktor anak, dan faktor lingkungan belajar Suryosubroto,2009:141. Surakhmad dalam Djamarah 2005:78-82, menyatakan bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Anak didik Anak didik manusia berpotensi yang menghayatkan pendidikan. Dan
gurulah yang berkewajiban untuk mendidik serta yang secara langsung berhadapan. Sehingga seorang guru harus mampu merencanakan dan memilih
metode pembelajaran yang tepat karena melihat kondisi siswa yang heterogen agar mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif. Oleh
sebab itu anak didik mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari arah yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan
kulikuler atau tujuan kurikulum, tujuan instutisional, dan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam tujuan pembelajaran yang dikenal ada dua ya itu
TIU Tujuan Instruksional Umum dan TIK Tujuan Instruksional Khusus. Perumusan tujuan tersebut mempengaruhi dalam bagaimana proses
pembelajaran dan pemilihan metode yang digunakan. Sehingga metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang akan diisi ke dalam
diri setiap anak didik. Jadi penggunaan metode yang harus sesuai dan tepat dengan tujuan pembelajaran dan bukan sebaliknya. Karena itu kemampuan
yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak
selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bisa saja guru ingin menciptakan situasi belajar di alam terbuka, dalam hal ini tentunya guru harus
menentukan metode yang tepat sesuai situasi yang diciptakan. Oleh sebab itu situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan metode yang digunakan.
d. Fasilitas Fasillitas merupakan hal yang mempengaruhi dalam melakukan
pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap atau tidaknya fasilitas
belajar juga akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Ada guru yang suka berbicara, tetapi guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang
berlatar belakang sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang berlatar belakang bukan sarjana pendidikan dan keguruan. Kepribadian, latar
belakang pendidikan dan pengalaman mengajar merupakan permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran. Selain faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dalam proses
pembelajaran di sekolah, seorang guru juga harus mengetahui kedudukan metode tersebut sebagai salah satu komponen yang ikut berperan dalam
berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran di sekolah. Adapun kedudukan metode dalam proses pembelajaran menurut Djamarah 2005:72-74 adalah:
a Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman dalam Djamarah 2005:73 adalah
motif- motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang. b Metode sebagai strategi pengajaran.
Menurut Roestiyah dalam Djamarah 2005:74 guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena
pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memilih strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut
metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Dengan memanfaatkan metode secara tepat dan efektif, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Berdasarkan teori diatas, maka seorang guru harus mengetahui
kedudukan metode yang digunakan serta mampu menentukan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah siswa dapat belajar secara efisien dan seefektif mungkin, sehingga hasil belajar yang dicapai dapat optimal.
2.4 Pembelajaran Koope ratif