Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan

Poin ini adalah mengenai criterion items, yaitu sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku. 3 Penyusunan materi. Materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Apabila yang digunakan dalam materi adalah modul referensi-referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber, maka ini akan sangat baik. 4 Urutan pengajaran. Perlu diketahui bahwa dalam kaitannya dengan urutan pengajaran, maka urutan pengajaran dapat diberikan di dalam petunjuk menggunakan modul.

2.8 Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan

2.8.1 Karakteristik Mata Pelajaran Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah mata pelajaran yang diajarkan di SMK yang mempelajari tentang peluang usaha disertai dengan tindakan yang membuahkan hasil Mardiyatmo, 2004:2. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peseta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha se ndiri. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh holistic, sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahan dapat diimplementasiakan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan konselor, peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan oleh peserta didik ke dalam kehidupan sehari- hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek yaitu : 1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran Pengertian pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai- nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasil yang diperolehnya berupa kesadaran akan pentingnya nilai- nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai- nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari- hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi materi yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadaripeduli, dan menginternalisasi nilai- nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai- nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pe ngintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian. Dalam pengintegrasian nilai- nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai- nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjad i sangat berat. Oleh karena itu, penanaman nilai- nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai- nilai lainnya. Selanjutnya nilai- nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai- nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai- nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 enam nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil risiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai- nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaks udkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai- nilai kewirausahaan. 2. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolahmadrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari- hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peser ta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolahmadrasah. Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahmadrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ bazar, karya peserta didik, dll. 3. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung eksplisit mengenalkan nilai- nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai- nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb. 4. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam BahanBuku Ajar Bahanbuku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata- mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran task yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa me lakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai- nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi. Salah satu pokok bahasan yang ada dalam pelajaran kewirausahaan adalah mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan. Karakteristik wirausahawan menurut Leland F. Hendie dan Jacob Satzky adalah the pattern of behavior characteristic for given individual. Jadi menurut para ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan sifat tingkah laku. Karakteristik wirausahawan menurut pendapat Bygrave yang terkenal dengan istilah 10 D adalah dream, decisiveness, doers, determination, dedication, devation, details, destiny, dollars, dan distribute. B.N Marbun 1993 memiliki pendapat mengenai karakteristik wirausahawan, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.4 Karakteristik Wirausahawan Menurut B. N Marbun Ciri-ciri Watak Percaya Diri Keyakinan, ketergantungan, individualistik, optimisme. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, kerja keras, mempunyai dorongan kuat. Pengambilan risiko Enerjik dan berinisiatif, kemampuan mengambil risiko, suka pada tantangan. Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik. Kerorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel, mempunyai banyak sumber, serba bisa. Berorientasi ke masa depan Pandangan ke masa depan, perseptif. Sumber: Mardiyatmo 2004:4 Menurut Fadel Muhammad ada tujuh ciri identitas seorang wirausahawan yaitu: kepemimpinan, inovasi, cara pengambilan keputusan, sikap tanggap terhadap perubahan, bekerja ekonomis dan efisien, visi masa depan, dan sikap dalam menghadapi risiko. Sedangkan menurut Drs. Wasty Soemanto, M.Pd ciri seorang wirausaha adalah memiliki moral yang tinggi, sikap mental wiraswasta, kepekaan terhadap arti lingkungan, serta keterampilan wirausaha. Sedangkan menurut Mc. Celland, wirausaha memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Keinginan untuk berprestasi. 2. Keinginan untuk bertanggung jawab. 3. Preferensi kepada risiko-risiko menengah. 4. Persepsi kepada kemungkinan hasil. 5. Rangsangan oleh umpan balik. 6. Aktivitas energik. 7. Orientasi ke masa depan. 8. Keterampilan dalam pengorganisasian. 9. Sikap tentang uang. Dari beberapa pendapat dari para ahli mengenai karakteristik wirausahawan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada enam karakteristik utama seorang wirausaha, sebagai berikut: 1. Sikap dan perilaku disiplin Menurut S. Nasution, disiplin adalah usaha untuk mengatur perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan, dengan adanya bentuk kelakuan yang harus dicapai, dilarang atau diharuskan. 2. Komitmen tinggi. Komitmen tinggi adalah fokus pikiran yang diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal. 3. Jujur. Jujur merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya. Wirausahawan yang tidak memiliki kejujuran dan disiplin tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. 4. Kreatif dan Inovatif. Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu ide-ide yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Sedangkan inovasi adalah pengenalan hal-hal yang baru. 5. Mandiri. Pribadi mandiri adalah dia yang tahu siapa dan apa dia. Maksud dari dia adalah seorang manusia yang tahu apa yang sedang dilakukannya, karena dengan sadar apa yang akan dituju. Manusia wiraswata memiliki potensi untuk berprestasi, mampu menolong dirinya di dalam mengatasi permasalahan hidupnya, dan mampu mengatasi kemiskinan lahir batin. 6. Realistis. Realistis adalah kenyataan. Berpikir secara realistis merupakan cara berpikir sesuai dengan akal sehat. Pola berpikir yang realistis akan mengambangkan seseorang menuju kesuksesan. Dengan melihat kenyataan yang ada, seseorang akan berpikir lebih maju, baik untuk memecahkan masalah, berusaha untuk lebih baik, berinstrokpeksi diri untuk menutupi kekurangan sehingga menimbulkan sikap optimis dan mandiri.

2.9 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

EFEKTIVITAS MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 8 149

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152