Pembelajaran Koope ratif LANDASAN TEORI

metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. c Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Dengan memanfaatkan metode secara tepat dan efektif, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Berdasarkan teori diatas, maka seorang guru harus mengetahui kedudukan metode yang digunakan serta mampu menentukan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah siswa dapat belajar secara efisien dan seefektif mungkin, sehingga hasil belajar yang dicapai dapat optimal.

2.4 Pembelajaran Koope ratif

2.4.1 Pengertian Pe mbelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota dalam kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

2.4.2 Uns ur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berkaitan antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya. Menurut Wena 2009:190-192 elemen-elemen tersebut adalah: a. Saling ketergantungan positif Saling ketergantungan dalam hal ini adalah hubungan yang saling membutuhkan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Suasana saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu: 1. Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. 2. Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. 3. Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. 4. Saling ketergantungan peran. 5. Saling ketergantungan hadiah. b. Interaksi tatap muka. Menurut Nurhadi dan Senduk dalam Wena 2009:191 interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog dengan guru, selain itu juga melakukan dialog dengan sesama siswa. Sehingga dalam proses belajar para siswa dapat menjadi sumber belajar bagi para temannya. Sehingga sumber belajar mereka lebih bervariasi. c. Akuntabilitas individual. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbentuk kelompok, maka setiap anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan dalam kelompok. Kondisi belajar yang demikian mampu menumbuhkan tanggung jawab akuntabilitas pada masing- masing siswa. Tanpa adanya tanggung jawab dari masing- masing siswa, maka keberhasilan kelompok tersebut akan sulit dicapai. d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi. Pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Menurut Lie dalam Wena 2009:192 ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, yaitu pengelompokkan, semangat pembelajaran kooperatif, dan penataan ruang kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan sebagai pedoman guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif di dalam kelas. Unsur-unsur dasar dalam melakukan pembelajaran kooperatif menurut Lungdren 1994 dalam Isjoni 2009:16-17 adalah sebagai berikut: a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mareka “tenggelam atau berenang bersama”. b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok. e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoeh keterampilan bekerja sama selama belajar. g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

2.4.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Slavin, 1994:26. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et.al 2000:8, yaitu: 1 Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu. Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif member i peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3 Pengembangan keterampilan sosial. Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan- keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

2.4.4 Ciri-ciri Pembelajaran Koope ratif

Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a Siswa belajar dalam kelompoknya secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b Kelompok yang dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c Dimungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda heterogen. d Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Siswa perlu diajari keterampilan khusus-keterampilan khusus dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif agar siswa mampu bekerja sama dalam kelompoknya dengan baik. Keterampilan-keterampilan kooperatif secara terinci dalam 3 tingkatan keterampilan menurut Lungdren 1994 dalam Trianto 2007:46 adalah sebagai berikut: 1 Keterampilan kooperatif tingkat awal, antara lain: a. Berada dalam tugas, yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. b. Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu menggantikan teman dengan tugas dan tanggungjawab tertentu dalam kelompok. c. Mendorong adanya partisipasi, memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi. d. Menggunakan kesepakatan yaitu dengan menyamakan persepsi. 2 Keterampilan kooperatif tingkat menengah antara lain: a. Mendengarkan dengan aktif yaitu menggunakan peran fisik atau verbal sebagai indikator menyerap informasi secara energik. b. Bertanya yaitu meminta penjelasan dan klarifikasi dari sebuah informasi. c. Menafsirkan yaitu menyusun sebuah pemahaman terhadap informasi dengan kalimat yang berbeda. d. Memeriksa ketepatan, membandingkan jawaban, dan memastikan kebenaran sebuah jawaban. 3 Keterampilan kooperatif tingkat mahir, antara lain: Mengolaborasi yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat dengan topik tertentu.

2.4.5 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Dalam eksperimen pembelajaran kooperatif dilakukan dengan mengikuti tahapan yang telah ada. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam memulai pembelajaran kooperatif yang akan dilihat dalam tabel tahapan pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah laku Guru Fase 1: Guru menyampaikan se mua tujuan Menyampaikan tujuan dari pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran me mot ivasi siswa tersebut dan me motivasi siswa bela jar. Fase 2: Gu ru menyajikan informasi kepada siswa. Menyajikan in formasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dala m kelo mpok-ke lo mpok be laja r. Gu ru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya me mbentuk kelo mpok be laja r dan me mbantu setiap kelo mpok agar me laku kan transisi secara efisien. Fase 4: Me mbimb ing ke lo mpok bekerja dan belajar Gu ru me mb imbing kelo mpok-kelo mpok pada saat mere ka mengerja kan tugas dan belajar mere ka. Fase 5: Eva luasi Gu ru mengevaluasi hasil belaja r tentang materi yang telah dipela jari atau masing- masing kelo mpo k me mpresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Me mbe rikan penghargaan Gu ru mencari cara -cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar ind ividu dan kelo mpok. Sumber: Ibrahim, dkk. 2000:10

a. Keuntungan model pembelajaran kooperatif

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

EFEKTIVITAS MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 8 149

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152