2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions telah dilakukan
oleh Sri Ngatini 2009, dengan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ma ta
pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI TMO-D SMK Negeri 2 Surakarta. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Harnawita 2008, dengan hasil
penelitian bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Peneltian terdahulu tentang modul telah dilakukan oleh Santosa 2009, dengan hasil penelitiannya yaitu, optimalisasi penggunaan modul
dapat meningkatkan penguasaan materi integral siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 20072008, optimalisasi penggunaan
modul dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Sunyoto 2006, dengan hasil penelitiannya
yaitu, prestasi belajar siswa SMK bidang keahlian Teknik Mesin yang menggunakan modul pembelajaran interaktif dalam pembelajaran lebih baik
daripada prestasi belajar siswa yangmemperoleh materi pelajaran sama tetapi tanpa menggunakan MPI, penggunaan MPI dalam pembelajaran siswa SMK
bidang keahlian Teknik Mesin lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan MPI.
2.10 Kerangka Berpikir
Kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah menengah kejuruan yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu pembelajaran kewirausahaan harus ditingkatkan, karena pada saat ini pelajaran kewirausahaan adalah salah satu pelajaran yang membosankan.
Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan cara siswa belajar memahami konsep-konsop kewiausahaan. Sedangkan peran guru yaitu harus
mampu membuat siswa senang dan semangat dalam mengikuti pelajaran kewirausahaan dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi. Belajar merupakan proses penting bagus perubahan perilaku manusia
dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan Anni, 2007:2. Seseorang dapat dikatakan memahami proses belajar dan dapat menerapkan
pengetahuan yang didapat dari belajar pada kehidupan nyata apabila ia mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya.
Hasil belajar siswa akan diperoleh ketika melakukan proses belajar mengajar yang didalamnya meliputi siswa dan guru yang saling berinteraksi.
Hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam
periode tertentu. Hasil belajar yang dicapai mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu materi mata pelajaran. Hasil yang dicapai oleh siswa
tidak semata- mata hanya disebabkan oleh kemampuan dalam diri siswa itu
sendiri internal melainkan banyak faktor lain eksternal yang juga mempengaruhinya. Menurut Slameto 2010:54-72 menerangkan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor
ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Hasil belajar yang optimal merupakan indikator keberhasilan
seseorang dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu mengetahui seberapa besar
kemampuan dari anak didiknya serta mampu melakukan inovasi- inovasi saat proses pembelajaran berlangsung, salah satunya adalah penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi dan pemanfaatan media sebagai alat bantu komunikasi dalam penyampaian materi pelajaran yang akan diajarkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses
belajar mengajar. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan muncul interaksi timbal balik antara siswa dengan guru. Dimana interaksi
tersebut terlihat ketika aktivitas siswa lebih besar dibandingkan aktivitas guru. Penggunaan metode yang bervariasi akan menumbuhkan motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain penggunaan metode pembelajaran yang inovatif, guru juga dituntut ma mpu mengembangkan
media pembelajaran guna membantu dalam penyampaian materi pelajaran
kepada siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal dan mencapai kiteria ketuntasan minimal.
Dalam pembelajaran kewirausahaan model STAD yang berisi konstruktivis, siswa atau peserta didik lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah- masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi dalam
pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi di mana siswa sa ling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang
baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya. Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat, pembelajaran
akan lebih efektif jika menggunakan bahan ajar seperti modul. Modul dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik mencapai seperangkat tujuan
yang telah ditetapkan. Modul berbentuk media cetak yang berisi satu unit pembelajaran,
dilengkapi dengan berbagai komponen sehinggga memungkinkan peserta didik yang mempergunakannya dapat mencapai tujuan secara mandiri, dengan
sekecil mungkin bantuan dari guru, mereka dapat mengontrol mengevaluasi kemampuan sendiri yang selanjutnya dapat menentukan mulai dari mana
kegiatan belajar selanjutnya harus dilakukan. Modul dapat memberikan penguasaan materi, adanya tujuan yang jelas dan spesifik, dapat memotivasi
siswa, bersifat fleksibel dan dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik. Keunggulan pembelajaran dengan modul antara lain dapat
memberikan feedback umpan balik kepada peserta didik karena kesulitan segera dapat diperbaiki dan tidak dibiarkan begitu saja.
Dari uraian diatas dapat dapat digambarkan dalam kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kelas Kontrol Proses Belajar Mengajar Kewirausahaan Kompetensi
Identifikasi Sikap dan Perilaku Wirausaha.
Kelas Eksperimen
Pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan modul.
Pembelajaran metode ceramah berbantuan
modul.
Hasil Belajar Hasil Belajar
Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD berbantuan modul pembelajaran lebih efektif
dibandingkan dengan metode ceramah berbantuan modul pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan kompetensi dasar
identifikasi sikap dan perilaku wirausaha pada siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Batang.
Pre test Pre test
Post test Post test
p e
r b
e d
a a
n p
e r
b e
d a
a n
M e
n i
n g
k a
t
Dibandingkan
2.11 Hipotesis Penelitian