57 Indeks kesukaran dapat diketahui melalui klasifikasi berikut:
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
Arikunto 2012: 225. Berdasarkan hasil penghitungan secara manual, diperoleh data tingkat
kesukaran butir soal sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.5. Data hasil pengujian tingkat kesukaran pada tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 13.
Tabel 3.5 Rekapitulasi Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal
Mudah 2, 6, 13, 15, 19, 21, 22, 26, 27, 32, 33, 34,
dan 35 Sedang
3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 20, 24, 28, 30, 31, 37, 38, dan 39
Sukar 8, 16, dan 25
3.8.5 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah Arikunto 2012: 226. Besarnya daya pembeda, disebut indeks diskriminasi dan
disimbolkan dengan “D”. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai daya pembeda yaitu sebagai berikut.
58 Keterangan:
J : jumlah peserta tes
J
A
: banyaknya peserta kelompok atas J
B
: banyaknya peserta kelompok bawah B
A
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Pa : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
: proporsi peserta kelompok bawah yang menajwab benar Arikunto 2012: 228.
Setelah mendapatkan nilai D, untuk mengetahui apakah soal tersebut baik atau tidak, kita dapat menggunakan klasifikasi daya pembeda berikut:
D = 0,00
– 0,20 : jelek
D = 0,21
– 0,40 : cukup
D = 0,41
– 0,70 : baik
D = 0,71
– 1,00 : baik sekali
Arikunto 2012: 232. Nilai D yang didapatkan bisa saja bernilai negatif, artinya soal tes lebih
banyak dijawab benar oleh siswa kelompok bawah dibandingkan dengan jawaban benar dari kelompok atas. Hal ini bisa terjadi karena siswa yang menjawab soal
dengan benar hanya menebak dan asal jawab saja. Soal dengan nilai D negatif tidak dapat digunakan sebagai instrumen dan harus diperbaiki atau diganti dengan
soal baru. Data rekapitulasi Analisis daya pembeda instrumen soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
59 Tabel 3.6 Rekapitulasi Analisis Daya Pembeda Instrumen
Kriteria Nomor Soal
Jumlah Jelek
13,22,26,32, dan 35 5
Cukup 2,5,6,15,19, 20, 21, 27,28,33,34,dan 47
12 Baik
3,4,7,8,9,11,12,14,16,24,25,30,31,38, dan 39
15 Baik Sekali
–
Butir soal yang termasuk kedalam kategori cukup dan baik, dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. sedangkan soal yang termasuk kedalam
kategori jelek, tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Data hasil pengujian daya pembeda instrumen soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
14. Berdasarkan analisis dan pengujian mulai dari validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda butir soal, dari 32 soal yang valid dan reliabel, penulis hanya menggunakan 20 soal untuk tes awal dan akhir yang telah mewakili
tiap indikator soal. Soal yang digunakan oleh penulis yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 25, 30, 33, 37, dan 38. Sementara itu,
soal yang digunakan untuk tes awal dan akhir pada ranah kognitif dapat dilihat pada lampiran 15.
3.8.6 Instrumen Nontes