16
2.1.2.2 Faktor Eksternal
Faktor  eksternal  merupakan  faktor  yang  berasal  dari  luar  individu  atau orang  lain.  Faktor  eksternal  yang  memengaruhi  belajar  terbagi  menjadi  dua
macam,  yaitu:  faktor  lingkungan  sosial  dan  nonsosial.  Faktor  lingkungan  sosial yaitu  faktor  yang  secara  langsung  berhubungan  dan  melakukan  interaksi  dengan
siswa.  Faktor  lingkungan  sosial  yang  memengaruhi  belajar  siswa  berasal  dari lingkungan  sekolah  dan  masyarakat.  Lingkungan  sosial  di  sekolah  yaitu:  guru,
tenaga pendidik, dan teman di sekolah. Lingkungan sosial di masyarakat meliputi: keluarga, tetangga, dan teman bermain di masyarakat.
Selanjutnya  yaitu  lingkungan  nonsosial.  Lingkungan  nonsosial  berupa objek  benda  ataupun  tempat  siswa  melakukan  aktivitas  dan  kegiatan  belajar.
Beberapa  hal  yang  termasuk  dalam  lingkungan  nonsosial  yang  memengaruhi belajar siswa yaitu: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan
letaknya, alat-alat yang digunakan untuk belajar, keadaan cuaca, serta waktu yang digunakan siswa untuk belajar.
2.1.2.3 Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan  belajar  adalah  cara  atau  strategi  yang  digunakan  siswa  dalam menunjang  kefektifan  dan  efisien  proses  pembelajaran  materi  tertentu.  Selain
faktor  internal  dan  eksternal  siswa,  faktor  pendekatan  belajar  juga  berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa.
2.1.3 Hasil Belajar
Setiap  proses  kegiatan  tentunya  ada  tujuan  ataupun  hasil  yang  diperoleh, begitu  pula  belajar.  Hasil  belajar  merupakan  tolok  ukur  dari  keberhasilan  proses
17 belajar.
Menurut Rifa‟i dan Anni 2010: 85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku  yang  diperoleh  siswa  setelah  mengalami  kegiatan  belajar.  Selanjutnya,
Susanto  2013:  5  berpendapat  bahwa  hasil  belajar  merupakan  perubahan- perubahan  yang  terjadi  dalam  diri  siswa,  baik  yang  menyangkut  aspek  kognitif,
afektif  maupun  psikomotor  setelah  melakukan  kegiatan  belajar.  Berdasarkan pendapat kedua ahli, dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan  nilai yang
terjadi dalam diri seorang individu, baik perubahan pada aspek kognitif, afektif , maupun psikomotor yang dihasilkan setelah melakukan proses belajar.
Bloom  1956  dalam  Rifa‟i  dan  Anni  2011:  86  menjelaskan  tiga taksonomi  yang  masuk  dalam  ranah  belajar,  yaitu  ranah  kognitif,  afektif,  dan
psikomotor.  Ranah  kognitif  berkaitan  erat  dengan  pengetahuan  dan  kemampuan intelektual  yang  didapatkan  setelah  proses  belajar.  Tingkatan  kemampuan  pada
ranah  kognitif  ini  mencakup  pengetahuan,  pemahaman,  penerapan,  analisis, sintesis,  dan  penilaian.  Pada  tingkatan  sekolah  dasar,  kemampuan  yang  diukur
hanya  mencakup  tiga  tingkatan  saja,  yaitu  pengetahuan,  pemahaman,  dan penerapan. Guru dapat  mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif melalui
evaluasi  produk.  Menurut  Susanto  2013:  9  evaluasi  produk  ini  dapat dilaksanakan melalui tes, baik tes lisan maupun tes tertulis.
Ranah  afektif  berkaitan  dengan  perasaan,  sikap,  minat,  dan  nilai.  Ranah kognitif ini bersangkutan pula dengan emosional. Aspek yang masuk dalam ranah
afektif yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, dan pengorganisasian. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah afektif,
antara  lain  menggunakan  observasi,  wawancara,  analisis  dokumen,  dan  angket.
18 Pengukuran  hasil  belajar  ranah  afektif,  perlu  ketelitian,  karena  berkaitan  dengan
kepribadian siswa. Ranah  psikomotor  berkaitan  dengan  kemampuan  fisik,  yaitu  berkenaan
dengan  keterampilan  motorik  dan  saraf,  manipulasi  objek,  dan  koordinasi  saraf. Pengukuran kemampuan pada ranah psikomotor, dilakukan terhadap hasil belajar
yang  berupa  penampilan,  namun  dalam  pelaksanaannya  disatukan  dengan pengukuran ranah kognitif. Untuk mengukur hasil belajar psikomotor siswa, perlu
ada aktivitas dan unjuk kerja yang dilakukan. Pengukuran hasil belajar psikomotor siswa  dilakukan  pada  proses  dan  hasil  unjuk  kerja  siswa.  Cara  yang  digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah psikomotor, menggunakan matriks atau rubrik pengamatan.
Siswa  dikatakan  berhasil  dalam  belajarnya,  jika  siswa  bisa  mencapai tujuan-tujuan  pembelajaran  atau  tujuan  instruksional  yang  telah  ditetapkan.  Cara
yang  dapat  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  siswa  sudah  mencapai  tujuan- tujuan  tersebut,  yaitu  dengan  melakukan    evaluasi  pembelajaran.  Hal  ni  sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh Sunal 1993 dalam Susanto 2013: 5 bahwa evaluasi  merupakan  proses  penggunaan  informasi  untuk  mengetahui  seberapa
efektif  suatu  program  telah  memenuhi  kebutuhan  siswa.  Evaluasi  pembelajaran dapat  dijadikan  sebagai  timbal  balik  dari  proses  pembelajaran  yang  telah
dilaksanakan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
2.1.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar