Membaca Hikayat Belajar Efektif Bahasa Indonesia Kelas 11 E Kusnadi H Andang Purwoto Siti Aisah 2009

214 214 214 214 214 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u meninggalkan tempat itu menuju Gunung Wilis, tempat pertapaan bibinya. Raden Inu hanya mendapatkan Mahadewi, yang tidak dibawa dalam perjalanan pindah karena sudah tua. Ia didapatinya sedang menangis. Perkataannya yang keluar mengatakan, bahwa Panji Semirang memanglah Galuh Cendra Kirana, putri Ratu Daha. Setelah Mahadewi diantarkan ke Daha kembali, berangkatlah Raden Inu menyusul kekasihnya dengan nama samaran Panji Jayeng Kesuma. Dalam perjalanannya Panji Semirang meninggalkan pakaian laki- lakinya. Puspa Juwita dan Puspa Sari, kedua putri pemberian Raja Mentawan yang kalah perang terkejut. Mereka baru mengetahui, bahwa Panji Semirang adalah seorang perempuan. Setelah merintis hutan dan gunung sampailah mereka ke pertapaan Biku Gandasari di Gunung Wilis. Mereka disambut dengan ramah tamah. Beberapa hari mereka tinggal di pertapaan itu. Pada suatu hari Biku Gandasari menyampaikan kata kepada kemenakannya, bahkan cita-citanya akan sampai juga kalau ia pada hari itu berangkat meninggalkan pertapaannya dan menyamar sebagai seorang gambuh = penari Panji Semirang dan pengiringnya mengenakan pakaian laki-laki lagi. Galuh Cendra Kirana mengubah namanya lagi dengan Gambuh Warga Asmara. Banyak sudah negeri yang didatangi dan di mana-mana Gambuh mendapat sambutan yang hangat. Akhirnya sampailah mereka ke Gageleng, kerajaan pamannya. Di daerah itu mereka mempertunjukkan kegambuhannya. Dalam perjalanannya Raden Inu atau Panji Jayeng Kesuma sudah beberapa hari tinggal di kerajaan Gageleng. Raden Inulah yang menambah menggilakan Raden Singa Menteri yang gila sanjung dan dipuji itu. Banyak pegawai istana yang beruntung karena hadiah Raden Singa Menteri karena pujian-pujian, bahwa ia lebih gagah dan tampan dari pada Raden Inu, sepupunya. Dari pengiring-pengiringnya Raden Inu mendengar, bahwa Gambuh Warga Asmara baik sekali bermain. Mereka minta, agar gambuh itu dapat pula bermain di istana. Rupa Gambuh Warga Asmara menerbitkan prasangka lagi pada Raden Inu. Dalam hatinya ia menyatakan bahwa Gambuh itu Panji Semirang. Tetapi beberapa kali dinya-takan Gambuh Warga Asmara tetap menjawab, bahwa ia tidak kenal kepada Panji Semirang. Walaupun demikian tak putus-putus Raden Inu untuk mengamat- amati Gambuh itu. Rahasia itu lama-lama terbuka juga. Tiap-tiap malam sebelum tidur, boneka emas, pemberian Raden Inu dahulu, selalu ditimang-timang dan dibelai-belai dengan rasa kasih sayang. Pada suatu malam Raden Inu dapat melihat hal itu dalam intaiannya. Dengan tiada menanti lagi dipeluknya Gambuh itu, yang tiada lain daripada Cendra Kirana yang telah lama dikejar-kejar dan dicari-carinya. Perkawinannya dilangsungkan di Kerajaan Kuripan. Dalam perkawinan itu diundang juga Ratu Gageleng dan Raja Daha beserta Paduka Liku dan Galuh Ajeng. Galuh Ajeng menangis pula dengkinya, karena istri Raden Inu Kertapati tiada lain, selain Galuh Cendra Kirana. Akhirnya ia dikawinkan dengan Raden Singa Menteri, putra Raja Gageleng, yang gila puji itu dan sanjung itu. 215 215 215 215 215 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u 2 Sasaran Kompetensi 1 Paduka Liku sudah tidak menjadi impian dan kekasih Raja Daha lagi, karena kekuatan guna-gunanya sudah luntur. Mahadewilah yang diangkat menjadi permaisuri. Selanjutnya tampuk pimpinan Kerajaan Kuripan dan Daha dikendalikan oleh Raden Inu Kertapati bersama-sama dengan permai- surinya Galuh Cendra Kirana. Ikhtisar Roman, 1983:11 1. Hikayat termasuk karya sastra lama. Mengapa digolongkan ke dalam karya sastra lama? 2. Sebutkan ciri-ciri karya sastra lama 3. Apa isi yang terkandung dalam Hikayat Panji Semirang itu? 4. Apa tujuan penulis mengisahkan Hikayat Panji Semirang? 5. Tuliskan pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut Carilah karya sastra berbentuk hikayat judul bebas Tentukan: 1. mengapa hikayat dikategorikan sebagai bentuk sastra? 2. apa isi yang terkandung dalam hikayat? 3. apa tujuan dituliskannya cerita berbentuk hikayat?

2. Karakteristik Hikayat

Kita mengenal berbagai bentuk karya sastra prosa, misalnya dongeng, legenda, hikayat, roman, novel, drama, cerpen, dan lainnya. Setiap bentuk karya sastra memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya. 1. Bentuklah kelompok diskusi antara tiga sampai lima orang 2. Diskusikan tentang: a. pengertian hikayat; b. pokok cerita hikayat; c. bahasa yang digunakan; d. ciri khas hikayat; dan e. kebudayaan yang mempengaruhi hikayat. 3. Bacakan hasil diskusi kelompok kamu di depan kelas 4. Antarkelompok saling menanggapi 216 216 216 216 216 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u 3 B Menulis Notulen Rapat Pada pembelajaran yang lalu kamu telah memahami pengertian, fungsi, dan format suatu notulen. Pada pembelajaran kali ini kamu diharapkan mampu menulis suatu notulen rapat secara lengkap dan tepat dari suatu rapat yang kamu ikuti. Agar kamu dapat menulis notulen secara baik, kamu dapat memperhatikan hal-hal berikut. 1. Tentukan terlebih dahulu format notulen yang lengkap sesuai kondisi dan keperluan rapat 2. Catat seluruh proses rapat yang kamu ikuti apa adanya dengan tidak menambah atau mengurangi. Dalam suatu rapat terkadang terjadi suatu perdebatan yang sengit untuk mengambil suatu keputusan, posisikan kamu hanya sebagai pencatat. Tulis apa adanya pertanyaan dan perdebatan yang terjadi antarpeserta rapat 3. Catat kesimpulan atau kesepakatan yang terjadi dalam rapat tersebut secara cermat, meskipun secara pribadi kamu tidak menyukai keputusan tersebut 4. Tulislah notulen tersebut secara rapi, dengan memperhatikan penulisan kalimat dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami, serta penggunaan tanda baca yang tepat. Sebagai pelatihan, adakan sebuah rapat di kelas kamu dengan langkah berikut. 1. Pilih dan tunjuk dua orang teman kamu untuk menjadi pemimpin rapat, pemandu acara 2. Bahaslah dalam rapat tersebut sebuah topik ”Pertanggung- jawaban Kinerja Pengurus Kelas” yang sedang berlangsung selama ini 3. Sebelum rapat dimulai, pemandu acara sebaiknya meminta persetujuan terlebih dahulu dalam menyusun acara rapat. Hal ini perlu agar berjalan dengan lancar. Misalnya jika dalam rapat tersebut seluruh seksi kepengurusan kelas dimintai pertanggungjawaban kinerjanya, sebaiknya mereka mempersiapkan terlebih dahulu hal-hal yang ingin mereka utarakan dalam rapat tersebut 4. Bahaslah dalam rapat kelas tersebut evaluasi kinerja pengurus untuk perbaikan kinerja pengurus kelas selanjutnya 5. Sebagai bahan pelatihan, setiap peserta rapat diharapkan mampu mencatat seluruh proses rapat tersebut secara cermat 6. Buatlah notulen rapat tersebut secara lengkap dan tepat berdasarkan catatan yang berhasil kamu lakukan dan tulislah dalam format notulen yang telah kamu tentukan sebelumnya 217 217 217 217 217 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u C Mendengarkan Pembacaan Cerpen Simaklah pembacaan cerpen yang akan dilakukan oleh teman kamu di depan kelas Di Atas Kereta Rel Listrik Hamsad Rangkuti Di atas kereta rel listrik, aku sedang memanfaatkan jasa perjalanannya untuk pulang. Penumpang tidak banyak. Dua bangku panjang menempel di kedua dinding gerbong diduduki hanya beberapa penumpang. Di sebelahku duduk seorang gadis remaja. Di sebelah yang lain, tidak ada penumpang. Sedang di seberang kami, persis berada di depanku, duduk seorang remaja yang tampak segar dan bergembira, membawa kotak kardus bergambar pesawat elektronik, tape recorder. Dari kotak kemasannya yang baru kelihatan kalau tape recorder itu baru saja dibeli. Kereta rel listrik itu memperlambat jalannya dan berhenti di sebuah stasiun yang sedang disinggahinya. Tiga pintu katup di salah satu dindingnya terbuka secara otomatis. Seorang remaja sekolah menengah umum naik dan duduk di sebelahku. Kemudian ketiga pintu katup itu tertutup kembali secara otomatis dan kereta rel listrik itu pun melanjutkan perjalanannya. Tidak lama setelah itu, sekawanan remaja sekolah menengah umum seusia anak yang duduk di sebelahku itu muncul dari gerbong yang berada di depan gerbong kami. Mereka masuk dengan sikap beringas dan tidak menunjukkan sikap sopan. Inilah awal malapetaka itu. Melihat kedatangan sekawanan anak sekolah itu, anak laki-laki yang baru naik itu dan yang duduk di sebelahku, jadi gelisah. Dia bergeser rapat ke dekatku. ”Tolong lindungi saya, Pak,” katanya. ”Saya sama sekali tidak terlibat perkelahian itu. Saya tidak ikut-ikutan.” Dia semakin cemas dan gelisah. Mungkin dia menyadari kalau dia sedang berhadapan dengan bahaya, dan ia sudah terperangkap di antara langit-langit dan dinding gerbong. Tak ada tempat untuk menghindar. Pindah ke gerbong lain sudah tidak mungkin. Gerbong yang kami tumpangi adalah gerbong terakhir. Sedangkan kalau dia mau pindah ke gerbong berikutnya, itu sama artinya menyongsong kedatangan mereka. Satu-satunya jalan untuk menghindar, tetapi tidak mungkin, melompat lewat jendela. Maka pilihan terbaik menurut dia, adalah berlindung kepadaku. ”Murid-murid di sekolah kami berkelahi dengan murid-murid di sekolah mereka. Ada tiga korban yang terbunuh dari pihak mereka. Saya tidak ikut-ikutan dalam perkelahian itu. Tolong lindungi saya, Pak.” ”Kalau begitu persoalannya, duduklah dengan tenang di sebelah Bapak. Tak ada yang perlu dicemaskan. Bersikaplah seolah kau adalah anak Bapak.”