kemenarikan buku yang diresensi

116 116 116 116 116 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u A Melengkapi Karya Tulis dengan Daftar Pustaka Pada saat kamu menulis suatu karya tulis, tentu saja kamu membutuhkan bahan atau data yang akan kamu jadikan uraian atau pembahasan dalam karya tulis kamu. Salah satu cara dalam mencari data-data yang dapat dijadikan sebagai bahan karya tulis kamu, adalah dengan mengutip informasi dari sumber tertulis yang ditulis oleh orang lain atau mencari data dengan cara studi kepustakaan. Sumber kepustakaan merupakan sumber tertulis, pada umumnya berbentuk buku, makalah, maupun artikel, dan berita yang ditulis dalam media cetak seperti majalah atau surat kabar. Jika kamu membuat suatu karya tulis dengan metode kepustakaan semacam itu, maka pada akhir tulisan karya tulis kamu, kamu harus mencantumkan sumber-sumber yang kamu jadikan referensi atau rujukan dalam suatu daftar yang disebut daftar pustaka atau bibliografi. Dengan mencantumkan daftar pustaka pada akhir karya tulis kamu, seseorang yang membaca karya tulis kamu dapat merujuk kembali sumber aslinya. Apakah sumber yang kamu jadikan referensi tersebut memiliki keterkaitan dengan masalah yang kamu bahas atau tidak? Apakah informasi yang ditulis itu kamu kutip secara benar atau tidak? Selain itu dengan mencantumkan daftar pustaka pada karya tulis kamu, secara tidak langsung akan menambah dan memperluas pengetahuan orang yang membaca karya tulis kamu. Cara dan bentuk susunan daftar pustaka cukup beragam, tergantung dari sifat bahan referensi. Yang paling umum dilakukan oleh para penulis Indonesia adalah dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Pada umumnya penulisan daftar pustaka dicantumkan dalam suatu bab tersendiri, dan ditempatkan pada bagian akhir karangan. 2. Ditulis berdasarkan urutan alfabetis dari nama pengarang yang dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis. 3. Jarak antara baris dengan baris ditulis rapat, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber lain ditulis renggang. 4. Bila ada beberapa sumber yang ditulis oleh pengarang yang sama, maka penulisan nama pada berikutnya dapat digantikan dengan sebuah garis panjang. 5. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet. 6. Judul buku harus digarisbawahi atau dicetak miring. 7. Setelah penulisan nama dan judul buku, kemudian diikuti penulisan data publikasi dengan urutan: tempat publikasi, nama penerbit, tahun terbit. 8. Pencantuman banyaknya halaman tidak bersifat wajib, dapat ditiadakan. 9. Perhatikan penggunaan tanda baca yang digunakan seperti tanda titik, tanda koma, tanda titik dua lihat contoh.