Pola Pengembangan Paragraf Belajar Efektif Bahasa Indonesia Kelas 11 E Kusnadi H Andang Purwoto Siti Aisah 2009

26 26 26 26 26 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u B Mengungkapkan Ringkasan Isi Khotbah Secara Lisan Tahukah kamu perbedaan khotbah dengan sambutan? Khotbah merupakan pidato yang bernuansa agama, berisi tentang nasihat-nasihat keagamaan, baik itu di masjid, gereja, wihara, dan tempat-tempat keagaman yang lain. Seperti halnya pidato sambutan, khotbah dilakukan dengan nuansa formal mengikuti suasana acara yang umumnya terkesan resmi. Kedua bentuk pidato ini agak sedikit berbeda dibandingkan dengan pidato ceramah yang sifatnya tidak telalu formal sehingga dapat diselingi dengan hal-hal yang sifatnya lucu untuk menyegarkan suasana. Seperti pada pembelajaran yang lalu, pada pembelajaran kali ini kamu diharapkan mampu menyimak dan memahami isi khotbah dengan baik. Lakukan kegiatan berikut 1. Tutuplah buku kamu 2. Simaklah pembacaan teks khotbah yang akan dibacakan oleh salah satu teman kamu 3. Catatlah isi pokok-pokok yang dibacakan teman kamu tersebut Teks khotbah Marilah kita tingkatkan mutu dan kualitas takwa kita kepada Allah dalam arti yang sebenarnya, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya. Agar kita mempunyai sikap hidup yang paripurna, bahagia di dunia dan akhirat, sehat jasmani dan rohani, sempurna dalam ber-Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Sikap hidup seorang muslim merupakan manifestasi dan cermin dari keimanannya. Oleh sebab itu, orang yang benar-benar bertakwa dengan melaksanakan perintah Allah dan berusaha menjauhi larangan-Nya sudah barang tentu, pribadinya dihiasi oleh cahaya iman itu sendiri, sedangkan tingkah laku dan perbuatannya akan terpuji. Dengan begitu, ia akan berperan sebagai Rahmatan lil alamiin , bahwa di mana pun ia berpijak, di zaman yang bagaimana pun dia hidup, ia akan tetap eksis, kuat, tidak terombang- ambing dan keberadaannya selalu membawa rahmat cinta kasih untuk semuanya. Dewasa ini dirasakan ada 3 masalah sosial yang langsung maupun tidak langsung, menghambat kesejahteraan umat Islam, sehingga seakan-akan umat ini terasa ketinggalan, terbelakang, dan belum mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman. Akibatnya, umat Islam sering menjadi tamu di rumah sendiri dan kurang banyak yang mampu menguasai sumber daya alam SDA yang dianugerahkan Allah dan kurang bisa meningkatkan sumber daya manusia SDM secara keseluruhan. Tiga hal yang menonjol dari problematika sosial tersebut, harus dihadapi dan diatasi bersama-sama dengan mencari solusi jalan keluar pemecahannya. Hal ini, agar umat Islam tidak lagi dipandang sebelah mata. Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut. 27 27 27 27 27 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u

1. Kebodohan

Dalam salah satu ayat Al-Quran, dinyatakan: ”Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang- orang yang berilmu pengetahuan”. Dari ayat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa kebodohan adalah penyebab kemerosotan dan keterbelakangan manusia. Rasulullah saw sendiri menyuruh kita, ”Carilah ilmu sekalipun ke negeri Cina.” Lalu ada apa sebenarnya di Cina? Ada apa di negara lain? Di Benua lain? Inilah sebenarnya yang harus diketahui, dikaji, dipelajari, dijangkau, dan dikuasai oleh umat Islam di belahan bumi yang amat luas ini. Kemajuan Iptek yang amat pesat, selain membawa dampak pengetahuan, manusia sulit untuk membedakan mana yang haq dan mana yang batil, dan ketidaktahuan ini dapat menjerumuskan dalam kegelapan dan kesesatan, serta membuat seseorang semakin jauh dari Allah swt. Diakui atau tidak, kita masih ketinggalan jauh. Kebanyakan umat kita masih sering membeda-bedakan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat, padahal Islam menghendaki kedua-duanya. Sering sekali ada dikotomi 2 hal berlawanan antara ilmu umum dan ilmu agama, padahal keduanya adalah satu dan masih merupakan rangkaian yang harus dikuasai oleh umat Islam. Allah swt berfirman yang artinya: ”Dan carilah kehidupan akhirat di dalam apa yang telah diberikan Allah kepadamu dan jangan engkau melupakan bagian dari kehidupan dunia.”

2. Kemiskinan

Kemiskinan selalu saja dipandang sebagai patologi sosial yang harus ditanggulangi. Dalam salah satu riwayat Nabi selalu berdoa: ”… Aku berlindung kepada-Mu Allah dari kemiskinan, kekufuran, dan perbuatan fasik.” Kemiskinan yang tanpa didasari keimanan dan kemiskinan yang bersanding dengan kebodohan, sering menjebak seseorang dalam kekufuran. Orang yang perutnya lapar, hidup serba kekurangan, lapangan pekerjaan sulit didapatkan, tanpa iman, maka agamanya terancam. Bagaimana tidak? Ia bisa-bisa menganggap ibadahnya tidak membuahkan hasil, salatnya dianggap menyita waktu, ngaji dan belajar dikiranya sebagai biang keladi dalam menghasilkan materi, dan sebagainya. Bila anggapan-anggapan salah semacam ini sudah menghantui, maka iman akan rusak. Apabila kita koreksi lebih lanjut, hal ini sebenarnya adalah kesalahan umat Islam sendiri. Sebab Al-Quran memandang seorang mukmin sebagai saudara bagi mukmin lainnya. Tapi kurangnya persatuan, mengakibatkan kita sendiri yang lemah. Sebenarnya Islam telah berulangkali dan dengan beraneka ragam cara untuk mengentaskan kemiskinan yang ada. Antara lain dengan