13
pemanfaatan layanan konseling individual. Hal itu ditandai dengan inisiatif Konselor yang selalu memanggil siswa dalam memberikan layanan konseling
individual sehingga siswa terkesan terpaksa karena pelaksanaan konseling bukan atas keinginan atau kesukarelaan siswa sendiri. Sedangkan hasil penelitian
menyebutkan bahwa sikap proaktif siswa terhadap pemanfaatan layanan konseling individual sangat positif.
2.1.4 Taufik. 1996. Pemahaman Guru Pembimbing Tentang Layanan
Bimbingan Dan Konseling Serta Kebutuhan Meningkatkan Kemampuan Untuk Melaksanakannya: Studi Deskriptif-Analitik
Dalam Rangka Pengembangan Program Peningkatan Kemampuan Guru Pembimbing Di SMU Kodya Bukittinggi Dan Kabupaten Agam
Sumatra Barat.
Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa pemahaman guru pembimbing tentang layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok berada dalam kategori sedang yang berarti belum begitu memahami secara baik dan
benar, khususnya dari segi mempersiapkan dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dilihat dari latar belakang
pendidikan guru pembimbing, temuan penelitian menunjukan adanya perbedaan yang berarti antara taraf pemahaman guru pembimbing S1 dan D3 tentang
layanan orientasi, informasi, penempatan dan konseling kelompok. Selain itu, terdapat juga perbedaan yang berarti antara taraf pemahaman guru pembimbing
berpendidikan BP dan non-BP tentang pelayanan informasi, pembelajaran, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Temuan lain menunjukan adanya
sejumlah keterbatasan pemahaman guru pembimbing non-BP tentang kegiatan- kegiatan dari ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling.
14
2.1.5 Stein, M. David dan Scott DeBerard dalam Journal of Professional
Counseling 2001. Vol. IV No. 7 Academic Research Library page 6 mengenai
Does Holding a Teacher Education Degree Make a Difference in School Counselors Job Performance.
Mengungkapkan bahwa, This preference often appears to be based on the rationale that
counselors with teaching licenses are likely to be more knowledgeable about the dynamics, structure, politics etc., of schools than non-
teacher counselors. Found no significant, overall differences in principals ratings of counselors. who had teaching experience and
those who did not. Yet, within a small subgroup of middle school counselors 18 of the overall group, differences were found. ie,
counselors who had been school teachers were rated higher on teacher consultation, individual counseling, and advisory committee
participation. On the other hand, no differences between groups were reported on 10 other critical job tasks. Furthermore, when counselors
from all K-12 levels were combined, no significant overall differences were found between counselors who had teaching experience and
those who did not.
Penelitian tersebut secara garis besar mengatakan bahwa tidak adanya suatu
perbedaan yang signifikan antara Guru Pembimbing yang sudah mempunyai pengalaman mengajar dengan Guru Pembimbing baru atau sedikit memiliki
pengalaman mengajar, tetapi dalam situasi tertentu Guru Pembimbing yang telah lama mengajar, seperti dalam menyelenggarakan konseling individual, lebih baik
dibandingkan dengan Guru Pembimbing yang baru atau sedikit mempunyai pengalaman mengajar.
Dari beberapa jurnal penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Konselor di lapangan dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling
khususnya konseling perorangan masih belum optimal terutama dalam pelaksanaan tahapan-tahapan yang ada dalam konseling perorangan. Selain itu,
latar belakang pendidikan Guru Pembimbing sangat berpengaruh terhadap unjuk
15
kerja Guru Pembimbing dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Semakin baik latar pendidikan dari Guru Pembimbing maka semakin
besar pula tingkat kepercayaan pengguna layanan karena layanan yang diberikan akan semakin optimal.
2.2 Kinerja Konselor dalam Melaksanakan Layanan Konseling