92
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Suatu kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat penting agar dapat mencapai tujuan
penelitian yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi 1990: 4, bahwa “untuk menemukan mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, upaya yang harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian ilmiah”.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, maka dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian ini, diperlukan suatu metode penelitian ilmiah yakni
untuk membandingkan kinerja Konselor lulusan Pendidikan Profesi Konselor dengan Konselor yang belum menempuh Pendidikan Profesi Konselor dalam
melaksanakan layanan konseling perorangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka secara berturut-turut dibawah ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, desain
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, serta analisis data penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Nazir 2003:58, “penelitian komparatif adalah sejenis
penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
93
munculnya suatu fenomena tertentu. Dalam studi komparatif ini, memang sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding,
sebab penelitian komparatif tidak mempunyai kontrol”. Hal serupa juga diungkapkan Arikunto 2006:267, “penelitian komparatif akan menemukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok,
terhadap suatu ide, atau prosedur kerja”. Dari pengertian di atas tentang penelitian komparatif, peneliti akan mencari
informasi yang akurat tentang perbedaan kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan antara Konselor lulusan Pendidikan Profesi
Konselor dengan Konselor yang belum menempuh Pendidikan Profesi Konselor. Oleh karena itu jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
komparatif.
3.2 Desain Penelitian
Terkait dengan penelitian komparatif, menurut Sugiyono 2006:116, terdapat dua model komparasi yaitu
“komparasi antara dua sampel dan komparasi lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel. Model komparasi dua sampel
dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi related dan sampel yang tidak berkorelasi independen. Model komparasi dengan
dua sampel biasanya terdapat dalam desain penelitian eksperimen, dua sampel berkorelasi tersebut adalah hasil dari perlakuan terhadap
variabel dependen. Sedangkan, pada sampel independen, kedua sampel tersebut tidak berkaitan satu sama lain karena tidak diberi
perlakuan apapun”.
94
Pada penelitian ini menggunakan sampel independen karena dua sampel yang akan diteliti yaitu Konselor lulusan Pendidikan Profesi Konselor dan Konselor
yang belum menempuh Pendidikan Profesi Konselor, tidak berkaitan satu sama lain dan tidak diberi perlakuan.
Menurut Nazir 2003:60, terdapat langkah-langkah pokok dalam studi komparatif yaitu sebagai berikut,
1 Merumuskan dan mendefinisikan masalah.
2 Meneliti literatur yang ada.
3 Merumuskan kerangka teoritis dan hipotesis-hipotesis serta
asumsi-asumsi yang dipakai. 4
Membuat rancangan penelitian a
Memilih subyek yang digunakan, dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
b Mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain
yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan. 5
Menguji hipotesis dan membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat.
6 Membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi
kebijakan. 7
Menyusun laporan.
3.3 Variabel Penelitian