72
mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah tersebut, sesuai dengan pedoman penilaian yang tercantum di dalam buku panduan
kegiatan akademik yang berlaku.
e Pada akhir program Sarjana kepada lulusan diberikan ijazah
Sarjana Pendidikan disertai dengan transkrip nilai untuk seluruh mata kuliah dan kegiatan yang diikuti. UNP, 2009:19-20.
2 Pendekatan Pembelajaran
Dalam Proposal Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesional Konselor 2009:15 dijelaskan bahwa,
Pendekatan pembelajaran pada program Pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling pada dasarnya mengarah pada
penguasaaan konsep yang diperkuat oleh wawasan kondisi lapangan dengan kegiatan peninjauan lapangan berupa observasi,
wawancara, studi kasus, studi dokumentasi, dan kegiatan lapangan lainnya, dan setiap mata kuliah perlu menyajikan
konsep-konsep utuh dan terperinci mengenai substansi perkuliahannya disertai dengan wawasan kondisi lapangan
melalui kegiatan lapangan yang dimaksudkan itu.
Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa keseluruhan proses pembelajaran dalam Pendidikan Sarjana S1 Bimbingan dan Konseling berorientasi pada
pembelajaran dasar-dasar teoritis dalam Bimbingan dan Konseling dan untuk memperkuat pemahaman mahasiswanya dilakukan praktik-praktik yang
berhubungan dengan teori-teori yang telah diajarkan. Pada hakekatnya, kurikulum program pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling
membentuk calon Konselor yang memiliki kemampuan atau kompetensi akademik pada bidang Bimbingan dan Konseling.
2.3.3.2 Pendidikan Profesi Konselor
Program Pendidikan Profesi Konselor PPK merupakan kelanjutan dari program Pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling. Antara program
73
Pendidikan Profesi Konselor dan program Pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling didesain terjadinya keterkaitan yang sungguh-sungguh dan
signifikan berkenaan dengan karakteristik dan trilogi profesi Konselor
2.3.3.2.1 Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Profesi Konselor
Terdapat beberapa visi, misi, dan tujuan pendidikan profesi Konselor, dalam Proposal Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesional Konselor 2009:7-8,
visi, misi, dan tujuan pendidikan profesi Konselor adalah sebagai berikut, 1
Visi dan Misi Pendidikan Profesi Konselor Visi dan misi program Pendidikan Profesi Konselor adalah
tersedianya Konselor profesional yang memenuhi sejumlah karakteristik daasar profesi dalam rangka trilogi profesi Konselor
demi pelayanan peserta didik pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan dalam
menyelenggarakan praktik secara mandiri privat pada masyarakat luas.
Sedangkan, misi khusus program Pendidikan Profesi Konselor adalah menyiapkan Konselor yang memiliki
kemampuan keahlian profesional dalam pelayanan peserta didik pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan untuk mancapai
tujuan pendidikan nasional dan dalam menyelenggarakan praktik secara mandiri kepada masyarakat luas.
2 Tujuan Pendidikan Profesi Konselor
Tujuan umum program Pendidikan Profesi Konselor bertujuan untuk menghasilkan tenaga profesional ahli yang
menyandang gelar profesi Konselor, yang mampu melaksanakan pelayanan profesi bagi peserta didik dan warga masyarakat luas.
Sedangkan, tujuan khusus program Pendidikan Profesi Konselor adalah untuk mempersiapkan,
a Konselor yang menguasai standar kompetensi Konselor untuk
memberikan pelayanan profesi kepada para individu, baik perorangan maupun kelompok, dam setting sekolah maupun luar
sekolah, sesuai dengan permasalahan dan tuntutan perkembangan individu tersebut, menurut pada prinsip-prinsip kelimuan,
tekhnologi, dan pelayanan peserta didik profesional.
b Konselor yang menunjukkan tanggung jawab terhadap
perkembangan dan permasalahan warga masyarakat. Dan, dapat
74
mememberikan pelayanan profesi peserta didik secara profesional dan mandiri dalam konteks budaya Indonesia.
c Konselor yang mengenal, menghayati, dan mengamalkan kode etik
peserta didik, baik dalam keilmuan, penelitian, maupun keprofesionalan.
d Konselor yang mampu menyelenggarakan praktik pribadi dalam
pelayaan profesi di tengah-tengah masyarakat. e
Konselor yang mampu melaksanakan penelitian terapan action research dalam bidang peserta didik.
2.3.3.2.2 Hak dan Kewenangan Khusus Lulusan Pendidikan Profesi Konselor
Terdapat beberapa hak dan kewenangan khusus yang dimiliki oleh seorang Konselor yang telah lulus dalam menempuh pendidikan profesi Konselor, adapun
hak dan kewenangan tersebut adalah sebagai berikut, 1
Memenuhi persyaratan diangkat sebagai seorang Konselor pada jenis atau jenjang satuan pendidikan tertentu.
2 Civil effect yaitu penghargaan pangkat kepegawaian sesuai dengan
peraturan yang berlaku. 3
Kewenangan praktik pribadi private practice, khususnya dalam melakukan kegiatan pelayanan konseling baik pada setting pendidikan
formal maupun pada setting pendidikan non formal dan informal UNP, 2009:13.
2.3.3.2.3 Kurikulum Pendidikan Profesi Konselor
1 Struktur Kurikulum
Kurikulum program Pendidikan Profesi Konselor merupakan kurikulum profesi yang menekankan pada penguasaan keahlian praktik pelayanan
profesional konseling. Kurikulum program Pendidikan Profesi Konselor bertumpu pada standar kompetensi Konselor yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yang terbagi dalam 4 kategori kompetensi
pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
75
Pada dasarnya, kurikulum program S-1 Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor bersifat berkesinambungan, hal tersebut
dikarenakan “kurikulum S-1 Bimbingan dan Konseling mendasari kurikulum Pendidikan Profesi Konselor dan kurikulum Pendidikan Profesi Konselor
merupakan kelanjutan kurikulum S-1 Bimbingan dan Konseling menuju keahlian profesional konseling” UNP, 2009:14.
2 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran pada kurikulum program Pendidikan Profesi Konselor pada dasarnya mengarah untuk penguasaan keterampilan keahlian
pelayanan profesional konseling yang diwujudkan dalam bentuk praktik nyata. Praktik nyata ini didasarkan pada konsep atau teori dan wawasan lapangan yang
diperoleh pada program S-1 Bimbingan dan Konseling. Praktik ini diselenggarakan terhadap sasaran di lapangan, baik pada setting pendidikan
formal, non formal, maupun informal, serta setting kemasyarakatan lainnya seperti instansi, dunia kerja, dan organisasi kemasyarakatan.
Dengan demikian “kegiatan praktik lapangan dalam kurikulum Pendidikan Profesi Konselor berbobot 80 dari keseluruhan kegiatan dan 20 kegiatan
analisis dan pemantapannya. Kegiatan praktik lapangan meliputi minimal 600 jam nyata. Hal ini disesuaikan dengan standar Internasional Konselor professional”.
UNP, 2009:15. 3
Struktur dan Cakupan Kurikulum Pendidikan Profesi Konselor Struktur dan cakupan kurikulum Pendidikan Profesi Konselor meliputi
kegiatan praktik lapangan dan analisisnya yang mencakup aspek-aspek,
76
a Format layanan individual dan kelompok.
b Wawasan lintas budaya dan lintas kelembagaan.
c Pengukuran evaluasi dan akuntabilitas layanan.
d Kode etik profesi
e Praktik pribadi UNP, 2009:10.
Landasan akademik substansi mata kuliah dan kurikulum Pendidikan Profesi Konselor pada dasarnya telah dikuasai oleh mahasiswa sewaktu mereka
menempuh program S-1 Bimbingan dan Konseling. Program Pendidikan Profesi Konselor pada hakekatnya merupakan
kelanjutan dari S-1 Bimbingan dan Konseling, pada Program Pendidikan Profesi Konselor lebih menitiberatkan pada praktik lapangan yang memiliki presentase
bobot lebih besar daripada pembelajaran yang bersifat teoritik kebalikan dari kurikulum Program Pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling. hal
tersebut dikarenakan tujuan akhir daripada Program Pendidikan Konselor PPK ini adalah untuk mencetak Konselor yang tidak hanya menguasai kompetensi
akademik tetapi juga menguasai kompetensi profesional, sehingga meningkatkan profesionalitas Konselor dalam menyelenggarakan layanan-layanan Bimbingan
dan Konseling.
2.3.4 Organisasi Profesi Konselor